Inibaru.id - Besok hari Kamis, 8 Februari 2024, masyarakat muslim di Tanah Air merayakan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW. Di berbagai daerah di Indonesia, momentum yang selalu diperingati tiap tanggal 27 Rajab ini nggak sebatas diisi dengan acara keagamaan tapi juga kegiatan yang kental dengan tradisi.
Salah satu daerah yang rutin menggelar peringatan Isra Mikraj secara meriah adalah Yogyakarta dengan sebuah tradisi yang dinamakan Yasa Peksi Burak. Peringatan Isra Mikraj yang dilakukan tersebut merupakan sarana dakwah yang dilakukan oleh keraton. Melalui Yasa Peksi Burak, masyarakat diharapkan dapat mengambil hikmah dari perjalanan Isra Mikraj dan perintah salat lima waktu yang diterima oleh Nabi Muhammad kepada umat muslim.
Lalu, seperti apa tradisi Yasa Peksi Burak? Dinukil dari laman Kratonjogja, "yasa" berarti membuat atau mengadakan, "peksi" adalah burung, sedang "burak" adalah Buraq, makhluk yang diyakini menjadi kendaraan nabi saat melakukan Isra Mikraj. Kegiatan ini diawali dengan membuat Peksi Burak, pohon buah dan empat pohon bunga.
Peksi Burak dibuat menggunakan buah dan kulit jeruk bali. Kulit tersebut dibentuk dan diukir menyerupai badan, leher, kepala, serta sayap burung, betina dan jantan. Peksi Burak ini diletakkan di bagian paling atas dari pohon buah, dengan disangga oleh ruas-ruas bambu.
Pohon buah dibuat dari tujuh macam buah lokal yang dirangkai pada sebuah anyaman bambu, sehingga menyerupai bentuk pohon. Bilangan tujuh dalam bahasa Jawa disebut "pitu". Pitu di sini dimaksudkan agar memperoleh "pitulungan" atau pertolongan, keselamatan, dan kesejahteraan.
Empat pohon bunga dibuat dari rangkaian dedaunan dan berbagai macam bunga yang dirangkai pada kerangka bambu. Pohon bunga ini menggambarkan taman surga.
Jadi, keseluruhan hiasan Peksi Burak menggambarkan sepasang burung jantan dan betina yang sedang bertengger pada pohon buah-buahan di taman surga.
Arak-arakan
Rangkaian acara Yasa Peksi Burak ini dilaksanakan pagi hari oleh kerabat dan abdi dalem putri. Proses ini diselenggarakan hingga menjelang waktu shalat zuhur di Bangsal Sekar Kedhaton, yang berada di wilayah keputren.
Selepas shalat asar, Peksi Burak yang telah selesai dirangkai akan diarak menuju Masjid Gedhe. Sebelum prosesi arak-arakan, Abdi Dalem Punokawan Kaji akan memimpin doa bersama yang diikuti oleh semua hadirin yang ada di Bangsal Sekar Kedhaton.
Baca Juga:
Mi Terjelek di Dunia Ada di YogyakartaSetelah Peksi Burak diterima dan selesai didoakan Abdi Dalem Pengulon Masjid Gedhe, maka semua abdi dalem yang membawa arak-arakan Peksi Burak akan undur diri untuk kembali ke Keraton Yogyakarta.
Acara selanjutnya adalah peringatan Isra Mikraj yang diisi dengan pembacaan riwayat yang mengisahkan terjadinya Isra Mikraj. Setelah rangkaian acara selesai, Abdi Dalem Pengulon akan membagikan buah-buahan yang ada di rangkaian Peksi Burak kepada seluruh warga masyarakat yang hadir.
Nah, meriah kan acara Peksi Burak ini, Millens? Meski begitu, inti dari peringatan Isra Mikraj tetap nggak kehilangan esensinya.
Jika kamu sedang ada di Kota Gudeg Yogyakarta, jangan sia-siakan kesempatan untuk bisa melihat tradisi Yasa Peksi Burak berlangsung, ya! (Siti Khatijah/E07)