inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Transplanter Jadi Solusi Keterbatasan Lahan dan Tenaga Tanam di Rembang
Rabu, 16 Apr 2025 16:58
Bagikan:
Pemkab Rembang mendorong pemanfaatan transplanter. (via Humas Jateng)

Pemkab Rembang mendorong pemanfaatan transplanter. (via Humas Jateng)

Teknologi ini diharapkan mempercepat proses tanam dan meningkatkan efisiensi pertanian, khususnya di wilayah tadah hujan.

Inibaru.id – Pemerintah Kabupaten Rembang mendorong pemanfaatan alat tanam transplanter untuk mengatasi keterbatasan tenaga kerja dan memaksimalkan lahan pertanian, khususnya pada musim tanam.

Inovasi tersebut diharapkan menjadi jawaban atas tantangan efisiensi waktu dan lahan yang selama ini dihadapi petani, khususnya di daerah tadah hujan.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Agus Iwan, mengatakan bahwa mekanisasi pertanian perlu dipercepat agar pertanian tetap produktif dan efisien.

Nah, di tengah minimnya tenaga kerja dan keterbatasan lahan yang hanya bisa ditanami saat musim hujan, kehadiran transplanter dinilai tepat untuk mempercepat proses tanam padi.

“Dengan kebijakan sekarang ini, selain kemampuan produksi, sektor pertanian juga diharapkan dapat mencapai efisiensi biaya, sehingga bisa bersaing di harga pasar. Salah satu cara untuk memastikan efisiensi adalah dengan mekanisasi,” ujarnya, Selasa (15/4/2025).

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Agus Iwan berpendapat transplanter lebih efisien dengan mengurangi biaya hingga 50 persen. (Humas Jateng) 
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Dintanpan) Kabupaten Rembang, Agus Iwan berpendapat transplanter lebih efisien dengan mengurangi biaya hingga 50 persen. (Humas Jateng)

Agus menambahkan, alat tanam transplanter akan membantu petani melakukan efisiensi waktu tanam dan biaya produksi. Sebelumnya, keberhasilan penggunaan mesin panen combine harvester sudah terbukti mampu mengurangi biaya hingga 50 persen.

"Kami berharap transplanter dapat memberikan dampak serupa pada proses awal budi daya padi." kata dia.

Sebagai langkah awal, Dintanpan telah memperkenalkan alat ini kepada petani di Desa Ngotet, Kecamatan Rembang, dan akan mengusahakan pengadaan sekitar 20–30 unit transplanter. Fokus distribusinya adalah wilayah yang mengandalkan lahan tadah hujan seperti Kecamatan Kaliori dan Sumber.

Harga transplanter sederhana saat ini masih berada pada kisaran Rp25 juta per unit. Namun, Agus berharap, jika diproduksi massal, harganya dapat ditekan agar lebih terjangkau bagi kelompok tani.

“Wilayah Kabupaten Rembang sangat bergantung pada curah hujan. Harus menunggu antrean tenaga tanam, dan itu sering terlambat. Ini yang kami kejar,” terangnya.

Dengan adopsi teknologi seperti transplanter, pertanian di Rembang diharapkan semakin adaptif terhadap tantangan keterbatasan sumber daya dan semakin siap bersaing secara efisien di pasar.

Kalau menurutmu, apakah teknologi ini benar-benar bisa meningkatkan produktivitas pertanian di Rembang, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)

Tags:

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

Copyright © 2025 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved