Inibaru.id – Bicara tentang Desa Banyusumurip, sebagian orang mungkin akan teringat pada keris. Desa yang berada di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, ini memang lebih dikenal sebagai pusat pembuatan keris. Namun, lebih dari itu, desa tersebut juga menyimpan kisah lain, salah satunya datang dari Pasareyan Banyusumurup.
Pasareyan Banyusumurupan menjadi bagian dari sejarah Kesultanan Mataram. Di pemakaman ini terdapat kisah haru dan penuh darah tentang para bangsawan yang melakukan kraman (pemberontakan). Dari 52 batu nisan di sana, sebanyak 32 nisan memiliki keterkaitan dengan Pangeran Puger atau yang lebih dikenal sebagai Sultan Pakubuwono I.
Salah satu kisah yang dikenang hingga sekarang adalah kisah Raden Ayu Lembah. Anak perempuan Pangeran Puger ini dibunuh sang adik setelah diketahui menjalin hubungan terlarang dengan Raden Sukro, putra Adipati Sindurejo.
Susuhanan Amangkurat III, suami Raden Lembah Ayu, kemudian juga membunuh para dayang permaisurinya dengan melemparkan mereka ke kandang harimau.
Versi Lain
Versi lain dari kisah Raden Lembah Ayu dan Raden Sukro, yang tertulis dalam Babad Tanah Jawi, justru Pangeran Puger-lah yang memerintah anak laki-lakinya untuk membunuh anak perempuannya.
Pasareyan ini memang bukan tempat yang tepat untuk kamu yang mencari cerita kepahlawanan. Namun, jika pengin mempelajari sejarah bangsa, tempat ini bakal membawamu pada wajah lain Kesultanan Mataram.
Selain kisah Raden Lembah Ayu dan Raden Sukro, makam ini menjadi saksi dikuburnya puluhan jenazah bangsawan yang melakukan pemberontakan pada sang penguasa.
Baca Juga: Dari Banyusumurup Yogyakarta, Keris-Keris Pusaka Tercipta
Hm, sejarah yang cukup memilukan! Namun, begitulah sejarah. Kira-kira, tempat bersejarah mana lagi yang pengin kamu kunjungi jika ke Yogyakarta, nih? (IB10/E03)