Inibaru.id – Kampung Tirang yang berlokasi di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal hanya dihuni oleh 12 kepala keluarga saja. Lokasinya cukup unik karena meski nggak jauh dari pusat kota Tegal, Kampung Tirang ada di tengah muara yang dikelilingi oleh air laut sehingga nggak mudah diakses.
Nggak hanya itu, kampung ini berdiri di sebuah delta dengan luas 13,581 meter persegi saja. Kali aja kamu nggak tahu, delta adalah sebuah daratan yang terbentuk dari hasil pengendapan sedimen yang dibawa oleh aliran sungai. Jadi, Kampung Tirang terpisah oleh sungai dengan permukiman lainnya yang ada di lingkup wilayah satu kelurahan yang sama.
Baca Juga:
Batik Tegalan Terancam Punah, Benarkah?Karena lokasinya yang berada di kawasan kampung nelayan dan nggak jauh dari Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Kelurahan Tegalsari, mayoritas penghuni kampung ini bekerja sebagai nelayan. Rumah-rumah yang mereka huni juga merupakan bangunan semi permanen dengan dinding yang terbuat dari potongan kayu serta papan dan lantai yang masih berupa tanah.
Rumah-rumah tersebut juga nggak berdiri di lahan pribadi. Yap, bisa dikatakan, warga Kampung Tirang mendirikan rumah dengan cara yang ilegal karena ada di atas tanah milik negara.
Sayangnya, karena lokasinya yang cukup terpencil, warga Kampung Tirang kesulitan untuk mengakses layanan kesehatan. Demi mencapai Kota Tegal, mereka harus menyeberangi sungai dengan rakit atau perahu nelayan. Ada juga opsi lain, yaitu melewati jalan yang ada di Kelurahan Muarareja. Tapi, akses jalannya rusak parah.
Pengembangan Kampung Tirang
Omong-omong ya, keunikan kampung ini pernah diabadikan dalam sebuah film berjudul “Turah” yang dirilis tahun 2016, lo. Film yang disutradarai oleh Wicaksono Wisnu Legowo ini berkisah tentang kehidupan masyarakat Kampung Tirang di Kota Tegal yang terisolir selama bertahun-tahun. Katanya sih, berkat booming-nya film ini, masyarakat setempat akhirnya mendapatkan fasilitas listrik dan air bersih dari PDAM.
Selain menjadi inspirasi sebuah film, sejumlah akademikus dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta juga sempat merancang proyek percontohan kampung nelayan di Kampung Tirang. Bahkan, dana proyek ini kabarnya sudah didapat dari salah satu BUMN. Sayangnya, rencana yang sudah muncul sejak 2020 ini kandas di tengah jalan dan nggak terlaksana sampai sekarang.
Untungnya, pemerintah Kota Tegal masih memberikan perhatian ke kampung ini. Setidaknya, kampung ini masuk dalam salah satu proyek wisata bahari terbaru di kota tersebut. Program ini diinisiasi oleh masyarakat di Kelurahan Tegalsari. Harapannya, perekonomian warga yang sebelumnya terisolasi selama bertahun-tahun bisa jadi lebih baik.
Semoga saja nasib warga Kampung Tirang dan kondisi di sana semakin membaik, ya, Millens? (Sol, Lpm/IB32/E07)