Inibaru.id - Selain terkenal akan nasi gandul-nya, Kabupaten Pati juga punya camilan zadul yang nggak kalah terkenal. Carang Madu namanya. Penganan gurih renyah berwujud lingkaran seukuran telapak tangan yang dibalur gula merah ini banyak ditemukan di pasar tradisional atau toko oleh-oleh di sana.
Nah, kendati bahan-bahan membuat carang madu lumayan mudah didapatkan, cara bikinnya yang tricky membuat banyak orang gagal membuat carang madu. Selain itu, proses pembuatan yang rumit dan memakan waktu juga membuat sebagian orang memilih membelinya alih-alih bikin sendiri.
Parmi, pembuat carang madu rumahan asal Kabupaten Pati membenarkan hal tersebut. Menurutnya, untuk menghasilkan carang madu yang sempurna, seseorang harus ekstrasabar dan telaten. Selama empat tahun menjalani usaha ini, dia mengaku harus melalui pelbagai trial and error.
"Untuk dapat tekstur renyah tapi empuk, tahan lama, dan pas rasa gurih sekaligus manisnya, saya harus melakukan banyak percobaan," ungkap Parmi kepada Inibaru.id di kediamannya, beberapa waktu lalu. “Meski kelihatannya mudah, sebetulnya nggak bisa sembarangan."
Tips Membuat Carang Madu Lebih Renyah
Perempuan asal Desa Giling, Kecamatan Gunungwungkal itu mengatakan, untuk membuat carang madu, kita hanya memerlukan tepung ketan, tapioka, santan, gula merah, dan garam. Namun, agar lebih renyah, proses pembuatannya inilah yang perlu perhatian khusus.
Apa saja yang harus diperhatikan?
1. Adonan harus benar-benar kalis
Parmi mengatakan, langkah awal membuat carang madu adalah dengan mencampurkan bahan-bahan utamanya yakni tepung ketan dan tapioka. Keduanya lalu diuleni dengan santan sedikit demi sedikit hingga benar-benar kalis.
“Makin kalis adonan, makin empuk carang madunya,” tutur perempuan 51 tahun itu. “Tanda adonan sudah siap adalah munculnya buih-buih dalam adonan saat kita tambahkan santan."
2. Siapkan santan tambahan
Setelah adonan jadi, Parmi mengimbuhi, langkah selanjutnya adalah menggoreng adonan dalam cetakan khusus berbentuk lingkaran di atas wajan berisi minyak. Adonan dituangkan memakai corong agar keluarnya sedikit-sedikit.
"Saya pakai botol bekas kecap yang dipotong tengahnya, lalu balik hingga menyerupai corong agar adonan yang keluar sesuai," ujarnya.
Saat menuangkan adonan, corong harus digerakkan spiral mengikuti bentuk cetakan agar carang madu bisa berbentuk seperti sarang burung melingkar. Carang madu digoreng satu per satu agar bentuknya bagus dan matangnya rata.
“Saat menggoreng, kita juga harus siap santan karena adonan ini cepat mengental. Jadi, kalau adonan terlihat terlalu kental, langsung tambahkan santan saja,” ucap Parmi.
3. Pakai wajan tebal dan tungku kayu
Berdasarkan pengalaman Parmi, untuk membuat carang madu yang enak dan nggak gosong, wajan yang dipakai haruslah tebal dan memungkinkan untuk dipakai menggoreng dalam waktu yang lama.
“Dulu pernah saya menggoreng pakai wajan biasa, carang madunya malah cepat gosong. Kalau nggak mau gosong ya wajan harus rutin diturunkan dari tungku biar nggak terlalu panas," jelasnya.
Untuk menggoreng carang madu, Parmi juga menggunakan tungku kayu. Alasannya adalah agar nggak boros gas dan menghasilkan aroma yang lebih khas.
"Aroma carang madu yang digoreng di atas kompor dengan tungku kayu itu beda. Aromanya lebih enak pakai tungku kayu," paparnya.
4. Goreng dua kali agar lebih renyah
Setelah digoreng, carang madu nggak langsung diberi kucuran gula merah di atasnya. Parmi mengimbuhi, camilan yang juga dikenal sebagai "sarang madu" ini perlu digoreng untuk kedua kalinya setelah didiamkan dalam semalam.
“Digoreng dua kali agar teksturnya lebih renyah. Terus, warna carang madu yang semula kecoklatan juga bakal memutih setelah melalui dua tahap menggoreng,,” tutur Parmi.
Setelah digoreng dua kali, dia menambahkan barulah carang madu diberi topping gula merah. Cara mencairkannya pun cukup didihkan dengan api kecil tanpa perlu menambahkan air.
"Setelah cair, tinggal dikucurkan di atas carang madu. Sudah," pungkasnya.
Nah, semua tips dari Parmi sudah dicatat, Millens? Oya, dengan pengemasan yang oke, carang madu bisa tahan sampai 20 hari. Jadi, jajan legendaris Kabupaten pati ini bakal cocok untuk dijadikan suguhan Lebaran atau oleh-oleh untuk kerabat jauh, lo! (Rizki Arganingsih/E03)