inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Gara-Gara Ini, Burung Kuntul Srondol Semarang Kini Tinggal Kenangan
Rabu, 13 Jan 2021 12:16
Penulis:
Audrian Firhannusa
Audrian Firhannusa
Bagikan:
Burung kuntul di Jalan Setiabudi Srondol lambat laun menghilang. (Pixabay)<br>

Burung kuntul di Jalan Setiabudi Srondol lambat laun menghilang. (Pixabay)<br>

Dulu, setiap kali lewat Jalan Setiabudi, Srondol, Semarang, pasti bisa dengan mudah melihat burung kuntul berwarna putih di pohon asam yang rimbun. Nah, belakangan ini pemandangan itu sirna. Kemana ya burung-burung itu pergi?<br>

Inibaru.id - Warga Kota Semarang pasti akrab dengan pemandangan burung kuntul atau blekok berwarna putih yang bertengger di pepohonan asam sepanjang Jalan Setiabudi, Srondol. Bahkan, banyak orang yang mengaku pernah kejatuhan kotorannya yang berceceran dan mengotori aspal.

Sayangnya, pemandangan yang sangat alami di tengah-tengah kota ini kini sirna. Sudah sangat jarang kita bisa kembali melihat burung kuntul bertengger di sana. Ada apa ya?

Salah seorang warga Srondol Kulon, Tarmuji ternyata menyadari hal ini. Dia mengaku sudah lama nggak melihat burung kuntul di Jalan Setiabudi, Srondol

"Sudah lama banget nggak liat blekok di sini. Soalnya sekarang kan suasananya tambah ramai, jadi mungkin saja pindah ke tempat lain. Beda kalau pas zaman saya masih SMA kan masih sepi. Banyak blekok yang bikin sarang diatas pohon asam," kata pria 56 tahun ini, Selasa (12/1/2021).

Jalan Setiabudi Srondol yang biasanya dipenuhi burung kuntul. (Tribun)<br>
Jalan Setiabudi Srondol yang biasanya dipenuhi burung kuntul. (Tribun)<br>

Menurut penuturan Tarmuji, burung kuntul itu sempat jadi ciri khas Srondol. Jumlahnya puluhan ekor dan sering hinggap di pohon asam yang cukup rimbun di pinggir jalan.

Rasa kehilangan Tarmuji pada burung-burung tersebut juga dibenarkan oleh tim konservasi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Tengah. Petugas Pengendali Ekosistem Muda Hutan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jateng Budi Ambong mengatakan bahwa sejak beberapa tahun terakhir, kawanan burung kuntul sudah menghilang dari kawasan Srondol.

"Padahal kalau di era 80-an, jumlahnya sangat banyak. Sampai masuk Gang Klopo di belakang Srondol Agung," ungkapnya.

Sawah Berkurang, Burung Kuntul Ikut Hilang

Budi menilai jika hilangnya burung-burung kuntul ini disebabkan oleh perubahan fungsi lahan di sekitar Srondol dan Ngesrep yang semakin dipadati permukiman. Belum lagi ditambah Tembalang yang kini juga semakin padat semenjak Universitas Diponegoro boyongan dari Semarang Bawah.

Area persawahan yang menyempit membuat burung kuntul nggak betah. (Plimbi)<br>
Area persawahan yang menyempit membuat burung kuntul nggak betah. (Plimbi)<br>

"Tapi sebelum itu terjadi, ketika kampus Undip pindah dari Jalan Imam Barjo ke Semarang bagian atas, membuat areal sawah berubah jadi kampus. Terus semakin melebar dan ditambah ada kampung-kampung dan kos-kosan," sambungnya.

Sawah nggak hanya krusial bagi manusia. Bagi burung kuntul, sawah merupakan sumber mencari makan. Di sana mereka akan berburu ikan, cacing dan makanan lainnya. Jadi, ketika sawah berkurang, burung kuntul pun juga ikut menghilang.

Budi Ambong memperkirakan kawanan burung kuntul eksodus ke lokasi lain yang dianggap punya sumber pakan yang masih melimpah. Pasalnya, daya jelajah burung kuntul termasuk sangat jauh. Beberapa jenis bahkan bisa menjelajah antarpulau.

"Menariknya, kuntul sawah ini punya kebiasaan pagi bangun, lalu cari makan, siang sitirahat. Kemudian menjelang sore cari makan lagi dan dilanjut tidur di sarangnya. Makanya kalau sore dulunya sering orang-orang lihat burung kuntul di Srondol," pungkasnya.

Wah, sungguh disayangkan ya, Millens, pemandangan burung kuntul yang unik dan alami di Srondol kini tinggal kenangan. Kamu pasti bakal kangen deh. (Idn/IB28/E07)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved