Inibaru.id – Dari sekian banyak bahan makanan yang dikonsumsi manusia di dunia, bisa dikatakan daging ayam, daging sapi, dan tahu termasuk yang mudah ditemui di sebagian wilayah bumi. Masalahnya, belakangan ini muncul informasi bahwa ketiga bahan makanan tersebut sudah dipastikan mengandung plastik, Millens.
Per data 2021, 70,1 juta metrik ton daging sapi dikonsumsi manusia setiap tahunnya. Sementara itu, pada 2023, diungkap bahwa 74 miliar ayam dipotong setiap tahun. Kalau soal tahu, sudah jadi rahasia umum kalau penganan ini dikonsumsi di negara-negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia seperti Tiongkok, India, hingga Indonesia. Intinya, ketiga bahan makanan ini memang sangat dibutuhkan manusia.
Sayangnya, layaknya daging ikan yang belakangan sudah ditemui kandungan plastik sebagai efek samping dari tercemarnya lingkungan laut, sudah ada penelitian yang mengungkap kalau 88 persen dari daging ayam, daging sapi, dan tahu yang dikonsumsi manusia juga mengandung plastik. Hal ini diungkap oleh Foodsafety, (9/1/2024).
Dalam penelitian yang dilakukan tim dari Ocean Conservancy dan University of Toronto, Kanada, terungkap bahwa 88 persen dari 16 jenis sampel bahan makanan protein seperti makanan laut, daging babi, daging sapi, daging ayam, tahu, dan tiga bahan makanan nabati alternatif pengganti penganan hewani sudah mengandung mikroplastik.
Di penelitian yang kemudian diungkap hasilnya dalam jurnal berjudul Environmental Pollution menyatakan sampel-sampel tersebut didapatkan dari dua buah supermarket dan satu toko kelontong yang ada di Kota Portland, Negara Bagian Oregon, Amerika Serikat, pada April 2022. Meski nggak berasal dari lautan yang sudah tercemar mikroplastik, nyatanya bahan-bahan makanan tersebut juga sudah terkontaminasi.
Baca Juga:
Jumlah Aman Makan Telur Setiap Hari“Hasil penelitian ini mengingatkan kita kalau polusi plastik di daratan sama parahnya dengan di lautan. Oleh karena itulah, bahan makanan di darat juga sudah terkontaminasi,” ungkap salah seorang peneliti yang terlibat dari Ocean Coservancy, Britta Baechler.
Alasannya, tentu saja gara-gara kebiasaan manusia buang sampah sembarangan, khususnya sampah plastik. Sampah-sampah ini bukannya terurai namun terpecah menjadi ukuran yang sangat kecil, yakni kurang dari 5 milimeter. Tanpa disadari, mikroplastik ini juga masuk ke dalam tubuh hewan-hewan yang kita konsumsi, lo.
Masalahnya, kalau tubuh manusia mengonsumsi mikroplastik dalam jangka waktu lama, bakal membuat mikroplsatik ini mengendap di dalam tubuh dan menyebabkan gangguan seperti iritasi atau peradangan pada saluran pernapasan, organ pencernaan, dan organ-organ dalam lainnya. Kalau sudah begitu, risiko terkena penyakit berbahaya pun semakin tinggi.
Duh, hasil penelitian ini cukup mengerikan ya, Millens? Ada baiknya memang kita harus lebih cermat dalam mengelola sampah, khususnya sampah plastik agar nggak mengotori tanah atau sumber air. Setuju? (Arie Widodo/E10)