Inibaru.id - Kabarnya salah satu tempat prosesi pernikahan dari Kaesang Pangarep yang bakal digelar beberapa hari lagi adalah Loji Gandrung. Kirab kereta kencana yang dinaiki putra bungsu Presiden Jokowi itu akan dimulai dari sana.
Kali ini kita nggak akan membahas soal pernikahan anak presiden, tetapi gedung bersejarah Loji Gandrung. Gedung tersebut merupakan rumah dinas Walikota Solo, Millens. Bangunan berarsitektur Eropa itu kerap mencuri perhatian wisatawan yang berkunjung ke Solo.
Nggak sulit ditemukan, Loji Gandrung berlokasi di jalan utama Slamet Riyadi, Solo. Setiap akhir pekan masyarakat Solo bisa menikmati acara Car Free Day (CFD) dan berswafoto di sana.
Nggak cuma jadi tempat berkumpul para warga, lebih dari itu Loji Gandrung memiliki sejarah yang panjang dan menarik untuk disimak.
Melansir dari situs resmi Cagar Budaya Kemendikbud, bangunan Loji Gandrung sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Dahulu, bangunan tersebut merupakan kediaman Johannes Augustinus Dezentje. Dia menikah dengan salah seorang anggota Kesultanan Surakarta yang bernama Raden Ajeng Ayu Cokro Kusumo pada 1819.
Asal Nama Loji Gandrung
Rumah Dezentje itu dikenal memiliki hiburan gamelan, taman, dan pekarangan yang luas serta dikelilingi benteng. Nggak heran jika rumah tersebut dikabarkan sering menjadi tempat bersosialisasi antarkalangan elit Eropa dengan pesta makan, minum, dan berdansa.
Dari kegiatan tersebut, masyarakat menganggap orang-orang Eropa menyerupai orang yang sedang "gandrung" atau jatuh cinta. Sehingga secara harfiah bisa kita pahami makna Loji Gandrung adalah rumah kolonial (Loji) yang digunakan untuk bersenang-senang (Gandrung).
Namun, mengutip dari Kompas, (27/2/2021), sejarawan Susanto memiliki pendapat yang berbeda. Dia menilai, tempat berpesta dan berdansa pada masa itu bukan Loji Gandrung, melainkan Harmoni Straat.
"Kalau tempat dansa, saya kira nggak ada. Itu di Harmoni Straat tempat untuk berdansa, tepatnya di belakang benteng," terangnya.
Rumah Bung Karno
Nama Loji Gandrung, kata dia, justru muncul dari kekaguman Presiden Sukarno terhadap tokoh wayang orang Sriwedari bernama Rustam dan Darsi. Rustam biasa memerankan tokoh Gatotkaca sedangkan Darsi sebagai Pregiwa.
"Soekarno kagum hingga terinspirasi cara berbicara Rusman dan Darsi, sehingga pidato Soekarno pun gayanya seperti mereka," tutur Susanto.
Jika Soekarno berkunjung ke Solo, lanjut dia, pertunjukan wayang dengan lakon "Gatotkaca Gandrung" selalu ditampilkan. Sehingga dari situlah nama Loji Gandrung digunakan.
Oia, perlu kamu tahu, selain pernah menjadi markas bagi Kolonel Gatot Subroto untuk menyusun strategi melawan Belanda pada Agresi Militer II tahun 1948-1949, Loji Gandrung juga sering menjadi tempat menginap Presiden Sukarno. Itulah alasan Loji Gandrung disebut juga Rumah Bung Karno.
Kamu penasaran dengan gedung yang bernilai klasik dan menjadi kebanggaan masyarakat Solo ini, Millens? Maka mampirlah jika kamu mengunjungi Kota Solo, ya! (Siti Khatijah/E07)