Inibaru.id – Bersepeda akhir-akhir ini menjadi gaya hidup yang banyak diminati oleh masyarakat. Selain bertujuan menyehatkan badan, bersepeda juga dapat membantu menghilangkan stres. Bahkan, World Health Organization (WHO) atau Organisasi Kesehatan Dunia merekomendasikan bersepeda sebagai salah satu olahraga yang baik untuk dilakukan oleh semua orang di masa pandemi Covid-19.
Manfaat bersepeda yang paling utama tentu saja adalah menyehatkan tubuh. Pasalnya, hampir semua bagian tubuh dan otot ikut terlibat saat kamu bersepeda. Sendi-sendi pada lengan dan tungkai juga ikut aktif, lo! Selain itu, bersepeda secara teratur dapat menurunkan kadar kolestrol jahat dalam darah, menguatkan otot jantung, dan menurunkan tekanan darah. Wah, banyak banget ya, manfaatnya!
Namun, perlu diketahui nih, bersepeda nggak harus ke luar rumah, lo. Kamu juga bisa memakai sepeda statis di dalam ruangan. Lantas, mana yang lebih baik, naik sepeda biasa atau menggunakan sepeda statis, ya?
1. Jumlah Kalori yang Dibakar
Studi di Harvard Medical School melaporkan ada beberapa jenis olahraga di pusat kebugaran yang dapat membakar kalori dengan lebih baik. Syaratnya, tempo latihan yang kamu lakukan harus konsisten.
Contohnya, seorang pria dengan berat 70 kilogram dapat membakar sebanyak 260 kalori dalam 30 menit dengan mengayuh sepeda statis menggunakan intensitas sedang dan sekitar 391 kalori selama 30 menit mengayuh sepeda dengan intensitas tinggi.
Sementara itu, bila mengayuh menggunakan sepeda biasa, pembakaran kalori akan lebih banyak. Hal ini bergantung pada kecepatan saat kamu mengayuh. Seperti contoh, pria dengan berat badan yang sama bisa membakar sampai 372 kalori ketika berada dalam kecepatan 14 sampai 16 mph, atau 446 kalori dalam kecepatan 16 sampai 19 mph. Aktivitas ini bisa dilakukan selama 30 menit.
2. Tingkat Kebugaran
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh American Council On Exercise (ACE), dihasilkan fakta bahwa dengan sepeda statis, denyut jantung dapat meningkat hingga 75 – 90 persen. Sayangnya, bersepeda statis nggak menuntut variasi gerakan otot-otot. Hanya otot hamstring yang kerjanya paling keras. Sementara itu, bersepeda biasa dapat memaksimalkan denyut jantung hingga 100 persen bila dilakukan dengan tepat.
3. Tingkat Kesulitan
Dari kedua jenis sepeda, tingkat kesulitannya jelas sangat berbeda. Kesulitan utama menggunakan sepeda statis adalah mengatasi rasa bosan. Sebab, kamu hanya dapat melakukan gerakan yang itu-itu saja di tempat yang sama.
Sementara itu, dengan bersepeda biasa, kesulitan utamanya adalah medan atau jalan yang akan dilalui. Sebab, semakin sulit medannya, semakin menantang teknik-teknik yang harus dilakukan. Hal ini tentu bisa membuat latihan otot semakin maksimal.
4. Tingkat Kenyamanan
Soal yang satu ini, sepeda statis jauh lebih unggul karena kamu nggak perlu pergi keluar untuk bersepeda. Kamu bisa melakukannya di dalam ruangan yang sejuk, sambil mendengarkan musik, atau menonton TV. Nah, nggak enaknya, kalau kamu nggak punya alatnya sendiri, harus datang dulu ke pusat kebugaran.
Sementara itu, kalau kamu memilih untuk bersepeda biasa, jauh lebih merepotkan karena harus berpakaian yang sesuai bila nggak pengin terbakar terik matahari. Kamu juga harus memakai helm dan masker. Selain itu, bersepeda di luar ruangan juga berisiko membuatmu jatuh atau mengalami kecelakaan.
Kendati demikian, keduanya sama-sama bermanfaat kok Millens asalkan rutin dilakukan. Kamu bisa memilihnya sesuai kebutuhan dan kenyamanan kamu. Selamat berolahraga! (Bri/IB07/E07)