Inibaru.id - Secara kuantitas, mungkin Indonesia nggak kekurangan tenaga kerja. Sayangnya, hanya sedikit tenaga kerja terampil yang punya "nilai jual". Akibatnya, banyak industri yang menolak atau hanya menghargai tenaga kerja dengan upah sekadarnya.
Akan berbeda cerita jika para siswa disiapkan sejak dini untuk memenuhi kebutuhan industri. Untuk itulah Pemerintah Kota (Pemkot) Salatiga menegaskan komitmen mereka untuk membangun sumber daya manusia (SDM) yang siap kerja melalui sinergi antara dunia pendidikan dan industri.
Wakil Wali Kota Salatiga Nina Agustin menekankan pentingnya kolaborasi berkelanjutan antara kedua sektor tersebut agar mampu mencetak lulusan yang adaptif di tengah perubahan global.
“Kita hidup di era perubahan cepat. Dunia industri dan pendidikan tidak bisa lagi berjalan di jalur yang terpisah. Harus ada titik temu yang konkret dan berkelanjutan,” ujar Nina, saat Link and Match Dunia Usaha dan Dunia Pendidikan, di Ruang Plumpungan, Gedung Setda Kota Salatiga, Senin (28/4/2025).
Acara tersebut menjadi wadah strategis untuk menyelaraskan kurikulum, khususnya pendidikan vokasi dan kejuruan, dengan kebutuhan dunia kerja saat ini. Pemkot Salatiga, kata Nina, akan terus mendukung ekosistem kolaborasi ini melalui kebijakan lintas sektor dan dukungan fasilitasi.
Dia juga mendorong pelaku usaha agar lebih aktif terlibat dalam memberi masukan keterampilan yang dibutuhkan, menyediakan peluang magang, hingga berkontribusi dalam pengembangan SDM lokal.

“Kami mengajak pelaku usaha untuk lebih aktif memberi masukan tentang keterampilan yang dibutuhkan, membuka peluang magang, serta ikut serta dalam pengembangan SDM lokal. Ini investasi untuk masa depan kota kita bersama,” tegasnya.
Nina berharap kegiatan ini nggak berhenti sebagai seremoni belaka, melainkan menjadi forum dialog terbuka yang menghasilkan langkah konkret; mulai dari pemetaan kebutuhan industri, penyusunan kurikulum aplikatif, hingga pembukaan akses kerja nyata bagi lulusan SMK dan lembaga vokasi.
Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Salatiga Bayu Joko Multono menjelaskan, program ini merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Koperasi UKM dan SMKN 3 Salatiga.
Dengan dukungan dana APBD 2025, program tersebut ditujukan bagi siswa SMK dan pelaku UKM untuk memperkuat kapasitas usaha, mendorong transformasi digital, dan menumbuhkan semangat kewirausahaan.
“Program ini terdiri atas pelatihan selama tiga hari dan magang intensif selama 30 hari. Materinya menggabungkan teori, diskusi, praktik, dan evaluasi menyeluruh, hingga peserta mendapatkan sertifikat kompetensi,” terang Bayu.
Dengan pendekatan link and match ini, Salatiga menegaskan posisinya sebagai kota yang nggak hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga pada pembangunan SDM tangguh dan siap bersaing di dunia kerja.
Memang sudah saatnya sekolah menyiapkan tenaga kerja terampil yang siap bersaing. Betul, kan? (Siti Zumrokhatun/E10)