Inibaru.id – Gerimis di Minggu (24/3/2019) pagi itu nggak menyurutkan niat panitia membuka acara Ta’sis Masjid Al-Aqsa Menara Kudus. Dengan berpayung hitam seragam, 19 orang naik ke panggung utama tepat di depan Menara Kudus untuk melakukan seremonial.
Kesembilan belas orang itu mayoritas memakai baju putih dengan sarung batik plus ikat batik di kepala, khas Kudus. Di antara para tamu undangan, tampak juga Kapolsek Kota Kudus Muh Khoirul Naim dengan seragam polisi lengkap berdiri bersama tamu lainnya di atas panggung.
Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makan Sunan Kudus (YM3SK) Em Nadjib Hasan kemudian menabuh bedug sebagai tanda dibukanya serangkaian acara Ta’sis ke-484 H.
Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus dibuka di bawah hujan gerimis.(Inibaru.id/ Ida Fitriyah)
Ini merupakan kali pertama Ta’sis Menara Kudus digelar secara besar-besaran.
“Kalau merayakan Ta’sis sebenarnya sudah beberapa kali tapi sifatnya internal. Baru kali ini kami angkat lebih besar lagi biar masyarakat lebih merasakan,” Kata Nadjib.
Berdasarkan penuturan Nadjib, Ta’sis nggak ubahnya seperti perayaan ulang tahun Masjid Al-Aqsa Menara sekaligus Negeri Kudus. Kata Ta’sis diambil dari bahasa Arab yang berarti pendirian.
Masjid yang letaknya tepat di sebelah utara Menara Kudus itu didirikan Sunan Kudus pada 19 Rajab 956 H silam. Hal ini diketahui dari prasasti peninggalan Sunan Kudus yang ada di atas mihrab masjid.
Nah, tahun ini, pihak pengelola mengambil tema Banyu Penguripan dalam perayaan Ta’sis. Tema ini diambil karena banyu atau air itu sangat penting dalam kehidupan manusia.
“Hidup itu kan yang utama adalah air atau banyu. Jadi dari banyu bisa menjadi urip (hidup) dan urup (bersinar),” lanjut Nadjib.
Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus diramaikan dengan festival kuliner tradisional. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)
Dalam Ta’sis kali ini ada serangkaian kegiatan yang dilaksanakan. Setelah acara dibuka, Ta’sis dimeriahkan dengan festival kuliner tradisional. Paling nggak ada 34 stand yang disediakan panitia. Sesuai namanya, stand-stand itu diisi dengan penjual yang menjajakan kuliner tradisional Kudus seperti Sego Jangkrik, Sego Sambal Ontong Santan, Lentog Tanjung, hingga jajanan seperti Intip Ketan.
Malam harinya, diadakan juga terbang kolosal yang dimeriahkan 19 grup terbang. Sebanyak 105 orang menabuh terbang secara serempak di bawah gagahnya Menara Kudus. Di gedung yang lain, ada pula Jagong Gusjigang dengan tema “Banyu Penguripan, Urip dan Urup.”
Terbang Kolosal dalam rangka Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)
Senin (25/3) acara dilanjutkan dengan Kirab Banyu Penguripan, khataman alquran sebayak 19 kali, parade selawat hadrah, dan diakhiri dengan pasamuan Ta’sis di Masjid Al-Aqsha Menara Kudus.
Wah, seru nih, Millens. Acara Ta’sis ini selalu diadakan pada 19 Rajab. Kalau kamu nggak mau ketinggalan acara ini, luangkan waktumu setiap tanggal itu ya.
“Mulai tahun depan kami peringati menuju lima abad. Setiap tahun, kami juga mengeluarkan buku,” imbuh Nadjib.
Yuk catat tanggalnya biar nggak ketinggalan! (Ida Fitriyah/E05)