Inibaru.id – Bilangan Malioboro, yang juga merupakan Kawasan Pecinan Yogyakarta, telah lama menjadi pusat bisnis dan perdagangan. Denyut perekonomian Kota Pelajar berdetak kencang di sana, menjalar di antara bangunan-bangunan klasik yang masih tegak berdiri, salah satunya Toko Roti Djoen.
Roti Djoen didirikan Tan Qian Ngau sekitar 1930-an. Toko yang berada di Ketandan, Kawasan Pecinan Yogyakarta, tersebut menjadi favorit warga Yogyakarta nggak lama setelahnya. Produk di sana memang istimewa, lantaran resepnya konseisten, diproduksi tanpa bantuan mesin, dan nggak menggunakan bahan pengawet.
Nah, karena nggak menggunakan bahan pengawet, aneka kue dan roti di Roti Djoen hanya bertahan sekitar satu hari. Jadi, perlu kamu pertimbangkan kalau pengin menjadikan penganan lezat ini sebagai buah tangan, ya!
Hm, rotinya menggugah selera ya! (Travelingyuk)
O ya, dari beberapa jenis roti dan kue yang tersedia di sana, kamu masih bisa menemukan onbitjkoek, roti rempah Belanda. Bersama roti sobek polos, roti rol polos, dan roti semir, produk tersebut telah diproduksi sebelum kemerdekaan.
Selain roti super-zadul itu, kamu juga bisa mencicipi roti pisangnya yang legendaris. Lalu, ada juga roti buaya yang berukuran kecil dan besar. Roti itu dijual seharga Rp 4.000, sedamglam yang mahal dibanderol sekitar Rp 70 ribu.
Penasaran dengan rasa roti buatan Toko Djoen? Datanglah pada pukul 12.00 WIB. Toko ini biasanya tutup pukul 20.00 WIB. Kalau kamu baru kali pertama datang ke sana, nggak ada salahnya membeli beberapa jenis kue sekaligus.
Ah, jadi pengin bernostalgia, nih. Err, maksudnya, jadi pengin makan roti dari Toko Djoen! Ha-ha. (IB15/E03)