“Program Motor Gratis (Motis) 2025 menyediakan kuota 7.424 unit
sepeda motor serta 16.960 penumpang,” ungkap Direktur Jenderal Perkeretaapian
Kemenhub Risal Wasal saat menggelar konferensi pers pada Minggu
(9/3/2025).

Alasan utama program motis digelar Kemenhub setiap tahun adalah demi mengurangi jumlah pemudik yang memakai sepeda
motor untuk pulang kampung jarak jauh.

Maklum, pengguna kendaraan roda dua
adalah yang paling berisiko mengalami kecelakaan di jalan selama arus mudik. Selain itu, berkendara hingga ratusan kilometer sekali jalan juga bisa berdampak buruk bagi kesehatan.

Tahun ini, ada dua rute motis yang dibuka, yang keduanya sama-sama berangkat dari Stasiun KAI Logistik Jakarta Gudang, Pasarsenen.

Rute pertama adalah Lintas
Utara yang diperuntukkan bagi penumpang yang pulang ke arah Bekasi,
Cirebon Prujakan, Tegal, Pekalongan, dan pemberhentian terakhir di Stasiun
Semarang Tawang.

Rute satunya adalah Lintas Tengah, yang diperuntukkan bagi penumpang yang pengin pulang ke Cirebon Prujakan, Kroya, Gombong, Kebumen,
Kutoarjo (Purworejo), dan pemberhentian terakhir di Stasiun Lempuyangan (Kota
Yogyakarta).

Cara Mendaftar Mudik Motor Gratis Kemenhub

Untuk kamu yang merantau di Jakarta dan sekitarnya dan memutuskan mudik ke arah timur, silakan mendaftarkan diri dalam program Motis 2025 yang sudah dibuka sejak 8 Maret lalu.

Pemberangkatan mudik diperkirakan akan digelar pada 26-29 Maret. Untuk pulangnya akan menyesuaikan arus balik, yakni pada 4-6 April.

Jika berminat, kamu bisa mendaftar dengan datang langsung ke Stasiun
Cibinong, Stasiun Bekasi, Stasiun Depok Baru, atau Stasiun Tangerang. Bisa juga mendaftar secara online di situs nusantara.kemenhub.go.id.

Syaratnya, silakan menyiapkan KTP, SIM, dan STNK yang masih
berlaku untuk mendaftar. Pastikan juga sepeda motor yang dibawa nantinya
punya kapasitas mesin di bawah 200 cc.

Nantinya, setiap pendaftar bakal mendapatkan tiket untuk 1 unit
sepeda motor, 2 tiket kereta api untuk penumpang dewasa, dan 1 tiket infant untuk
anak-anak dengan usia kurang dari 3 tahun.

“Jatah per harinya yang diangkut adalah 232 unit sepeda
motor dan 530 penumpang di Lintas Utara. Untuk Lintas Selatan, kuotanya adalah
696 unit sepeda motor dan 1.590 penumpang per hari,” lanjut Risal.

Sudah jelas ya cara mendaftar mudik gratis via Kemenhub ini? Pastikan lengkapi syarat-syaratnya agar bisa mendapatkan kuotanya, Millens!
(Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Seperti&nbsp;tahun-tahun sebelumnya,
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali menyediakan kuota mudik motor gratis
untuk periode mudik pada lebaran tahun ini.

Bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkeretaapian
(DJKA), Kemenhub sudah memastikan kuota motor yang bisa diangkut dengan kereta
api, yaitu 7.42 unit.

Sejalan dengan hal tersebut, lebih dari 16 ribu penumpang juga nantinya akan diangkut dengan program mudik gratis ini, Millens.

Pengin ikut mudik motor gratis untuk Mudik Lebaran 2025, penuhi dulu persyaratan dan cara mendaftarnya berikut ini.

Cara Mendaftar Kuota Mudik Motor Gratis Kemenhub dengan Kereta

Kebingungan Amir tentu saja beralasan. Sebab, dia harus mengalokasikan dana yang cukup untuk perjalanan mudiknya yang memakan biaya tinggi. Tahun ini adalah jatahnya bersama keluarga mudik ke rumah keluarga sang istri yang berasal dari Bangkinang, Riau.

