Inibaru.id – Sampah plastik merupakan permasalahan krusial di banyak negara, termasuk negara maju. Mereka sedang pusing tujuh keliling untuk mengatasi permasalahan ini. Tapi, dari mana plastik-plastik ini diproduksi?
Diperkirakan bahwa sepertiga dari seluruh plastik di dunia diproduksi oleh Tiongkok. Ini menjadikannya sebagai negara terbesar di dunia dalam hal produksi plastik. Meskipun beberapa negara maju, seperti anggota G7 (Amerika Serikat, Jepang, Jerman, Prancis, Inggris Raya, Italia, dan Kanada) baru saja mengambil langkah untuk mengurangi limbah plastik, produksi plastik global masih terus meningkat.
Jumlahnya hampir dua kali lipat produksi antara tahun 2000 dan 2019. Pada 2020, lebih dari separuh produksi plastik berasal dari Asia, dengan Tiongkok sebagai negara produsen utama.
Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) melaporkan bahwa pada tahun 2019, 22 juta ton sampah plastik dibuang ke lingkungan, dengan enam juta ton di antaranya berakhir di saluran air, danau, dan laut. Sedangkan menurut Majelis Lingkungan PBB, plastik membentuk setidaknya 85 persen dari total sampah laut.
Menghadapi kenyataan tersebut, G7 memutuskan untuk membuat nol polusi plastik pada 2040 melalui kebangkitan ekonomi sirkular dan pengurangan atau pelarangan plastik sekali pakai dan yang nggak bisa didaur ulang.
Target ini diharapkan dapat dicapai dengan berbagai upaya, termasuk larangan global terhadap plastik sekali pakai, sistem "pembayar polusi", dan pajak atas produksi plastik baru.
Daur Ulang dan Solusi Lain
Harus diakui bahwa solusi utama untuk menghentikan laju produksi plastik yang nggak ada habisnya ini adalah dengan daur ulang. Diperkirakan bahwa pada tahun 2040, produksi plastik global akan berlipat ganda.
Meskipun Eropa mendaur ulang lebih dari sepertiga sampah plastiknya, secara global hanya sekitar sembilan persen sampah plastik yang didaur ulang pada 2019. Oleh karena itu, solusi lain adalah mengembangkan produk bebas kemasan, barang yang dapat dikembalikan, dan desain ramah lingkungan dengan masa pakai yang lama.
Plastik yang dibuat dari sumber-sumber ramah lingkungan seperti gula, pati, jagung, dan gandum mewakili kurang dari satu persen produksi plastik global. Namun, penggunaan lahan pertanian dan sumber daya air membatasi pengembangan jenis plastik ini.
Tuh, negara-negara maju sedang memikirkan solusi untuk mengatasi sampah plastik. Semoga deh negara kita juga tengah serius memikirkan solusi permasalahan ini ya, Millens. (Siti Zumrokhatun/E10)
Artikel ini telah terbit di Media Indonesia dengan judul Fakta Seputar Plastik dan Polusi.