inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Stop Mengemis Online Berkedok Live Tiktok Mandi Lumpur!
Rabu, 11 Jan 2023 12:08
Penulis:
Siti Khatijah
Siti Khatijah
Bagikan:
Ilustrasi: Mereka yang live mandi lumpur berharap bisa mendapat uang dari gift yang diberikan oleh netizen. (Minews)

Ilustrasi: Mereka yang live mandi lumpur berharap bisa mendapat uang dari gift yang diberikan oleh netizen. (Minews)

Selain live jualan, di Tiktok sering pula kita lihat ada live mandi lumpur. Si kreator berharap orang yang menonton akan memberikan gift yang bisa diuangkan. Banyak pihak menilai ini salah satu praktik mengemis online yang sebaiknya segera dihentikan.

Inibaru.id – Kamu yang gemar melihat live di Tiktok, pasti sering menemukan tayangan orang mandi di lumpur, mandi di sungai, atau semacamnya? Si kreator dengan sengaja berkubang dan mengguyur badannya dengan lumpur. Aksi tersebut dilakukan selama berjam-jam, nggak jarang yang melakukannya adalah orang lanjut usia.

Apa sih tujuan dari live tersebut? Segala tayangan live di Tiktok memungkinkan para kreator mendapatkan gift dari penontonnya, nggak terkecuali konten mandi lumpur. Mereka berharap, dari kegiatan basah-basahan dan kotor-kotoran itu netizen akan memberikan gift yang nantinya bisa ditukar dalam bentuk uang.

Dilihat dari isi tayangannya, bagi netizen, mandi lumpur sama sekali nggak memberikan tambahan wawasan, hiburan, atau value lain layaknya konten bermanfaat lainnya. Namun kenyataannya, live mandi lumpur selalu ada setiap hari dengan ribuan mata yang menontonnya.

Berkaca pada fenomena ini, banyak netizen yang menilai hal itu adalah bentuk lain dari mengemis. Jika di dunia nyata kamu sering melihat bayi dijadikan “senjata”, di live mandi lumpur justru para orang tua yang menjadi objek untuk menarik belas kasihan dari penonton.

Adanya Peluang

Ilustrasi: Sosiolog menyatakan live mandi lumpur ini ada karena mereka melihat peluang. (Istimewa)
Ilustrasi: Sosiolog menyatakan live mandi lumpur ini ada karena mereka melihat peluang. (Istimewa)

Kenapa ada banyak orang yang mengharap gift dari mandi lumpur? Sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Drajat Tri Kartono mengatakan, hal itu terjadi karena si kreator menyadari ada ruang baginya untuk mendapatkan simpati, perhatian, dan uang. Mereka tahu bahwa orang Indonesia memiliki kedermawanan yang tinggi.

“Kedermawanan orang Indonesia nomor satu di dunia. Artinya orang Indonesia bisa dipengaruhi untuk berbelaskasihan, memberi ini-itu,” katanya via Kompas, Sabtu (7/1/2023).

Baik di dunia nyata atau virtual, menurut Drajat, pola meminta-minta memiliki pola yang sama. Mereka memanfaatkan manajemen kesan atau impression management.

“Orang melakukan pengelolaan di penampilannya entah pada pakaian, pada tindakan, dan sebagainya dalam rangka menimbulkan rasa iba dan peduli sehingga orang lain memberikan bantuan,” terangnya.

Bagaimana Sikap Kita?

Ilustrasi: Banyak netizen mengajak untuk nggak lagi menonton live ibu-ibu mengguyurkan air  dan semacamnya agar live tersebut nggak ada lagi. (Pixabay/Kopi)
Ilustrasi: Banyak netizen mengajak untuk nggak lagi menonton live ibu-ibu mengguyurkan air dan semacamnya agar live tersebut nggak ada lagi. (Pixabay/Kopi)

Sampai sekarang, tren mandi lumpur dan semacamnya masih sering kita jumpai. Semakin sering kita menjadi penontonnya, maka aksi “mengemis online” akan tetap ada. Jadi, apa yang seharusnya kita lakukan?

Seperti halnya nggak membiasakan diri memberi uang pada peminta-minta di lampu penyeberangan, kita juga sebaiknya berhenti memberikan gift pada konten live mandi lumpur. Sebab, jika gift tetap diberikan, besar kemungkinan hal itu turut memicu orang lain melakukan hal serupa.

Bahkan sebagian netizen menyarankan untuk nggak menonton acara live mereka yang hampir digelar setiap hari dari siang hingga petang.

“Satu cara buat stop sebenarnya jangan ditonton dan jangan dikasih duit supaya mereka berhenti. Masalahnya yang terjadi sekarang itu yang nonton itu bener-bener ribuan. Mungkin emang bener-bener harus dari platformnya yang nge-banned model-model kayak gini,” tulis akun @asahpolapikir, dikutip dari Pikiran Rakyat (2/1/2023).

Pemilik akun @krisna.beck menyuarakan pendapat yang serupa. Dia menyarankan agar kita nggak memberikan gift kepada ibu-ibu yang mengguyur badannya dengan air dan konten lainnya yang serupa.

Stop untuk memberikan gift kepada ibu seperti ini. Janganlah kasih dia gift, tolong!. Kalau dokter yang melihat ini pasti akan komen juga tentang ini. Jadi stop lah memberikan gift ini, biar dia berhenti dan capek sendiri,” ucapnya.

Ya, memelihara sikap dermawan itu harus. Tapi berbagi dengan mereka yang kurang beruntung juga ada tempatnya ya, Millens. Jika live mandi lumpur ditonton banyak orang dan berhasil menjadikan itu praktik mengemis online, maka akan semakin banyak para lansia yang dieksploitasi demi meraih cuan untuk keuntungan pihak tertentu. (Siti Khatijah/E07)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved