inibaru indonesia logo
Beranda
Kulinary
Nasi Campur Teri Gejayan, Pilihan Kuliner Yogyakarta Selain Gudeg
Jumat, 15 Sep 2023 09:15
Penulis:
Bagikan:
Nasi campur teri Gejayan. (Googleuser/Heru Citra Prasetya)

Nasi campur teri Gejayan. (Googleuser/Heru Citra Prasetya)

Pengin mencicipi kuliner legendaris Yogyakarta selain gudeg? Cobain deh nasi campur teri Gejayan, Millens! Rasanya nggak kalah memuaskan.

Inibaru.id – Kuliner legendaris di Yogyakarta nggak cuma gudeg, bakpia, atau oseng-oseng mercon. ada kuliner unik lain yang bisa kamu cicipi. Salah satunya adalah nasi campur teri Gejayan.

Dari namanya saja, kamu pasti sudah bisa membayangkan seperti apa rasa dari makanan ini. Yap, asin, gurih, dan juga pedas. Mirip nasi kucing ya? Sebenarnya nggak juga, karena nasi campur ini nggak dibungkus, melainkan disajikan di atas piring. Selain teri pedas, di sini juga ada pilihan lauk lainnya sepeti sayur nangka muda, daging ayam, telur, tempe dan tahu, bakwan, dan lain-lain. Rasanya jadi lebih kaya, deh.

Nama tempat makan yang juga dikenal dengan nama lain Nasi Teri Pak Dul, Nasi Teri Pak Yo, dan Nasi Teri Pojok Gejayan ini bisa kamu temui di Jalan Affandi Nomor 5, Klitren, Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta. Menurut pengelolanya, Bu Subagiya, tempat makan ini sudah eksis sejak 1970-an. Yang membukanya adalah mertuanya, Pak Mujiwaluyo alias Pak Dul.

“Yang mengawali usaha ini Pak Dul pada 1970-an. Kalau saya sudah di sini sejak 1990. Saya sama Pak Yo, suami, menggantikannya agar Pak Dul bisa istirahat di rumah," ungkap Subagiya sebagaimana dikutip dari Brillio, (30/6/2019).

Awalnya, nasi teri Pak Dul dijual di Pasar Demangan. Sayangnya, dia diminta pindah lokasi oleh Satpol PP. Untungnya, ada keluarga yang mengizinkan Pak Dul berjualan di depan rumahnya. Di lokasi itulah tempat tersebut eksis sampai sekarang.

Meski buka malam, nasi campur teri Gejayan selalu ramai pembeli. (Saluranberitayogya.wordpress/Mario Fernando)
Meski buka malam, nasi campur teri Gejayan selalu ramai pembeli. (Saluranberitayogya.wordpress/Mario Fernando)

Menariknya, awal mula Pak Dul jualan nasi teri adalah gara-gara istrinya bosan dengan gudeg. Maklum, istri Pak Dul bukan orang Jogja, melainkan orang Kediri, Jawa Timur. Oleh karena itulah, dia nggak terbiasa dengan kuliner manis khas Jogja dan pengin makanan dengan rasa beda.

“Gudeg terus. Bikin sayur dengan teri saja, terinya dipedesi,” cerita Subagiya menirukan permintaan ibu mertuanya.

Keunikan lain dari tempat makan ini adalah jam bukanya yang malam layaknya warung gudeg. Yap, warung ini baru buka dari pukul 21.00 WIB. Biasanya, warungnya baru tutup pada pukul 03.00 WIB atau pukul 04.00 WIB. Meski jam bukanya cukup larut, nyatanya pengunjungnya cukup banyak. Bahkan, jelang tengah malam, antreannya bisa mengular.

Selain karena rasa nasi campur teri yang mantap, alasan lain dari larisnya tempat makan ini adalah harganya yang terjangkau. Per porsi dibanderol mulai Rp8 ribu. Kalau menambah lauk lain atau minuman, memang harga beda lagi. Tapi, tetap saja terjangkau untuk ukuran kuliner legendaris Yogyakarta.

Jadi, sudah tahu kan ke mana kalau pengin mencicipi kuliner legendaris Jogja tapi yang beda? Yap datang saja ke Nasi Campur Teri Gejayan, Millens. (Arie Widodo/E10)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved