Inibaru.id – Kecamatan Mranggen, Demak dikenal sebagai salah satu penyuplai kaum komuter yang bekerja atau belajar di Kota Semarang setiap hari. Oleh karena itulah, bukan hal aneh melihat kemacetan di Mranggen pada pagi, siang, dan sore. Tapi, saat malam hari, keramaian yang didominasi kendaraan di siang hari berganti menjadi keramaian penggemar wisata kuliner. Mereka mencicipi pecel Mranggen yang memang biasanya baru buka pada malam hari.
Di jalan utama Mranggen yang didominasi ruko dan tempat usaha di samping kiri dan kanan, kamu bisa menemukan setidaknya 18 penjual nasi pecel Mranggen. Kebanyakan baru membuka warungnya pada pukul 18.00 dan tutup di waktu yang sangat larut, yaitu sekitar pukul 02.00 WIB.
Kok bisa tutupnya semalam itu? Di sekitar Mranggen banyak pabrik, Millens. Banyak pekerja shift siang atau sore yang baru pulang pada malam atau bahkan tengah malam. Nah, saat mereka merasa membutuhkan asupan makanan sebelum beristirahat, warung-warung pecel Mranggen itu pun jadi tujuan mereka.
Salah seorang penjual pecel yang buka di depan ruko-ruko yang sudah tutup tersebut adalah Atik. Warga asli Mranggen berusia 28 tahun ini kurang lebih setahun berjualan pecel Mranggen. Dia membukanya karena terinspirasi dari viralnya pecel Mranggen yang buka pada malam hari di media sosial.
“Sekitar lima tahun lalu, yang buka cuma beberapa warung. Tapi semenjak viral, kini sudah ada 18 penjual sepanjang jalan raya Mranggen,” cerita perempuan bernama lengkap Eko Murdiyatik tersebut sebagaiman dinukil dari Jatengpost, (20/5/2024).
Selain menjajakan nasi pecel dan lauk gorengan, menu lain yang dia sediakan adalah lodeh, rica-rica ayam, satai ayam, satai keong, dan lain-lain. Bersama dengan delapan karyawan yang setia membantunya memasak dan berjualan, Atik mengaku bisa menjual 250 porsi dalam semalam. Per malamnya, dia juga mampu menghabiskan 10 kilogram nasi, lo!
“Biasanya yang beli kalau habis maghrib itu keluarga. Kalau tengah malam anak-anak muda. Kalau akhir pekan, banyak komunitas motor atau komunitas lain yang juga mampir,” ceritanya.
Selain rasa yang mantap, alasan lain yang bikin warungnya selalu dijejali pembeli adalah harga per porsi nasi pecel yang disediakan masih murah meriah, yaitu Rp7 ribu.
“Rasa nasi pecel dan menu lainnya di sini enak. Harganya juga murah. Kalau kebetulan lagi lapar pas malam hari atau pas setelah saya pulang dari pengajian, saya biasa makan di sini,” ucap salah seorang pembeli yang sering datang ke warung tersebut, Hartoyo pada Minggu (22/7/2024).
Wah, menarik juga ya wisata kuliner malam nasi pecel Mranggen ini? Kamu pernah mencobanya nggak, Millens? (Arie Widodo/E10)