Inibaru.id – Gelombang tinggi yang mengintai pesisir laut selatan Indonesia masih terus terjadi. Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan fenomena yang terjadi sejak 22 Juli ini masih akan berlangsung hingga 5 Agustus mendatang.
Melansir Antaranews.com, Rabu (1/8/2018), Kepala Bagian Humas BMKG Hary Djatmiko meminta masyarakat mewaspadai gelombang tinggi di sejumlah perairan di Indonesia hingga seminggu ke depan.
“Untuk tujuh hari ke depan hingga 5 Agustus 2018, masyarakat terutama nelayan perlu mewaspadai potensi gelombang tinggi yang dapat mencapai 4-6 meter,” kata Hary.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menerangkan, gelombang tinggi mencapai 4-6 meter itu berpeluang terjadi di perairan Sabang, Mentawai, Bengkulu hingga barat Lampung, Selat Sunda bagian selatan, perairan selatan Jawa hingga Pulau Sumba, Selat Bali, Selat Lombok, serta Selat Alas bagain selatan.
Selama 31 Juli hingga 2 Agustus, tinggi gelombang diprakirakan akan menurun ke status berbahaya, tapi akan naik kembali ke kategori sangat berbahaya pada 3-4 Agustus mendatang. Berikut prakiraan BMKG terhadap tinggi gelombang yang ada di beberapa wilayah perairan di Indonesia.
Gelombang kategori sedang setinggi 1,25 sampai 2,5 meter berpeluang terjadi di Selat Ombai, Selat Sape bagian selatan, Laut Timor, Laut Natuna, Perairan utara Kepulauan Natuna, Selat Karimata, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Bali.
Kategori sedang juga berpeluang terjadi di Laut Flores, perairan timur Sulawesi Tenggara, Laut Maluku, Laut Seram, perairan utara Papua, perairan Fak-fak hingga Kaimana, perairan selatan Ambon, Laut Banda, perairan Kepulauan Sermata hingga Kepulauan Taanimbar, perairan Kepulauan Kai hingga Kepulauan Aru, serta Laut Arafuru.
Sementara itu, tinggi gelombang yang mengahantam Selat Malaka bagian utara, perairan barat Aceh, perairan timur Pulau Simeulue hingga Nias, Selat Sumba bagian barat, perairan selatan Pulau Sawu hingga Pulau Rote, dan Laut Sawu diprakirakan mencapai 2,5 sampai 4 meter.
Berdasarkan hasil analisis BMKG, gelombang tinggi ini disebabkan dua hal yaitu kecepatan angin yang tinggi dan adanya Mascarene High di Samudera Hindia (Barat Australia). Mascarene High merupakan kondisi tekanan tinggi yang bertahan di Samudera Hindia (barat Australia) yang memicu terjadinya gelombang tinggi di perairan selatan Indonesia.
Duh, semoga gelombang tinggi di beberapa wilayah perairan Indonesia segera surut ya agar para nelayan bisa kembali melaut. (IB13/E04)