Inibaru.id – Siapa sih yang nggak senang dengan kehadiran pasar malam di dekat tempat tinggal? Begitu pasar malam digelar, warga sekitar biasanya langsung mendatanginya untuk bermain di sejumlah wahana. Terkadang, mereka juga datang untuk menikmati jajanan yang tersedia atau berbelanja barang-barang dengan harga terjangkau.
Kamu tahu nggak kalau pasar malam ternyata sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda? Hal ini diungkap oleh dosen Jurusan Sejarah dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Heri Priyatmoko. Keberadaan pasar malam diketahui sudah ada sejak awal abad ke-20 alias awal 1900-an, Millens.
Baca Juga:
Meraup Untung di Pasar Malam DugderanPasar malam muncul akibat efek dari hadirnya listrik di Nusantara, tepatnya sejak akhir abad ke-19. Awalnya, listrik baru dipakai untuk kebutuhan operasional pabrik gula dan pabrik teh. Tapi, lambat laun, pemerintah Hindia Belanda mulai menyediakan listrik untuk kebutuhan umum melalui perusahaan swasta bernama N V. Nign.
Setelah itu, s’Lands Waterkracht Bedriven (LWB) dibentuk sebagai perusahaan listrik yang dikelola langsung pemerintah pada 1927. Listrik pun semakin mudah dijangkau masyarakat, khususnya di kawasan perkotaan.
Pusat kota yang sudah dilengkapi dengan penerangan menarik perhatian banyak orang di malam hari. Karena banyak orang yang berkumpul, sejumlah orang pun memanfaatkan hal tersebut untuk berjualan.
“Pasar malam muncul sebagai titik hiburan di pusat kota. Masyarakat dari kawasan pinggiran kemudian menganggapnya sebagai peluang untuk mendapatkan penghidupan. Mereka pun berjualan barang-barang dan makanan ringan di sana,” ungkap Heri sebagaimana dilansir dari GNFI, Rabu (14/6/2023).
Layaknya pada masa sekarang, pasar malam pada zaman dahulu juga nggak bersifat permanen. Seringkali, hanya muncul pada event-event atau perayaan tertentu saja. Tapi, perputaran uangnya ternyata cukup besar. Peluang inilah yang kemudian dilihat banyak pelaku ekonomi di kota-kota lainnya di Indonesia. Pasar malam pun kemudian menyebar dan nggak hanya hadir di kawasan perkotaan, melainkan juga di pedesaan.
Omong-omong, pasar malam yang kali pertama digelar di Nusantara berada di Pasar Gambir. Lokasinya ada di Koningsplein atau yang kini lebih dikenal sebagai Lapangan Monas. Sejak 1906, pasar malam ini digelar sebagai perayaan ulang tahun Ratu Wilhelmina.
Setelah itu, pasar malam juga muncul di daerah-daerah lain seperti di depan Keraton Yogyakarta dan Keraton Surakarta. Biasanya, pasar malam tersebut digelar saat perayaan Maulid Nabi Muhammad dan dikenal dengan sebutan Sekaten.
Kini, pasar malam bisa hadir di lapangan-lapangan pedesaan atau kecamatan. Kedatangan mereka nggak selalu karena ada event atau perayaan tertentu. Yang pasti, begitu informasi tentang keberadaan pasar malam menyebar, masyarakat akan segera berdatangan untuk menikmati berbagai macam hiburan di sana.
Kalau kamu, biasanya bakal ngapain saja kalau ada pasar malam hadir di dekat tempat tinggalmu, Millens? (Arie Widodo/E10)