"Kami sudah menabung, tapi kalau dihitung-hitung baru cukup untuk ongkos perjalanan pergi-pulang. Untuk keperluan selama di sana ya mengandalkan duit THR," terang lelaki yang kini tinggal di Jakarta tersebut.

Amir mungkin hanyalah satu dari sekian banyak PNS yang cemas dengan nasib tunjangan hari raya (THR) mereka untuk tahun ini. Aturan yang berlaku, pencairan THR harus dibayarkan maksimal H-10 lebaran atau pekan depan.

Namun, merujuk pada pernyataan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam siaran pers yang berlangsung pekan lalu, pencairan tunjangan hari raya (THR) bagi PNS atau aparatur sipil negara (ASN) akan dicairkan paling cepat tiga minggu sebelum Hari Raya Idulfitri 2025.

Airlangga sekaligus memastikan bahwa THR akan dicairkan tepat waktu, termasuk untuk pekerja swasta yang harus sudah dibayarkan selambatnya sepekan sebelum lebaran. Artinya, jika Idulfitri jatuh pada 31 Maret 2025, para ASN berhak mendapatkan THR sekitar pekan ini.

Pencairan THR untuk ASN tersebut lebih cepat dari jadwal-jadwal sebelumnya yang biasanya baru dibayarkan sekitar 10 hari sebelum hari raya (H-10). Jubir Kemenko Bidang Perekonomian Haryo Limanseto mengatakan, pemerintah memang sengaja&nbsp;mempercepat jadwal tersebut tahun ini.

"Dipercepat, untuk meningkatkan daya beli masyarakat secara signifikan, memperkuat konsumsi domestik, dan mendorong perputaran ekonomi di berbagai sektor, terutama perdagangan dan jasa," sebutnya pada awal Maret lalu.

Haryo mengatakan, dana sebanyak Rp50 triliun telah dialokasikan untuk membayar THR ASN. Dia berharap, pencairan THR ini akan dapat mendongkrak daya beli masyarakat dan perputaran ekonomi. Harapan yang sama juga dia sematkan untuk para karyawan swasta.

"Kami meminta perusahaan swasta membayarkan THR karyawan mereka maksimal seminggu sebelum hari raya agar&nbsp;pertumbuhan ekonomi nasional dapat terbantu dengan pemberian THR yang dipercepat oleh perusahaan," ujarnya.

Dia mengungkapkan, puncak konsumsi rumah tangga selama Ramadan 2025 akan menjadi variabel utama yang mendorong perekonomian nasional.

"Kami berharap kebijakan ini dapat memberikan dampak positif terhadap target pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2025 serta stabilitas makro-ekonomi," kata dia.

Sementara itu, berkaitan dengan besaran THR yang turun untuk ASN, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pemerintah saat ini tengah menyiapkan Peraturan Presiden (Perpres)-nya. Perpres tersebut nantinya akan diumumkan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto.

"Bapak Presiden sedang dalam proses penyelesaian (Perpres THR)," tegas&nbsp;Sri Mulyani di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (7/3/2025). "Nanti beliau yang akan mengumumkan. Ok?"&nbsp;

Namun begitu, perempuan yang akrab disapa Ani itu belum berani dengan tegas menjawab besaran THR yang bakal cair. Dia cuma memastikan THR akan diumumkan dalam waktu dekat.

"Segera, Insyaallah (cair sepenuhnya). Nanti kalau seluruh adjustment sudah diselesaikan, kami segera berikan penjelasan," tutupnya.

Nah, buat yang sudah menantikan dana tambahan untuk persiapan mudik atau berlebaran, silakan ditunggu ya pekan ini. Semoga nggak jadi pepesan kosong semata. Jangan terlewat, karena "hilal" THR sudah terlihat! Ha-ha. (Siti Khatijah/E07)

Inibaru.id - Amir (bukan nama sebenarnya) tampak harap-harap cemas dalam sepekan terakhir. Setelah usaha istrinya mandek sejak awal tahun ini, dia kini menjadi satu-satunya tumpuan hidup di rumahnya. Sebagai pegawai negeri sipil (PNS), gajinya hanya cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

"Saya cemas karena ada kabar yang simpang siur berkaitan dengan pencairan THR tahun ini setelah ada efisiensi anggaran dari pemerintah. Ada yang bilang nggak bakal cair. Ada yang bilang cairnya bakal telat. Jujur saya bingung," terangnya pada Senin (10/3/2025).

