Inibaru.id - Sebuah tim peneliti asal Jepang baru-baru ini meraih Ig Nobel Prize dalam bidang biologi atas eksperimen unik yang mereka lakukan, yaitu mengecat sapi dengan garis-garis hitam putih layaknya zebra untuk melindungi hewan ternak ini dari serangan lalat. Penghargaan ini bukan hanya sebuah prestasi ilmiah, tetapi juga menjadi bukti kreativitas dalam memecahkan masalah yang selama ini dihadapi para peternak.
Pada umumnya, lalat yang mengganggu ternak dapat menimbulkan stres pada sapi dan bahkan menyebabkan infeksi akibat gigitan yang sering terjadi. Untuk mengurangi dampak ini, para peternak biasanya mengandalkan pestisida.
Nah, menurut laporan NHK, Jumat (19/9/2025), tim peneliti yang dipimpin oleh Kojima Tomoki dari National Agriculture and Food Research Organization (NARO) ingin mencari cara yang lebih alami dan ramah lingkungan. Mereka terinspirasi oleh penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa garis-garis hitam putih pada kulit zebra mampu mengurangi serangan lalat yang sering menggigit hewan tersebut.
Dengan menggali teori ini, tim tersebut melakukan eksperimen pada sapi Jepang jenis Black. Mereka mengecat tubuh sapi dengan garis-garis zebra menggunakan cat khusus dan mengamati apakah cara ini bisa mengurangi jumlah lalat yang menyerang.
Hasilnya cukup mengejutkan. Jumlah lalat yang menggigit sapi di Jepang yang dicat jauh lebih sedikit dibandingkan dengan sapi yang tidak dicat. Tak hanya itu, sapi-sapi yang dicat juga terlihat lebih jarang melakukan gerakan mengusir lalat seperti menendang atau menggerakkan kepala, yang biasanya mereka lakukan ketika terinfeksi lalat.
Penelitian ini tidak hanya menarik perhatian dunia, tetapi juga memberikan solusi yang lebih humanis untuk mengurangi stres pada ternak tanpa bergantung pada penggunaan pestisida. Meskipun demikian, tim peneliti juga menemukan bahwa cat yang digunakan dalam eksperimen ini hanya bertahan beberapa hari sebelum memudar. Hal ini menunjukkan bahwa masih diperlukan pengembangan lebih lanjut agar metode ini bisa diterapkan secara lebih permanen.
Penghargaan Ig Nobel Prize yang diterima oleh tim Jepang ini semakin mempertegas bahwa terkadang, penemuan yang paling inovatif datang dari ide-ide yang tidak biasa dan tak terduga. Kojima dan timnya berharap penemuan ini tidak hanya dapat mengurangi penggunaan pestisida, tetapi juga membantu mengurangi resistansi terhadap bahan kimia berbahaya di lingkungan.
Setiap tahun, Ig Nobel Prize memang memberikan penghargaan kepada penelitian yang membuat orang tertawa terlebih dahulu, namun kemudian berpikir lebih dalam tentang pentingnya inovasi dalam berbagai bidang. Penghargaan ini menjadi simbol bahwa ilmu pengetahuan, meskipun terkadang terdengar konyol, bisa menawarkan solusi nyata untuk masalah yang sering terabaikan. Dengan keberhasilan ini, Jepang semakin menunjukkan kualitas risetnya yang tak hanya serius, tetapi juga kreatif dan penuh kejutan, Gez. (Arie Widodo/E07)
