Inibaru.id – Para peserta demonstrasi penolakan Omnibus Law yang ditahan di Mapolrestabes Semarang kedatangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Seorang diri, Ganjar datang sekitar pukul 22.00 WIB.
Begitu bertemu para demonstran, sosok yang juga sempat menjadi aktivis kampus tersebut langsung mengajak bercanda para pelajar yang ditangkap. Saat ditanyai, para pelajar ini mengaku hanya ikut-ikutan saja, bahkan ketika ditanya tuntutan demo, mereka nggak banyak tahu.
“Bangun tidur, di rumah sepi lihat handphone status pada ramai demo terus ikut. Nggak tahu demo apa. Tahunya demo RUU, nggak tahu isinya apa,” kata salah seorang siswa saat ditanya Ganjar.
Saling menyahut, bahkan ada juga yang mengaku ikut-ikutan demo karena kebetulan habis ikut UTS kemudian mampir sebentar ke arah orang demo.
Selain pelajar, Ganjar juga menghampiri kelompok buruh dan banyak berbincang dengan mereka. Para buruh ini mengaku ikut demo karena takut nggak diberi pesangon ketika di-PHK. Namun, para buruh yang ditanya Ganjar mengaku belum membaca naskah RUU Omnibus Law Cipta Kerja secara utuh.
"Ya saya hanya baca dari share-share-an teman," kata salah seorang buruh.
Nggak hanya tentang demo, Ganjar juga mengajak bicara soal kondisi ketenagakerjaan. Seorang buruh di perusahaan ekspedisi mengaku gajinya di bawah UMK. Ada juga karyawan warung kopi yang gajinya dipotong karena kondisi sulit di masa pandemi.
Ganjar juga sempat meminta nomor telpon beberapa pimpinan perusahaan tempat para buruh bekerja. Namun, saat ditelpon Ganjar, nomor pimpinan perusahaan buruh itu tak merespons.
Ajakan Kerja Bakti
Kericuhan pada demo yang berlangsung Rabu (7/10/2020) itu menyisakan banyak kerusakan, di antaranya pagar atau gerbang dan taman di depan Gedung DPRD Jawa Tengah. Maka, Ganjar pun kemudian iseng mengajak mereka kerja bakti memperbaiki semua itu.
"Siap, Pak!" jawab mereka dengan semangat.
Ganjar mengatakan, aksi demo yang merusak sebenarnya bisa dihindari jika mau mengedepankan komunikasi. Dia terutama prihatin pada pelajar yang turut terlibat, sementara mereka nggak tahu substansi yang disuarakan.
Baca Juga:
Menyapa Keluarga Pasijah, Sedekade Menjadi Yang Terakhir di Kampung Senik: Desa yang Hilang“Ini anak-anak lebih baik kan diedukasi secara benar, karena SMA/SMK ini kan tanggung jawab saya, tanggung jawab provinsi, sehingga kalau anak-anak itu, sebenarnya kami bisa memberikan fasilitas,” ucap Ganjar.
Ganjar menjelaskan, sejak awal dirinya juga mendorong pemerintah pusat dan DPR agar melakukan sosialisasi dan desiminasi untuk mengedukasi masyarakat tentang isi UU Omnibus Law tersebut. Jika sejak awal dilakukan, keributan seperti di Semarang ini nggak perlu terjadi.
“Kalau kemudian ada warga yang tak setuju, coba komunikasi. Kalau masih tetap tidak bisa, ya judicial review aja, kan semuanya jadi tertib,” tandasnya.
Apakah kamu berkenan jika diajak kerja bakti oleh Pak Ganjar, Millens? Ha-ha. (IB28/E03)