BerandaTradisinesia
Senin, 1 Sep 2025 09:01

Cerita Eyang Suryo Kusumo dan Sejarah Penamaan Desa Mejobo Kudus

Penulis:

Cerita Eyang Suryo Kusumo dan Sejarah Penamaan Desa Mejobo KudusArie Widodo
Cerita Eyang Suryo Kusumo dan Sejarah Penamaan Desa Mejobo Kudus

Desa Mejobo di Kudus punya sejarah penamaan yang unik. (Google Street View)

Konon, Desa Mejobo berasal dari kata Bahasa Jawa 'kejobo' yang berarti kecuali. Seperti apa ya sejarah penamaan desa ini?

Inibaru.id – Berjarak sekitar 6 kilometer dari pusat kota Kudus, Desa Mejobo yang merupakan pusat pemerintahan dari Kecamatan Mejobo cukup terkenal di Kota Kretek. Salah satu yang bikin desa ini populer adalah adanya sejarah penamaannya yang cukup unik dan bersejarah.

Sejarah penamaan Desa Mejobo bermula dari kisah seorang tokoh asal Kerajaan Mataram bernama Suryo Kusumo. Eyang Suryo Kusumo merupakan seorang keturunan bangsawan yang memutuskan untuk masuk Islam dan menetap di wilayah yang kini dikenal sebagai Desa Mejobo.

Setelah memeluk Islam, dia berperan besar dalam menyebarkan agama tersebut, serta mengembangkan wilayah ini. Karena statusnya sebagai keturunan anggota Kerajaan Mataram, wilayah tempat tinggal Suryo Kusumo kemudian berstatus tanah bebas pajak yang dikenal dengan istilah "tanah perdikan."

“Makanya ada istilah dalam Bahasa Jawa, "mbayar pajak kejaba tanah iki," yang artinya hanya tanah tempat tinggal Suryo Kusumo yang bebas dari kewajiban pajak,” cerita Kiai Subkan, Ketua Pengurus Makam Suryo Kusumo sebagaimana dinukil dari Murianews, Senin (16/12/2024).

Jika kalimat itu diartikan, bermakna “membayar pajak, selain tanah ini”. Nah, kata "kejaba" yang berarti "selain" inilah yang lama kelamaan berkembang menjadi "Nggejobo" yang akhirnya berubah menjadi "Mejobo," nama yang kita kenal hingga kini.

Keistimewaan Desa Mejobo

Makam Eyang Suryo Kusumo di Desa Mejobo, Kudus. (Google Street View)
Makam Eyang Suryo Kusumo di Desa Mejobo, Kudus. (Google Street View)

Sebagai tanah perdikan, Desa Mejobo memiliki status istimewa yang membedakannya dari desa-desa lainnya. Tidak hanya terbebas dari pajak, desa ini juga menjadi pusat perkembangan agama Islam di kawasan tersebut. Makanya, Desa Mejobo selalu dijejali para peziarah yang datang untuk menghormati makam Eyang Suryo Kusumo.

Sebenarnya sih, setelah Suryo Kusumo meninggal dunia, tanah perdikan itu akhirnya kembali ke status semula, yaitu desa yang dikenakan pajak. Namun, meskipun status tanah perdikan tersebut berakhir, nama "Mejobo" kadung melekat dengan wilayah tersebut.

Omong-omong, Makam Suryo Kusumo yang terletak di antara tumpukan batu putih dikenal dengan sebutan "Makam Boto Putih" oleh masyarakat sekitar. Makam ini menjadi tempat ziarah yang penting, terutama pada malam Jumat Kliwon dan saat peringatan haul yang biasanya diikuti dengan kirab budaya.

Kirab ini melibatkan warga Desa Kirig dan Desa Mejobo, yang membawa gunungan berisi hasil bumi, nasi tiwul, dan ingkung ayam sebagai bentuk syukur atas perjuangan Suryo Kusumo dalam menyebarkan ajaran Islam di daerah tersebut.

Unik banget ya, Gez asal penamaan Desa Mejobo di Kudus. Kamu sendiri, pernah main ke sana, nggak, nih? (Arie Widodo/E07)

Tags:

Inibaru Indonesia Logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Sosial Media
A Group Member of:
medcom.idmetro tv newsmedia indonesialampost

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved