Inibaru.id – Jumat (6/12) saya berkesempatan untuk mengunjungi salah satu masjid terbesar di Semarang, yaitu Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Tujuan saya berkunjung adalah untuk melihat bagaimana MAJT yang juga berperan menjadi kunjungan wisatawan dan memiliki menara setinggi 99 meter, perpustakaan “Cheng Ho”, hingga center shop ini mewadahi kaum disabilitas.
Di pintu masuk utama menuju ruang utama masjid saya melihat di samping tangga terdapat jalanan menurun yang cukup landai. Saya berjalan ke tempat itu dan menurut saya ukurannya cukup bagi pemakai kursi roda untuk bisa masuk. Nggak hanya di depan gedung, di bagian menuju tempat parkir dan jalan menuju tempat wudu perempuan pun ketika lewat sisi kiri, akses jalan yang landai sangat mudah dilewati siapapun.
Para penyandang disabilitas dapat naik ke Manara MAJT menggunakan lift, di samping bangunan Menara juga terdapat ramp yang aksesibel. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)
Penasaran bagaimana MAJT memberikan fasilitas pada kaum disabilitas, saya pun bertemu dengan Kasubag Humas MAJT Ika Ratna Yuni Wulandari. Dia banyak memberikan penjelasan terkait program MAJT yang pro dengan kaum disabilitas serta infrastruktur lain yang mendukung bagi kelompok yang berkebutuhan khusus tersebut.
Beberapa fasilitas yang aksesibel bagi kaum disabilitas adalah tersedianya ruang wudu, ruang solat, tempat parkir, kamar mandi, dan menara MAJT. Untuk ruang solat, MAJT memfasilitasi kaum disabilitas di lantai satu, jika dirasa nggak kesulitan untuk naik bisa juga salat di ruang utama masjid yang terletak di lantai tiga.
Untuk kamar mandi sendiri, Ika menjelaskan karena kamar mandi masih dengan konsep settingan awal saat masjid berdiri, dia mengakui memang masih belum sesuai standar kaum disabilitas. Meski begitu dia mengatakan jika akses ke kamar mandi mudah.
"Kamar mandi kita kan banyak. Kemudian sangat mudah dicapai dari aula, hanya jalan sedikit sudah sampai. Insha Allah direncanakan kita akan menyesuaikan. Kita bangun untuk kebutuhan kawan-kawan difabel," katanya.
Tempat parkir MAJT. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)
Selain jalan utama masjid yang mudah diakses, Menara MAJT ternyata juga ramah kaum disabilitas. Sebelum lift lantai pertama terdapat jalur khusus untuk difabel. "Di menara juga demikian ada akses kursi roda. Di menara kami di lantai 2 dan 3 ada museum kemudian di lantai 19 ada menara pandang. Di sana kita bisa menikmati Kota Semarang. Jadi kita naik ke atas 99 meter tingginya itu, menggunakan lift," ujarnya.
Di kesempatan yang lain, Hendrar Prihadi, Wali Kota Semarang selepas membuka peluncuran kaleder event Kota Semarang menuturkan kalau sejauh ini Pemerintah Kota Semarang sudah berusaha menyediakan infranstuktur untuk memudahkan penyandang disabilitas dalam beraktivitas di tempat umum atau wisata. Meskipun memang belum sepenuhnya.
“Kalau di tempat aset pemerintah Kota Semarang kami sudah coba melengkapi, misalnya toilet yang ramah terhadap teman-teman disabilitas. Sementara di tempat-tempat wisata milik swasta kami sudah kirimkan surat-surat himbauan supaya ada fasilitas yang mampu melayani teman-teman disabilitas,” kata Hendi, Jumat (7/12), di Plaza Kandri Semarang.
Kamar mandi MAJT masih mudah dijangkau. (Inibaru.id/ Isma Swastiningrum)
Ketika Inibaru.id mengkonfirmasi hal tersebut pada Ika, dia mengungkapkan jika pihak MAJT belum menerima surat imbauan tersebut. "Belum ada surat masuk tentang itu," tutur Ika.
Meski belum mendapat surat imbaunan, Ika menjelaskan bangunan awal masjid memang belum mencukupi dan ke depannya akan disediakan fasilitas-fasilitas yang lebih mempermudah kaum difabel. Termasuk merencanakan toilet khusus difabel, penunjuk jalan, dan infrastruktur lainnya.
Semoga pembangunan ke depan lebih baik lagi ya, Millens. (Isma Swastiningrum/E05)