Inibaru.id – Mengunjungi Kendal, kurang yahud rasanya bila belum mencicipi kuliner khas seperti momoh. Asal kamu tahu, momoh merupakan makanan unik berbahan baku jeroan sapi atau kerbau.
Kamu bisa menemukan tempat makan yang menjajakan momoh di daerah Kaliwungu. Meski terbuat dari jeroan, cita rasa momoh bisa diadu karena dibumbui dengan berbagai rempah.
Ada dua versi momoh yang ada di Kendal, yaitu kuah dan goreng. Namun, kalau kamu berniat menggunakan momoh sebagai lauk, sepertinya lebih pas jika memilih versi goreng.
Kamu tinggal membubuhkannya di atas nasi pecel atau soto. Tekstur empuk, gurih, sedikit manis dan pedas ini dijamin bikin makanan tambah nikmat.
Tapi, kalau mau menikmati momoh versi kuah juga boleh banget lo. Apalagi, di tengah cuaca yang kerap mendung syahdu seperti belakangan ini. Hangat, gurih, dan pedas manis kuahnya bikin badan segar. Psst, mengutip Sonora (21/7/2021), momoh dipercaya menambah stamina kaum Adam.
Asal Usul Momoh
Asal usul penamaan momoh berasal dari kata “emoh” atau yang dalam bahasa Indonesia berarti “tidak mau”. Hal ini ditengarai dari ucapan atau reaksi orang-orang ketika kali pertama mencium bau hasil rebusan jeroan. Maklum, bau yang menyengat tersebut keluar dari proses pembuatan momoh.
Ketika orang ditawari untuk mencicipi umumnya menolak dan berkata ‘emoh-emoh’. Nah, seiring waktu, makanan khas Kendal itu pun dinamai momoh.
Eits, ada versi lain penamaan momoh ini, Millens. Katanya, momoh berasal dari kata ‘amoh’, yang berarti empuk. Sebutan ini mengacu pada proses pembuatan jeroan yang direbus sekitar 3-5 jam sampai teksturnya menjadi empuk (amoh).
O ya, cara pembuatan momoh ini terbilang cukup rumit dan membutuhkan proses yang panjang. Dilansir Solopos (24/10) proses pembuatan diawali dengan merebus jeroan kerbau atau sapi seperti babat, iso, limpa, jantung, koyor, kikil, hingga torpedo atau pelir sapi selama 3-5 jam. Wadah untuk merebus dipilih yang berbahan tanah liat.
Setelah proses merebus dirasa cukup, masukkan bumbu rempah seperti laos, jahe, daun salam, serai, bawang merah, bawang putih, garam, kemiri, cabai, dan gula jawa ke dalam kuali. Kemudian, rebus kembali selama 1 jam.
Jika sudah direbus selama satu jam, momoh masih harus didiamkan satu hari agar rempah meresap ke dalam jeroan. Barulah, penantian selama sehari ini bisa kamu lampiaskan dengan rasa momoh yang menggugah selera. Makanan ini bisa disajikan secara langsung atau digoreng terlebih dahulu tergantung selera.
Warung-warung di Kaliwungu, Kendal menjajakan momoh dengan harga bervariasi, mulai dari Rp10 ribu-Rp15 ribu perporsi. Wah, cukup terjangkau ya harganya?
Kamu tertarik nggak nih mencicipi varian kuliner jeroan seperti momoh ini, Millens? (Siti Zumrokhatun)