Inibaru.id – Dalam rangka peringatan naik tahta ke-19 Raja Surakarta, pihak Keraton Surakarta Hadiningrat bakal menggelar acara Kirab Agung pada Kamis (16/2/2023).

Kamu bisa mengikuti acara peringatan naik tahta Sampeyan Ndalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan (SISKS) Paku Buwono XIII ini mulai pukul 14.00 WIB.

Menurut ketua acara Kirab Agung Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Adipati Benowo, rute kirab ini nggak jauh beda dengan kirab Malam 1 Suro. "Bedanya di kirab kali ini mulainya dari Pagelaran. Kalau Kirab Malam 1 Suro kan mulainya dari Kori Kamandungan," kata dia melansir Kompas (14/2/2023).

Pernyataan ini dia sampaikan saat rapat persiapan Kirab Agung Tingalan Dalem Jumenengan ke-19 SISKS Paku Buwono XIII di Keraton Surakarta, Senin (13/2/2023).

Pawai Kereta Kencana Pusaka Keraton Surakarta

Dalam pawai ini, kamu bisa menyaksikan koleksi kereta kencana pusaka milik keraton. Pasalnya, raja dan keluarganya, beserta tamu undangan akan menaiki kereta kencana untuk kemudian diarak.

KGPH Adipati Benowo mengatakan, Raja SISKS Paku Buwono XIII recananya akan menaiki Kereta Garuda Kencana. Sementara itu, Putra Mahkota Kasunanan Surakarta Kanjeng Gusti Adipati Anom (KGPAA) Hamangkunegoro Sudibya Rajaputra Narendra Mataram akan naik Kereta Garuda Putra bersama Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.

Selain Kereta Garuda Kencana dan Kereta Garuda Putra, ada pula Kereta Rajapeni dan Kereta Rara Kemenyar. Pawai bakal tambah meriah dengan rombongan peserta lain, seperti abdi dalem, prajurit keraton, prajurit musik, hingga reyog, hadrah, dan drum band dari TNI.

Selayang Pandang Raja Surakarta PB XIII

Pemangku tahta Kasultanan Surakarta saat ini dipegang Sri Susuhunan Pakubuwana XIII atau disingkat PB XIII. Dia lahir pada 28 Juni 1948 dengan nama GRM Suryadi. Namun, karena dia sakit-sakitan, namanya diganti menjadi GRM. Surya Partana/KGPH. Hangabehi.

Ayahnya merupakan Sri Susuhunan Pakubuwono XII yaitu Raja di Keraton Solo tahun 1945 hingga 2004. Sri Susuhunan Pakubuwana XIII adalah Susuhunan Surakarta kedua belas yang bertakhta sejak 2004.

Setelah PB XII mangkat, dialah yang kemudian menggantikannya. Saat itu, proses penyerahan tahta nggak berlangsung mulus. Sempat terjadi ketidaksepakatan siapa yang akan meneruskan takhta.

Pasalnya, putra kedua PB XII, KGPH Tejowulan dinobatkan menjadi sunan pada 31 Agustus 2004. Padahal pada rapat sebelumnya, GRM. Suryo Partono diputuskan untuk menjadi ahli waris. Namun, perseteruan itu mereda dengan diprakarsai Joko Widodo yang kala itu menjabat Walikota Solo.

Hm, kehidupan keraton ternyata juga penuh lika-liku ya, Millens? Ngomong-ngomong, kamu pengin menyaksikan pawai Kereta Kencana Pusaka ini nggak? (Siti Zumrokhatun/E07)