Inibaru.id - Pernah dengar istilah “Eoljuk-a” di Korea Selatan? Istilah ini merupakan singkatan dari kalimat unik yang artinya kurang lebih, “lebih baik mati kedinginan daripada nggak minum iced americano.” Sekilas terdengar berlebihan, ya, Gez? Tapi kenyataannya, banyak orang Korea Selatan memang begitu cinta dengan minuman ini, bahkan saat musim dingin yang suhunya sangat menggigit.
Menurut survei yang dilakukan oleh jenama kopi Nespresso bekerja sama dengan College Tomorrow 20s Lab, tren minum iced americano di Korea Selatan memang sangat populer belakangan ini. Survei ini melibatkan 300 responden berusia 25 hingga 34 tahun yang diketahui rutin mengonsumsi kopi dingin setidaknya tiga kali seminggu. Hasilnya? Sebanyak 58,7 persen di antaranya mengaku tetap minum kopi dingin sepanjang tahun, tanpa peduli suhu di luar ruangan.
Baca Juga:
Kala Otoritas Korea Selatan Semakin Khawatir dengan Meningkatnya Kasus Bunuh Diri di Usia RemajaYang menarik, dari berbagai jenis kopi dingin yang tersedia, iced americano jadi pilihan utama, terutama saat musim panas. Sekitar 50,3 persen responden menyebutkan bahwa mereka lebih memilih iced americano dibandingkan minuman lain seperti iced latte manis yang hanya dipilih oleh 18,7 persen. Uniknya, di antara para penggemar iced Americano ini, sebanyak 74,5 persen merupakan perempuan berusia 30 hingga 34 tahun.
Alasan orang Korea ngotot minum kopi dingin ini pun beragam. Sebagian besar menyebutkan bahwa mereka biasa meminumnya di pagi hari untuk mengusir rasa kantuk, sebelum mulai bekerja atau belajar, dan saat membutuhkan konsentrasi. Jadi, bisa dibilang, iced americano ini sudah jadi semacam “penyemangat” bagi orang-orang yang pengin produktif di Korea.
Soal lokasi menikmati kopi? Mayoritas responden (52,4 persen) lebih suka menikmatinya di rumah. Alasannya antara lain karena lebih praktis, harganya lebih terjangkau, dan bisa dinikmati sambil bersantai sendiri. Ini sekaligus menunjukkan betapa budaya “home café” alias ngopi santai di rumah makin digemari di kalangan anak muda Korea.
Oh ya, satu tren menarik lainnya dari survey yang dirilis oleh The Korea Times pada Jumat (15/8/2025) ini adalah meningkatnya konsumsi kopi tanpa kafein alias decaf. Sebanyak 30,3 persen responden mengaku mengonsumsi decaf minimal sekali sehari. Biasanya, decaf dipilih saat makan siang, sore, atau malam hari, supaya nggak mengganggu waktu tidur.
Fenomena iced Americano ini membuktikan bahwa kopi, bagi banyak orang Korea, bukan cuma soal rasa. Minuman ini telah jadi bagian dari gaya hidup, simbol semangat, dan cara untuk tetap “waras” di tengah kesibukan sehari-hari.
Jadi, kalau kamu lagi jalan-jalan ke Seoul dan melihat orang-orang menenteng gelas plastik berisi kopi dingin saat suhu udara mencapai nol derajat Celcius atau bahkan minus, jangan heran, ya, Gez!. Itu bukan tren sesaat, tapi budaya! (Arie Widodo/E07)
