Inibaru.id – Siapa sangka, di balik tenangnya air Telaga Menjer yang kini jadi tempat wisata hits di Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, tersimpan cerita panjang yang melibatkan penjajah Belanda. Telaga yang terletak di Desa Maron, Kecamatan Garung ini memang bukan hanya sekadar destinasi wisata alam, tapi juga punya nilai sejarah yang menarik untuk ditelisik.
Sebenarnya, Telaga Menjer terbentuk secara alami akibat letusan Gunung Pakuwaja. Awalnya, air di telaga ini terkumpul dari mata air kecil dan akumulasi curah hujan tinggi di kawasan pegunungan. Namun, perubahan besar mulai terjadi ketika perusahaan listrik Hindia Belanda, ANIEM (Algemeene Nederlandsch-Indische Electriciteits-Maatschappij) mulai “melirik” potensi telaga ini.
Pada 1929, ANIEM melakukan survei kelayakan terhadap mata air tersebut. Tiga tahun kemudian, perusahaan ini menyimpulkan bahwa Telaga Menjer bisa dimanfaatkan sebagai pemasok air untuk PLTA dengan kapasitas 9 MW. Yup, sejak saat itulah wajah telaga ini perlahan berubah. Tujuannya sih baik, yaitu membuat pembangkit listrik. Tapi, tentu saja, demi kepentingan kolonial saat itu, bukannya bagi keperluan warga sekitar.
Setelah Indonesia merdeka, giliran PLN yang mengambil alih. Pada 1961, PLN membangun akses jalan menuju telaga, plus kantor dan rumah dinas di sekitarnya. Bukan cuma itu, mereka juga menaikkan permukaan air telaga sebanyak 7 meter agar pasokan air lebih maksimal.
Nah, untuk mewujudkannya, dibangunlah Bendung Sigelap di Desa Kreo, Kecamatan Kejajar. Air dari Sungai Klakah dialirkan ke Telaga Menjer melalui terowongan sepanjang lebih dari 2 kilometer. Jauh banget kan terowongannya, Gez?
Baca Juga:
Menguak Legenda Batu Ratapan Angin DiengBerkat adanya ada campur tangan kolonial, dampak positif dari pembangunan berbagai fasilitas di Telaga Menjer ini tetap terasa sampai sekarang. PLTA Garung masih aktif, menghasilkan listrik dari air Telaga Menjer yang mengalir tenang.
Selain untuk keperluan pembangkit Listrik, Telaga Menjer juga jadi destinasi wisata andalan bagi wisatawan yang datang ke Dieng atau Wonosobo. Kalau kamu juga pengin ke sana, nggak perlu khawatir. Harga tiket masuknya murah kok.
Wisatawan lokal hanya perlu menyiapkan uang Rp5 ribu – Rp 10 ribu. Sementara wisatawan asing hanya perlu membayar Rp10 ribu – Rp20 ribu. O ya, kalau kamu pengin keliling telaga dengan perahu motor, bisa membayar tiket sebesar Rp25 ribu per orang.
Selain menawarkan panorama cantik, Telaga Menjer juga menyimpan cerita tentang bagaimana tangan dingin penjajah Belanda dulu mengubahnya jadi bagian dari sistem pembangkit listrik. Nggak cuma indah, telaga ini ternyata kaya sejarah, Gez! (Arie Widodo/E07)
