Inibaru.id - Menjelang masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru), arus penumpang kereta api mulai meningkat. Bersamaan dengan itu, potensi barang bawaan tertinggal pun ikut naik. Data KAI Daop 4 Semarang mencatat, sepanjang Januari–Oktober 2025 saja, ada 440 barang yang tertinggal di stasiun maupun kereta. Jika ditotal, nilainya mencapai lebih dari Rp923 juta.
Yang cukup mengkhawatirkan, dari ratusan barang itu, 74 di antaranya adalah barang berharga seperti handphone, laptop, proyektor, hingga perhiasan. Situasi ini membuat KAI Daop 4 kembali mengingatkan para pelanggan agar lebih teliti saat bepergian, terutama menuju puncak mobilitas Nataru yang biasanya sangat padat.
Manager Humas KAI Daop 4 Semarang Franoto Wibowo mengatakan, perusahaan terus memperkuat aspek keselamatan, keamanan, dan layanan bagi para penumpang. Salah satunya melalui layanan Lost and Found, yang menjadi garda depan dalam penanganan barang tertinggal.
“KAI Daop 4 Semarang meningkatkan pelayanan aman dan terpercaya melalui layanan Lost and Found. Layanan ini membantu pelanggan menemukan barang yang tertinggal di stasiun maupun di kereta api,” ujar Franoto.
Jika pelanggan kehilangan barang, laporan bisa segera disampaikan kepada kondektur, petugas keamanan Polsuska, atau melalui KAI Contact Center 121. Setelah laporan masuk, petugas akan melakukan penelusuran. Ketika barang ditemukan dalam waktu singkat, penyerahan dilakukan langsung di stasiun. Jika butuh waktu lebih lama, pelanggan mendapatkan pembaruan perkembangan pencarian.
"Setelah laporan diterima, petugas melakukan penelusuran dan mengembalikan barang secara langsung jika segera ditemukan. Jika memerlukan waktu lebih lama, pelanggan akan mendapatkan informasi perkembangan pencarian," ujar Franoto.
Untuk pengambilan, pelanggan wajib membawa identitas diri. Informasi barang temuan juga diumumkan lewat pengeras suara di stasiun. Adapun barang berupa makanan hanya disimpan maksimal 1×24 jam demi menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan stasiun.
Menariknya, setiap barang yang ditemukan tidak hanya disimpan, tetapi juga dilabeli, diverifikasi, dan dicatat dalam database nasional Lost and Found KAI. Artinya, pelaporan dan pencarian bisa dilakukan di stasiun mana saja, membuat prosesnya lebih cepat dan efisien.
Dalam momen menjelang Nataru, Franoto kembali menekankan agar pelanggan nggak lengah.
“Kami mengajak pelanggan untuk selalu memeriksa kursi, rak bagasi, dan area sekitar sebelum turun dari kereta,” tutup Franoto.
Dengan arus mobilitas yang semakin tinggi, kewaspadaan kecil seperti memeriksa ulang tempat duduk bisa menyelamatkan pelanggan dari kerugian besar. Kereta boleh melaju cepat, tetapi perhatian pada barang bawaan tetap nggak boleh kendor. Betul nggak, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)
