Inibaru.id - Imbauan pemerintah agar masyarakat bekerja dari rumah membuat beberapa kantor dan pusat keramaian tutup. Nggak heran, beberapa sektor hampir lumpuh karena kebijakan simalakama yang satu ini.
Pagi itu Karmadi, pengepul sampah di TPA Jatibarang Semarang terlihat lesu karena belum mendapatkan pemasukan. Laki-laki ini menjadi salah satu pihak yang merasakan dampak dari kebijakan Work From Home ini.
Karmadi yang setiap harinya mangkal di dekat TPA untuk menunggu pemulung menyetorkan sampah padanya mengaku pusing karena pabrik tempatnya menjual sampah kini tengah tutup.
“Yang biasanya membeli nggak mau datang, datang ke sana pabriknya tutup,” keluhnya.
Selama 10 hari belakangan dia mengaku nggak bisa mengirim sampah ke pabrik pengolahan plastik. Selain itu, pembayaran yang seharusnya dia peroleh dari beberapa pihak tersendat. Kini, Karmadi harus putar otak agar usahanya nggak kacau. Laki-laki ini mengaku terpaksa menurunkan harga sampah yang disetorkan kepadanya.
“Ya pemulung tetap cari. Tapi sementara harganya turun,” imbuhnya.
Sebagai Warga Negara Indonesia, dia sangat mendukung upaya pemerintah untuk mencegah penularan corona. Namun dia juga berharap pemerintah menyiapkan rencana untuk "menyelamatkan" pekerja sektor informal sepertinya.
“Nggak papa, tapi kalau pemerintah ngasih trus ngutangi duit saya ya mau,” selorohnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Giono yang juga merupakan pengepul sampah. Menurutnya pemerintah juga perlu memikirkan solusi untuk pekerja sepertinya. Cara terbaik yang seharusnya dilakukan pemerintah adalah cek lapangan.
“Di sini jual beli semua, ndak bisa kalau kayak gini. Situasi kayak gini berdampak pada banyak bidang,” timpal Giono.
Ya, mereka berdua merupakan contoh pekerja harian yang harus terus ikut menanggung kesulitan ekonomi akibat corona. Semoga situasi seperti ini segera berakhir ya, Millens! (Zulfa Anisah/E05)