inibaru.id - Di tengah konflik perbedaan keyakinan yang terus saja meruncing belakangan ini, ternyata disalah satu suku di pelosok desa Indonesia masih terdapat daerah yang amat menjunjung nilai toleransi. Hal tersebut yang dialami oleh keluarga Siti Khadijah warga suku Dayak Iban, Dusun Sungai Pelaik, Desa Malemba Kabupaten Kapuas Hulu Kalimantan Barat
Keluarga Siti Khadijah merupakan satu-satunya warga muslim di Dusun tersebut. Mereka hidup satu atap dengan keluarga Dayak Iban lainnya yang merupakan pemeluk agama kristen.
Siti khadijah yang sebelumnya bernama Mariyati merupakan seorang muallaf. Ia memeluk agama islam karena menikah dengan suaminya yang kini telah meninggal, Yusuf.
Meski berbeda keyakinan kehidupan di Dusun Pelaik ini tetap harmonis, tak ada perselisihan meskipun diliputi perbedaan. Seperti halnya ketika bulan Ramadan datang, keluarga Siti Khadijah tetap melaksanakan ibadah dibulan Ramadan seperti puasa, salat trawih tanpa terusik oleh warga sekitar.
“Kami tidak ada masalah jika ada warga yang berbeda agama, di Desa Pelaik ini kan ada agama islam dan kristen,” ujar Kaya tokoh masyarakat Desa Pelaik seperti yang dilansir oleh daring kompastv.com.
Selain itu, sikap toleransi juga terlihat oleh warga saat menggelar acara di Rumah Panjai. Pasalnya ketika mereka menggelar acara di tempat tersebut, warga selalu membedakan makanan untuk keluarga Siti Khadijah. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan jika keluarga Siti Khadijah sebagai keluarga muslim mendapatkan perlakuan yang layak menurut ajaran islam.
“Untuk makan kalau kadang-kadang ramai kita bagi, macam islam makannnya kita sendirikan,” tambah Kaya.
Warga Dusun Pelaik menyakini bahwa perbedaan merupakan hal yang biasa. Mereka juga mengganggap setiap perbedaan bukan tidak layak dijadikan sumber perpecahan. (NA)