Inibaru.id - Banyak orang mungkin mengira tubuhnya baik-baik saja. Tapi kenyataannya, sejak Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) digelar Februari 2025 lalu, banyak peserta yang baru sadar bahwa mereka punya masalah serius mulai dari hipertensi, diabetes, sampai gigi bermasalah.
Bahkan, data Kemenkes menyebutkan bahwa dari 8,2 juta peserta yang ikut, satu dari dua orang mengalami gangguan gigi dan mulut. Ini belum termasuk mereka yang diam-diam punya tekanan darah tinggi atau kadar gula melebihi batas, lo.
Yap, program yang jadi bagian dari Quick Win Presiden Prabowo Subianto ini memang nggak main-main. Tujuannya jelas, yaitu deteksi dini, edukasi, dan hidup sehat tanpa nunggu jatuh sakit dulu.
“Masalah gigi ternyata sangat tinggi, termasuk saya juga baru sadar; termasuk tiga masalah besar lainnya yakni hipertensi, diabetes, dan obesitas adalah faktor risiko utama penyakit jantung dan stroke, yang menjadi penyebab kematian pertama dan kedua Indonesia,” ujar Menkes RI Budi Gunadi Sadikin, belum lama ini.
Nggak hanya lansia, penyakit nggak menular ini kini mulai banyak menyerang usia muda juga. Bahkan, 1 dari 3 orang di atas 40 tahun mengalami hipertensi, dan 1 dari 10 mengidap diabetes. Ngeri nggak, sih?
“Kalau kita tahu lebih awal, kita bisa perbaiki. Entah dengan mengubah gaya hidup atau dengan pengobatan. Sehat itu investasi. Dan ini pesan langsung dari Presiden: Jaga kesehatan agar rakyat Indonesia bisa bekerja, produktif, dan membawa negara kita menjadi negara maju di tahun 2045,” katanya.
Obesitas pun jadi catatan tersendiri. Dari pengukuran lingkar pinggang, 50 persen perempuan dan 25 persen laki-laki sudah masuk kategori obesitas sentral. Jadi, yang masih santai meskipun jarang olahraga dan suka ngemil manis tiap malam, mungkin sudah waktunya cek lingkar pinggang juga.
Partisipasi Laki-Laki Rendah
Yang menarik, CKG ini ternyata juga membuka mata soal ketimpangan partisipasi. Perempuan terlihat lebih peduli terhadap kesehatannya, dengan 62,2 persen peserta berasal dari kelompok ini. Laki-laki? Hanya 37,7 persen. Padahal, penyakit nggak kenal gender.
Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes RI dr Endang Sumiwi juga menegaskan bahwa CKG ini bukan cuma pemeriksaan biasa. Pemeriksaannya disesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan masing-masing.
"Kalau ada yang bertanya, ‘kok teman saya diperiksa jantung, saya tidak?’ itu karena kita menyesuaikan dengan usia dan kondisi kesehatan. Tapi semua peserta pasti dapat layanan dasar, seperti cek tekanan darah, gula darah, mata, telinga, dan kesehatan jiwa,” tutup dr Endang.
O ya, program CKG Sekolah ini akan menyasar anak-anak dan remaja di sekolah, dengan fokus pada kesehatan gizi, mental, penglihatan, dan tumbuh kembang. Kerennya lagi, program ini digelar serempak di lebih dari 9.500 puskesmas di seluruh Indonesia.
“Dengan sisa waktu enam sampai tujuh bulan, kami optimis bisa menambah 30–40 juta peserta dari komunitas umum. Ditambah, mulai Juli nanti kita mulai program CKG Sekolah yang bisa menjangkau hingga 50 juta siswa,” ungkap dr Endang.
Nah, kalau kamu belum pernah ikut program ini, sekarang saatnya. Cek bisa dilakukan di puskesmas terdekat atau lewat aplikasi Satu Sehat Mobile. Ingat, sehat itu bukan hadiah, tapi hasil dari kesadaran dan kebiasaan.
Yuk, jangan tunggu sakit, Millens. Cek kesehatan sekarang dan mulai gaya hidup sehat dari hal-hal kecil yang bisa kamu ubah hari ini juga! (Siti Zumrokhatun/E10)