Inibaru.id – Kalau kamu pernah main ke Dataran Tinggi Dieng dengan perjalanan melewati Kota Wonosobo, pasti ngeh dengan masjid yang satu ini karena bentuknya yang unik dan megah. Namanya adalah Masjid Baitul Quran KH Muntaha Al Hafidz. Nggak cuma masjidnya yang menarik, di sana juga ada hal spektakuler lainnya, yaitu keberadaan sejumlah Alquran berukuran raksasa.
Lokasi masjid ini ada di Jalan Raya Dieng-Krasak, Kecamatan Mojotengah. Baru dibangun pada 2018 lalu, masjid yang masuk dalam kompleks Kampus 2 Unsiq Wonosobo ini kerap didatangi banyak orang, khususnya yang pengin beribadah saat melakukan perjalanan dari atau ke Dataran Tinggi Dieng.
Nah, Alquran berukuran raksasa ini bisa kamu temukan di lantai 4 dari masjid tersebut. Kalau kamu naik ke lantai tersebut, bisa menemukan Alquran dengan ukuran terkecil 100 x 75 sentimeter, 1,5 x 1 meter, hingga 2 x 1,5 meter. Yang lebih dahsyat, tulisan dalam Alquran tersebut nggak dicetak dengan mesin, melainkan benar-benar ditulis dengan tangan!
Salah seorang yang menulis ayat-ayat suci dalam Alquran berukuran raksasa di masjid tersebut adalah Hayatuddin. Dia mengaku sudah melakukan profesi unik ini sejak 1991 karena diminta secara langsung oleh gurunya, KH Muntaha atau Mbah Mun. Asal kamu tahu saja, Mbah Mun dulu dikenal sebagai pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Al-Asy’ariyyah Kalibeber yang cukup populer di Wonosobo.
Ada alasan sejarah yang bikin Mbah Mun memberikan perintah tersebut. Semuanya terkait dengan penyerangan tentara Belanda ke Kalibeber pada zaman dahulu. Kala itu, nggak hanya memakan korban jiwa, kitab-kitab suci Alquran juga sampai dimusnahkan tentara Belanda, termasuk Alquran warisan kakek Mbah Mun, Abdurrahim.

Alquran tersebut sangatlah istimewa karena ditulis sang kakek saat melakukan perjalanan berangkat serta pulang ke Tanah Suci. Dulu, perjalanan haji memakai kapal dan memakan waktu berbulan-bulan, Millens.
“Usai tragedi itu, Mbah Mun bertekad meneruskan perjuangan kakeknya yang menulis Alquran. Kebetulan, saya yang kemudian ditunjuk untuk melakukannya,” ujar Hayatuddin sebagaimana dinukil dari Tribunjateng, Minggu (16/4/2023).
Awalnya, Alquran yang dibuat hanya berukuran 100 x 50 sentimeter. Tapi, Menteri Penerangan Harmoko saat pemerintahan Presiden Soeharto justru menyumbangkan kertas untuk menulis Alquran dengan ukuran yang jauh lebih besar, yaitu 2 x 1,5 meter. Sejak saat itulah, Hayatuddin terbiasa membuat Alquran dengan ukuran tersebut.
“Untuk menyelesaikan satu Alquran raksasa, bisa membutuhkan waktu satu tahun. Harus telaten dan juga terus menjaga wudhu,” ungkapnya.
Alquran-alquran raksasa tersebut kemudian diberikan ke pihak-pihak yang melakukan pemesanan. Salah satunya adalah Istana Sultan Hassanah Bolkiah dari Brunei Darussalam.
Wah, menarik banget ya kisah tentang Alquran-alquran raksasa di Masjid Baitul Quran KH Muntaha Al Hafidz Wonosobo ini. Tertarik melihatnya langsung di sana, Millens? (Arie Widodo/E05)