Inibaru.id - Kalau kamu berkendara dari Tugu Jogja ke arah Malioboro, pasti melewati jembatan legendaris yang ikonik ini. Jembatan Kewek namanya. Di tempat ini, banyak orang bikin foto atau video karena lokasinya yang ikonik. Apalagi, terkadang kamu bisa melihat kereta api lewat di atas jembatan tersebut.
Nah, di balik kesan Instagramable itu, Jembatan Kewek menyimpan perjalanan panjang sebagai salah satu infrastruktur penting di Yogyakarta. Dibangun oleh perusahaan kereta Belanda, Nederlands-Indische Spoorwegmaatschappij (NIS) pada 1920-an dan selesai pada 1928, jembatan ini awalnya menjadi penghubung utama antara kawasan elit Kotabaru, yang dulu dihuni warga Eropa, dengan pusat ekonomi yang kini dikenal sebagai Malioboro.
Makanya, nggak heran kalau jembatan yang bentuknya khas ini sering disebut sebagai “penjaga gerbang” Malioboro dari arah utara.
Tapi, namanya juga bangunan yang sudah berumur lebih dari satu abad, kondisinya kini jauh dari kata prima. Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo mengungkapkan bahwa kekuatan struktur jembatan sudah melemah. Artinya, Jembatan Kewek sedang berada dalam kondisi kritis.
"Kekuatan strukturnya tinggal 10-20 persen saja, sangat berbahaya (jika terus dilintasi kendaraan)," ucapnya sebagaimana dinukil dari Jogjainfo, Rabu (19/11/2025).
Pemerintah Kota Jogja pun bergerak cepat. Selain memasang garis larangan berhenti di area jembatan, kendaraan berat seperti bus dan truk sudah dilarang melintas karena dikhawatirkan bisa memperparah kondisi struktur.
Bukan hal mudah merenovasi Jembatan Kewek
Meski kondisi fisiknya mengkhawatirkan dan perlu perbaikan, status Jembatan Kewek sebagai cagar budaya tetap harus dipertahankan. Hasto memastikan, jika nantinya jembatan dibangun ulang, unsur-unsur historisnya tetap dijaga. Detail Engineering Design (DED) bahkan sudah rampung, tinggal menunggu anggaran sekitar Rp 12 miliar yang sedang diupayakan dari APBN maupun pemerintah provinsi. Jika dana cair, proses pembangunan diperkirakan memakan waktu sekitar enam bulan.
Menariknya, meski isu tentang jembatan ini cukup ramai, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X memilih tidak ikut campur terlalu jauh. Menurut beliau, urusan perbaikan sepenuhnya berada di kewenangan Pemkot Yogyakarta. Sultan menyebut akan melihat perkembangan terlebih dahulu sebelum mempertimbangkan dukungan dari tingkat provinsi ataupun pusat.
"Yang punya wewenang pemerintah kota. Kita menunggu dulu apakah provinsi perlu partisipasi atau nggak. Mau bikin jembatan baru atau yang lama diperbaiki, tunggu laporan dari kota dulu," ucap Sri Sultan sebagaimana dinukil dari Kompas, Senin (24/11).
Di tengah semua itu, Jembatan Kewek tetap menjalankan “tugasnya” sehari-hari: menjadi jalur penting yang selalu ramai, apalagi menjelang musim liburan padat pada akhir tahun nanti. Namun, dengan kondisi yang makin kritis, kehati-hatian wajib ditingkatkan. Pemerintah berharap perbaikan bisa segera dimulai, bukan hanya demi keselamatan pengguna jalan, tetapi juga demi menyelamatkan salah satu saksi bisu perjalanan sejarah Kota Yogyakarta.
Jadi, lain kali kamu melewati Jembatan Kewek, cobalah luangkan waktu sejenak untuk melihat ke sekeliling. Si kecil yang melegenda ini bukan hanya indah di kamera, tapi juga menyimpan kisah panjang yang layak dijaga. Semoga segera ada kabar baik soal proses perbaikannya, ya, Gez? (Arie Widodo/E07)