Seharusnya, THR PNS sudah cair pekan ini, sedangkan karyawan swasta sepekan sebelum Idulfitri 2025. Pencairan juga dipastikan akan tepat waktu untuk dongkrak daya beli masyarakat.

'Hilal' Mulai Terlihat; Pencairan THR PNS Pekan Ini, Swasta Maksimal H-7 Lebaran

Saat pandemi, aturan pergantian pemain maksimal tiga kali itu rupanya berubah. Sebuah tim diperbolehkan mengganti pemainnya hingga lima kali, yang sempat membuat saya merasa aneh saat melihatnya. Sudah seperti laga persahabatan atau pra-musim saja!

Nah, saat sudah mulai terbiasa dengan aturan pergantian lima pemain, saya kembali menyeletuk "Loh kok?" saat melihat Liverpool FC membuat pergantian pemain ke-6 mereka kala melawat ke Southampton dalam laga resmi Liga Premier Inggris akhir pekan ini.

Nggak cuma saya, Mohamed Salah yang merupakan pemain Liverpool bahkan sampai bertanya ke wasit saat pemain ke-6 Jarrel Quansah dimasukkan untuk menggantikan Trent Alexander-Arnold. Apa yang sebenarnya terjadi?

“Wasit sampai harus menjelaskan ke Mohamed Salah bahwa
Liverpool diperbolehkan menggunakan jatah pergantian pemain ke-6. Dia khawatir
pergantian pemain ini justru bikin timnya kena sanksi pengurangan poin,” cuit
akun salah satu penggemar Liverpool di X, @SamueILFC pada Minggu (9/3) dini
hari waktu Indonesia.

Usut punya usut, hal ini disebabkan oleh adanya kejadian di
babak pertama yang bikin bek Southampton Jan Bednarek harus ditarik dari
lapangan. Benturan di kepalanya mengaktifkan protokol penanganan gegar otak.


Pengaktifan protokol penanganan gegar otak memungkinkan Bednarek diganti dengan pemain lainnya agar bisa mendapatkan
perawatan medis. Namun, penggantian pemain ini sama sekali nggak mengurangi jatah
pergantian permain Southamtpon, yaitu tetap lima.

Nah, biar adil, aturan "pemain pengganti tambahan" ini juga diberlakukan untuk tim lawan, yang dalam hal ini adalah Liverpool. Artinya, dalam pertandingan tersebut tim lawan bisa mengganti pemainnya hingga maksimal enam kali.

Pertandingan antara Liverpool melawan Southampton berakhir
dengan kemenangan Liverpool 3-1. Klub ini pun semakin kokoh di puncak klasemen dengan
70 poin dan sisa 9 pertandingan, unggul jauh dari Arsenal
di peringkat kedua.

Yap, masih banyak orang yang nggak menyadari adanya perubahan
pada peraturan pergantian pemain di pertandingan sepak bola. Di lain kesempatan,
jangan heran ya jika ada tim yang melakukan pergantian sampai 6 kali dalam satu
pertandingan resmi nantinya! (Arie Widodo/E10)

Inibaru.id – Menonton pertandingan sepak bola di televisi sejak Piala Dunia 1998, saya masih terbiasa dengan aturan pergantian pemain maksimal tiga kali dalam sebuah pertandingan resmi. Aturan itu berubah seiring waktu, menjadi lima pergantian dalam satu pertandingan.

Namun, ada yang menarik dari laga Southampton vs Liverpool pada Sabtu (8/3/2025). Masing-masing tim diperbolehkan&nbsp;melakukan pergantian pemain hingga enam
kali. Kok bisa?

Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita mundur ke masa lalu. Saat aturan pergantian pemain maksimal tiga kali, menjadi hal yang lazim bagi sebuah tim bermain dengan jumlah pemain lebih sedikit dari tim lawan lantaran ada pemainnya yang cedera ketika slot pergantian pemain sudah habis.

Dalam satu pertandingan resmi Liga Premier Inggris, Liverpool melakukan enam pergantian pemain saat melawan Southampton dan nggak melanggar aturan apa pun. Kok, bisa?

Lawan Southhampton, Kok Liverpool Bisa Ganti Pemain Lebih Banyak dari Seharusnya?

Sedikit informasi,&nbsp;Megengan biasa digelar di samping Masjid Agung Demak, nggak terkecuali tahun ini. Dalam perayaan tersebut, ada banyak
kegiatan seni budaya yang ditampilkan, mulai dari
penampilan tari tradisional, hiburan, hingga&nbsp;fashion show.

Nah, satai keong biasanya hadir menemani mereka yang tengah menonton pertunjukan seni budaya atau sekadar duduk-duduk di sekitar masjid sembari menunggu beduk ditabuh itu bersama-sama.

Satai keong biasanya disajikan dengan cara sederhana, hanya dengan diguyur bumbu kacang bercita rasa gurih yang agak pedas. Satai bisa dimakan
langsung atau sebagai pendamping makanan berat. Namun, untuk lebih nikmat, satai keong saat ini disajikan bersama dengan lontong lodeh.

Beberapa penjual satai keong memang biasanya membuka lapak mereka bersama lontong lodeh saat acara Megengan, nggak terkecuali Wahyu Sulistyowati,
warga Kelurahan Bintoro, KabupatenDemak.

Di lapaknya, perempuan yang akrab disapa Lilis ini menjual satai keong,
lontong lodeh, aneka gorengan, dan sejumlah menu lain. Namun kebanyakan pembeli biasanya datang ke lapaknya untuk mencari dua menu pertama, yakni satai keong dan lontong lodeh.

“Satai keong ini memang banyak yang cari, karena hanya bisa
ditemukan satu tahun sekali,” ujarnya.

Sejatinya, satai keong bukanlah masakan spesial lantaran menu kuliner itu mudah ditemukan di pelbagai tempat di Indonesia. Namun, Lilis mengungkapkan, satai keong di Megengan berbeda. Perbedaan itu terletak pada pada baluran sambal kacangnya yang khas.

"Yang pasti, siapa pun yang pernah mencobanya pasti akan merindukan masakan ini lagi," akunya. "Harganya juga murah, per tusuk
satai keong dijual Rp4.000,&nbsp;sedangkan lontong lodeh seharga Rp5.000."

Hal tersebut dibenarkan Drajat, seorang pembeli mengaku menghadiri acara
Megengan hanya untuk menikmati sate keong dan lontong lodeh, pekan lalu. Kegiatan itu sudah
menjadi agenda tahunan yang selalu dia lakukan bersama istrinya saat menyambut Ramadan.

“Megengan memang nggak afdol kalau belum makan satai keong,”
kata lelaki 63 tahun itu.

Menjadikan satai keong sebagai bagian nggak terpisahkan dari tradisi Megengan memang nggak bisa dielakkan, mengingat makanan tersebut merupakan representasi dari masyarakat Demak yang mayoritas merupakan petani atau bergerak di sektor agraris.

Untuk yang belum tahu, keong adalah hama bagi petani. Moluska bercangkang yang biasa memakan trubus-trubus tanaman padi ini biasanya "diburu" petani saat masa tanam tiba. Selain dibasmi, sebagian&nbsp;orang juga memanfaatkannya sebagai menu kuliner atau campuran masakan, salah satunya satai keong.

Berdasarkan cerita Lilis, satai keong sudah menjadi bagian dari masyarakat Demak sejak zaman nenek moyang. Para petani menyajikan satai keong sebagai hidangan sarapan. Nggak hanya memiliki rasa yang enak, kuliner ini juga memiliki banyak nutrisi yang
baik untuk tubuh.

“Makanan ini memang kesukaan masyarakat desa. Orang
dulu suka karena enak, banyak gizi, dan bernutrisi,” terangnya.

