Inibaru.id – Membicarakan naga, pasti yang terpikir adalah hewan mitologi yang bisa terbang dan menyemburkan api. Ukurannya juga sangat besar. Eh, kamu tahu nggak kalau naga itu ada di dunia nyata dan ada di Indonesia? Sang naga tersebut memang nggak benar-benar naga, melainkan kadal terbang Draco.
Kalau melihat bentuk naga, memang mirip seperti hewan-hewan dari keluarga kadal, ya Millens. Makanya, kadal terbang Draco ini dianggap sebagai representasi naga di dunia nyata. Tapi ukurannya sangat kecil, jauh lebih kecil dari bayangan naga-naga yang ada dalam cerita fiksi.
Nah, kadal yang masuk dalam keluarga kadal Agamidae ini memang sangat berbeda dari kadal pada umumnya. Mereka punya sayap yang bisa direntangkan. Hal ini membuat mereka bisa terbang, Millens.
Sebenarnya sih, secara teknis nggak benar-benar terbang, melainkan melayang atau melompat dalam jarak yang cukup jauh.
Ada sejumlah spesies dari kadal terbang Draco ini. Hewan yang hidup di hutan hujan tropis Asia Tenggara ini bisa berupa spesies Draco Volans, Draco Cornutus, Draco Boschma, Draco Maximus, Draco Beccarii, serta Draco Obscurus.
Kalau di Indonesia, yang bisa ditemui adalah jenis Draco Volans yang dikenal dengan nama lokal Cekibar atau cecak terbang.
Ukuran tubuh kadal terbang Draco sekitar 20 sampai 25 cm saja saat dewasa. Nah, sayap di tubuhnya berada di belakang kaki depan. Kalau direntangkan, tubuh kadal terbang ini terlihat seperti lingkaran sempurna, Millens.
Yang menarik, sayap ini nggak berbulu sebagaimana yang dimiliki burung, melainkan perpanjangan dari tulang rusuk yang dibungkus oleh kulit tipis. Meski begitu, kulit tipis ini sangatlah kuat sehingga bisa dipakai kadal terbang Draco melayang dari satu pohon ke pohon lainnya.
Nah, apa alasan mereka terbang dari satu pohon ke pohon lain ini? Ternyata sih, karena makanan mereka memang seringkali ada di pohon, tepatnya berupa serangga atau semut. Jadi, jika di satu pohon mereka nggak lagi menemukan mangsa, bakal berpindah ke pohon lainnya.
Meski sebagian besar hidup di atas pohon, kadal terbang Draco juga nggak lupa dengan “fitrah” kadal pada umumnya untuk turun ke tanah. Biasanya sih mereka melakukannya pas musim kawin. Jadi, sang betina bisa langsung bertelur dan menyimpannya di dalam tanah atau tumpukan dedaunan, Millens.
Namun, telur yang biasanya nggak lebih dari 5 butir ini nggak bakal dierami, melainkan langsung ditinggal naik lagi ke atas pohon. Hm, begitu lahir sang anak jadi mandiri deh.
Kadal terbang ini bisa kamu temui di hutan-hutan lebat yang ada di kawasan Sumatra, Pulau Nias, Kepulauan Mentawai, Bangka-Belitung, dan Kalimantan. Di Jawa, jumlahnya sudah sangat sedikit sehingga sangat jarang ditemui.
Penasaran dengan kadal terbang Draco, sang naga dari Indonesia, Millens? (Kum, Wik/IB09/E05)