Inibaru.id - Pernahkah kamu membayangkan “berendam” bukan di air, melainkan di lautan suara? Inilah yang ditawarkan sound bath, sebuah praktik relaksasi yang kini kian populer di kota-kota besar. Bukan mandi biasa, melainkan pengalaman mendengarkan gelombang suara dari gong, singing bowl, hingga instrumen etnik yang dipercaya bisa menenangkan tubuh dan pikiran.
Alih-alih sibuk dengan bising perkotaan, peserta sound bath justru diajak untuk menutup mata, berbaring, lalu membiarkan vibrasi suara menyapu tubuh. Suara-suara itu nggak sekadar terdengar di telinga, melainkan terasa meresap ke dalam, menciptakan sensasi seakan tubuh ikut bergetar. Banyak yang menyebutnya seperti pijatan halus tanpa sentuhan.
Fenomena ini pun jadi alternatif gaya hidup sehat masa kini. Beberapa orang mengaku tidurnya lebih nyenyak, stres berkurang, bahkan merasa lebih fokus setelah mengikuti sesi sound bath. Meski klaim medisnya masih perlu penelitian lebih jauh, nggak bisa dimungkiri bahwa praktik ini menjawab kebutuhan orang-orang modern yang kerap dikejar rutinitas dan stres.
Uniknya, sound bath sering digelar di studio yoga, ruang komunitas, bahkan alam terbuka. Bayangkan duduk bersila di tengah hamparan sawah atau berbaring di pantai, lalu suara gong bergema menyatu dengan desir angin. Sensasi itu membuat banyak peserta merasa seolah “pulang” ke dirinya sendiri.
Tren ini juga memberi ruang bagi kearifan lokal. Beberapa fasilitator di Indonesia memadukan instrumen tradisional seperti gamelan atau angklung, sehingga pengalaman sound bath bukan hanya relaksasi, melainkan juga perayaan budaya.
Mungkin terdengar sederhana, hanya mendengarkan suara. Tapi dalam dunia yang makin riuh, sound bath justru memberi ruang hening yang dibutuhkan banyak orang. Karena pada akhirnya, ketenangan bukan selalu soal tempat yang sepi, melainkan tentang bagaimana kita bisa menemukan irama dalam diri. Betul, Gez? (Siti Zumrokhatun/E05)
