inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Candi Sukuh, Kisah Garuda, dan Inspirasi di Balik 'The Guardian of Nusantara' karya Alffy Rev
Senin, 19 Agu 2024 16:50
Bagikan:
Candi Sukuh berlokasi di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganya. (idetrips)

Candi Sukuh berlokasi di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganya. (idetrips)

Candi Sukuh menjadi inspirasi di balik karya musik "The Guardian of Nusantara" yang sedang trending saat ini. Candi ini memiliki banyak misteri yang membuatnya makin memikat.

Inibaru.id - Candi Sukuh, sebuah situs bersejarah yang terletak di lereng Gunung Lawu, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, telah lama menjadi simbol mistis dan spiritual dalam budaya Nusantara. Dikenal sebagai salah satu candi paling unik di Indonesia, Candi Sukuh menawarkan perpaduan yang menarik antara seni, budaya, dan spiritualitas kuno.

Nggak mengherankan jika candi ini menjadi sumber inspirasi bagi seniman modern seperti Alffy Rev dalam menciptakan karya-karya musik yang mendalam, salah satunya adalah "The Guardian of Nusantara".

Menilik laman Badan Otorita Borobudur milik Kemenparekraf pada 3 Juni 2021, Candi Sukuh pertama kali ditemukan pada tahun 1815 oleh Johnson, Residen Surakarta. Dia awalnya melakukan penelitian untuk mengumpulkan data bagi penulisan buku The History of Java oleh Thomas Stamford Raffles.

Setelah masa pemerintahan Britania Raya berakhir, pemugaran pertama Candi Sukuh dilakukan oleh arkeolog Belanda, Van Der Vlies, yang memulai penelitiannya pada tahun 1928. Fakta ini menunjukkan bahwa Candi Sukuh telah lama berdiri dan terus terawat hingga kini.

Dilansir dari situs resmi Kebudayaan Kemendikbud, Candi Sukuh diperkirakan berdiri pada abad 15 M di masa pemerintahan Ratu Suhita. Candi ini juga dikenal dengan julukan ‘The Last Temple’. Pasalnya, sejumlah peneliti meyakini bahwa candi ini merupakan candi Hindu terakhir, diperkirakan dibangun pasa masa akhir Kerajaan Majapahit.

Hal ini tampak pada beberapa "pakem" khas Hindu yang nggak ditemukan. Salah satunya arah candi yang menghadap barat. Padahal, candi Hindu biasanya menghadap ke timur.

Selain itu, ada beberapa tabir yang masih menutupi candi ini. Tapi justru itu yang menambah daya tariknya. Misalnya, bentuk candi yang lebih menyerupai piramida Suku Inca di Peru dan pengerjaannya yang terkesan cepat dan kasar.

Konon, arsitektur Candi Sukuh yang demikian mengadaptasi kebudayaan megalithikum pra-hindu di Jawa pada masa itu. Pengaruh era Megalitikum tersebut tampak dari bentuk bangunan Candi Sukuh yang berupa teras berundak.

Penetral Kekuatan Jahat

Relief Sudamala di Candi Sukuh. (Wikipedia)
Relief Sudamala di Candi Sukuh. (Wikipedia)

Yang menarik, Candi Sukuh dipercaya sebagai pembias gangguan jahat. Yap, konon candi ini dibangun untuk menangkal kekuatan jahat. Dalam hal ini, pemecah atau penetral hal-hal jahat. Dugaan itu didapat dari cerita Sudamala dan Garudheya yang ada di relief candi.

Pada cerita Sudamala, diceritakan, Dewi Durga yang menyamar menjadi Dewi Kunthi mendatangi Sadewa dan meminta bantuan untuk meruwatnya. Tujuan sebenarnya agar Sang Dewi bisa kembali berubah wujud menjadi Dewi Uma.

Sementara pada Garudheya berkisah mengenai seorang anak berbentuk setengah garuda, setengah manusia yang berusaha membebaskan ibunya dari perbudakan.

Hm, sepertinya ada benang merah yang bisa kita ambil dari kisah ini. Kisah Garudheya menjadi simbol pembebasan bangsa dari penjajah asing. Yang berarti juga membebaskan diri dari kekuatan jahat yang membuat bangsa lemah tanpa daya. Ia penjaga dari semua mara bahaya.

Alffy Rev emang nggak pernah gagal bikin kita terkesima ya? Dapat banget poinnya. Betewe, kamu sudah pernah ke Candi Sukuh, Millens? (Siti Zumrokhatun/ E01)

Komentar

OSC MEDCOM
inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved