Inibaru.id - Setiap 1 Februari, dunia memperingati World Hijab Day atau Hari Hijab Sedunia, sebuah momentum untuk merayakan kebebasan berbusana sekaligus melawan stereotip negatif yang kerap melekat pada perempuan berhijab.
Seiring berjalannya waktu, pandangan global mulai berubah. Hijab yang dulu dianggap sebagai batasan, kini diakui sebagai bagian dari identitas yang justru memperkuat posisi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, karier, dan sosial.
Banyak perempuan berhijab telah membuktikan bahwa kain yang mereka kenakan bukan penghalang untuk meraih mimpi. Dari dunia politik, sains, hingga olahraga, sosok-sosok inspiratif muncul dan menunjukkan bahwa hijab nggak mengurangi kemampuan atau profesionalisme mereka. Mereka hadir sebagai pemimpin, ilmuwan, atlet, hingga seniman yang prestasinya diakui secara global.
Di Indonesia sendiri, semakin banyak perempuan berhijab yang menduduki posisi penting di berbagai bidang. Mereka nggak hanya sukses secara individu, tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk terus berkarya tanpa takut akan stigma atau diskriminasi.
Hari Hijab Sedunia menjadi pengingat bahwa pilihan untuk berhijab adalah bagian dari hak asasi manusia, sama seperti hak untuk menentukan jalan hidup. Ini adalah simbol kebebasan, bukan keterbatasan. Perempuan berhijab mampu berdiri sejajar, membuktikan bahwa nilai, kerja keras, dan dedikasi adalah kunci utama dalam meraih kesuksesan.
Nggak Ada yang Perlu Ditakuti dari Hijab
Hijab sering kali menjadi topik yang memicu berbagai reaksi, mulai dari dukungan penuh hingga prasangka negatif. Namun, jika kita memahami lebih dalam, tidak ada alasan untuk merasa takut atau khawatir terhadap hijab. Hijab bukanlah simbol penindasan atau keterbelakangan, melainkan bagian dari ekspresi identitas, keyakinan, dan pilihan pribadi yang patut dihormati.
1. Hijab adalah Pilihan, Bukan Paksaan
Banyak perempuan yang memilih mengenakan hijab sebagai bentuk ketaatan terhadap ajaran agama atau sebagai wujud komitmen pribadi terhadap nilai-nilai yang mereka yakini. Pilihan ini sama seperti seseorang memilih gaya berpakaian tertentu yang membuatnya merasa nyaman dan percaya diri. Menghormati hijab berarti menghargai kebebasan individu dalam mengekspresikan dirinya.
2. Hijab Nggak Mengurangi Kemampuan atau Potensi
Perempuan berhijab telah membuktikan bahwa penampilan tidak menentukan kompetensi. Mereka sukses di berbagai bidang —mulai dari pendidikan, sains, politik, seni, hingga olahraga— dan menunjukkan bahwa hijab nggak menghambat langkah mereka. Prestasi mereka adalah bukti nyata bahwa kemampuan dan dedikasi jauh lebih penting daripada apa yang dikenakan.
3. Hijab Bukan Penghalang Interaksi Sosial
Ada anggapan bahwa perempuan berhijab sulit bergaul atau tertutup. Padahal, hijab tidak membatasi seseorang untuk bersosialisasi, berkontribusi di masyarakat, atau membangun relasi profesional. Justru banyak perempuan berhijab yang aktif dalam komunitas, memimpin organisasi, dan menjadi agen perubahan di lingkungan mereka.
4. Hijab Bukan Ancaman terhadap Nilai Universal
Sebagian orang mungkin melihat hijab sebagai sesuatu yang asing atau bertentangan dengan nilai-nilai kebebasan. Faktanya, hijab justru mencerminkan hak individu untuk memilih bagaimana mereka ingin tampil di depan publik. Menghormati hijab berarti mendukung prinsip dasar kebebasan beragama dan berekspresi, yang merupakan bagian dari nilai-nilai universal yang dijunjung tinggi di seluruh dunia.
5. Hijab adalah Simbol Keberagaman yang Memperkaya Masyarakat
Di tengah dunia yang semakin global dan multikultural, keberagaman adalah kekuatan. Hijab adalah bagian dari mosaik budaya yang memperkaya perspektif kita tentang dunia. Dengan memahami dan menerima hijab, kita turut memperkuat toleransi dan menghargai perbedaan yang ada di sekitar kita.
Pada akhirnya, nggak ada yang perlu ditakuti dari hijab. Sebaliknya, kita bisa belajar banyak tentang keberanian, komitmen, dan kebebasan dari perempuan-perempuan yang memilih untuk berhijab. Mereka adalah contoh bahwa keyakinan pribadi dan profesionalisme bisa berjalan beriringan tanpa harus saling bertentangan.
Apa kamu juga merayakan Hari Hijab Sedunia juga, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)