Inibaru.id - Danar mengocok seseri kartu tarot berulang kali sebelum akhirnya mengambil beberapa kartu dalam posisi telungkup dan menatanya di atas meja beralas kain di hadapannya. Tepat di depannya, seorang klien tampak tegang, kendati tersamarkan oleh masker yang menutup mukanya.
Seusai menata kartu, Danar mulai bertanya pada orang di depannya dengan nada serileks mungkin. Dengan takzim, lelaki berkacamata itu kemudian menyimak setiap jawaban yang dilontarkan klien.
“Jangan sampai rasa bosan mengganggu hubunganmu sama pacar,” saran Danar, nggak lama kemudian, yang segera dibalas dengan anggukan kliennya.
Pembacaan itu terus berlanjut hingga kartu-kartu selesai dibaca. Kliennya tampak puas; pun demikian dengan Danar, meski jelas terlihat lelaki bertubuh jangkung itu tampak kelelahan. Maklum, seharian itu dia memang telah membaca tarot untuk beberapa orang.
Danar adalah anggota aktif Komunitas Tarot Semarang (KTS) yang malam itu, bertepatan dengan peringatan Hari Tarot Internasional, menggelar pembacaan tarot gratis. Bertempat di Sentraland Semarang, Danar dan para reader sengaja membuka praktik gratis untuk masyarakat umum, yang bertujuan untuk sosialisasi sekaligus edukasi tarot.
Profesi sebagai pembaca kartu tarot atau yang akrab disebut reader telah dilakoni Danar dalam tiga tahun terakhir. Maka, sangat wajar kalau dia tampak piawai dalam menghadapi kliennya. Gaya bicaranya tenang dan santai, tapi tegas. Inilah yang membuat tiap kata yang diucapkannya terasa menyakinkan.
Dalam menjalani profesi tersebut, tiap hal yang disampaikan kliennya adalah informasi penting. Nah, untuk mendapatkan informasi itu, dia biasanya melakukan beberapa hal. Yang pertama, tentu saja dengan mengamati kartu yang dipilih kliennya tersebut.
"Kartu yang dipilih merupakan gambaran dari alam bawah sadar seseorang," ungkap Danar, yang mengakui nggak bisa menentukan seberapa besar tingkat akurasi ramalannya itu.
Selain dari kartu, informasi juga didapatkannya dengan cara bertanya dan berinteraksi. Untuk yang satu ini, kemampuan meyakinkan klien menjadi hal yang sangat penting. Dia juga harus mampu membuat kliennya merasa nyaman dan membuka diri.
“Keterbukaan klien juga memengaruhi seberapa presisi ramalan itu,” terangnya. "Sejauh ini sih mereka (para klien) puas.”
Profesi yang Menguras Energi
Sebagian orang mungkin berpikir, reader tarot adalah profesi yang mudah dan nggak melelahkan karena kerjanya cuma duduk, membuka kartu, dan ngobrol dengan klien. Namun, nyatanya nggak sesederhana itu. Menurut Danar, "membaca" orang tidaklah mudah.
"Menjadi reader," terang Danar sembari mengibaskan flat cap coklat yang menjadi ciri khasnya, "haruslah peka dan mampu membaca makna kartu yang dipilih klien."
Dia menambahkan, selain dituntut berpikir cepat, seorang pembaca kartu juga harus aktif berinteraksi dan menggali informasi-informasi dari klien agar lebih presisi dan membaca dengan akurat. Bagi Danar, hal tersebut cukup menguras energi, baik pikiran maupun tenaga.
"Tarot itu ilmu, bukan klenik, karena sepenuhnya bisa dipelajari dan dijangkau logika," terangnya kemudian.
Oya, perlu kamu tahu, menurut Danar, pembacaan tarot nggak melulu membahas tentang percintaan. Lelaki asal Kota Semarang itu mengungkapkan, hampir semua hal bisa dibaca menggunakan tarot, mulai dari asmara, pekerjaan, sifat, hingga masa depan. Ini tergantung permintaan klien.
"Bisa banyak hal, meski mayoritas memang minta dibaca perihal percintaannya,” kelakar Danar.
Hal tersebut segera diamini Dandi yang hari itu mendapat kesempatan diramal perihal percintaannya. Dia yang mau diramal karena gratis dan sekadar untuk iseng itu nggak menampik bahwa beberapa ramalan percintaan yang ditujukan untuknya nggak sepenuhnya salah.
"Iya, penasaran, terus iseng-iseng coba, mumpung gratis,” aku Dandi, “Eh, pas udah diramal, kok, ngerasa ada yang benar.”
Dandi yang sejatinya cukup skeptis dengan dunia tarot mengakui, beberapa perkataan reader memang ada benarnya. Kendati begitu, dia memilih menempatkan hasil ramalan tersebut semata sebagai bentuk peringatan, khususnya ramalan yang menggambarkan hal-hal buruk yang akan datang padanya.
Mampu mengetahui hal di luar jangkauan kita, misalnya masa depan, mungkin akan menyenangkan. Namun, apa menariknya hidup tanpa misteri, kejutan, dan jebakan? Kalau untuk sekadar bikin kita berhati-hati dan wawas diri, nggak masalah kali ya, Millens! (Bayu N/E03)