Buat kamu yang tertarik menikmati satai keong dengan sambal kacang dan lontong lodeh, nantikan pas tradisi Megengan di Kabupaten Demak tahun depan ya. (Sekarwati/E03)

Inibaru.id – Megengan, tradisi menyambut datangnya Ramadan di Kabupaten Demak telah berlalu beberapa hari lalu, mengingat Bulan Suci juga sudah berlangsung sepertiganya. Namun, ada satu menu kuliner yang melekat di hati masyarakat setempat, yakni satai keong.

Di kabupaten yang berbatasan dengan Kota Semarang tersebut, satai keong memang menjelma menjadi hidangan istimewa dalam tradisi Megengan. Bersamaan dengan perayaan tabuh beduk dan festival meriah, satai keong menjadi salah satu menu kuliner yang pasti dicari orang di kota ini.

Satai keong merupakan kuliner khas yang hanya bisa dijumpai saat perayaan Megengan; digelar sekali dalam setahun saat menyambut Ramadan di Kabupaten Demak

Satai Keong, Megengan, dan Perayaan Menyambut Ramadan di Kabupaten Demak

Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng meminta Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk mengatur skema yang memungkinkan siswa kurang mampu yang nggak bisa masuk sekolah negeri untuk punya kesempatan belajar di sekolah swasta.

“(Skema itu) semisal SPP-nya dibayar Pemkot. Namun,&nbsp;kami kan nggak bisa intervensi sekolah swasta. Jadi, saya koordinasi dengan kepala dinas untuk memintakan slot (ke sekolah swasta), biar bisa (masuk) pakai beasiswa," tutur Agustina di Grand Edge Hotel Semarang, Jumat (7/3/2025).

Berbicara di sela acara Nobrol Penting Bersama Stakeholder Pendidikan Kota Semarang (Ngopi Bareng), Agustina berpikir, skema khusus ini adalah bentuk gotong royong. Hal ini merupakan bagian dari upayanya untuk membentuk iklim SPMB yang kondusif sebagai bentuk realisasi program 100 harinya sebagai Wali Kota.&nbsp;

Menurut Agustina,&nbsp;kalau pemerintah hanya menghitung daya tampung sekolah negeri yang dibandingkan jumlah lulusannya, jumlah kursinya nggak akan cukup untuk menampung para siswa yang dari Semarang.


“Harus melibatkan sekolah swasta, kalau dilihat daya tampung dan jumlah lulusan tentu tidak sebanding,” lanjutnya.

Sementara itu, dia mengimbuhi, sebagian orang tua enggan menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta lantaran biaya yang mahal.

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi para siswa dan orang tua tersebut, Agustina mengungkapkan, solusinya adalah dengan kehadiran pemerintah. Dia mengatakan, harus ada peran Pemkot karena&nbsp;sekolah swasta juga menjadi mitra dalam penyelenggaraan pendidikan dan mencerdaskan anak bangsa.


“Saya yakin ada solusi, karena problem nggak mau di swasta kan karena mahal. Maka, sekolah akan menjadi mitra penyelenggaraan pendidikan, salah satunya dengan beasiswa,” ujarnya.

Dinas Pendidikan, kata dia, akan melakukan perhitungan serta pemetaan anggaran; termasuk memperkirakan jumlah siswa kurang mampu yang nantinya bisa mendapatkan beasiswa di sekolah swasta. Agustina memastikan, anggaran untuk program ini nantinya nggak diambil dari APBD Pemkot Semarang saja.


“Ini masih dihitung, kebutuhannya berapa, nanti tidak hanya dari APBD. Kami bisa nembung ke provinsi dan pengusaha untuk CSR khusus, yakni beasiswa,” tuturnya.

Agustina menegaskan, program beasiswa yang tengah digodok ini nantinya diprioritaskan untuk masyarakat miskin atau tidak mampu. Dia berharap, program tersebut bisa berjalan baik karena dirinya nggak pengin ada anak putus sekolah lantaran kesulitan biaya. 


“Sekolah gratis yang sudah ada, kalau baik ya dilanjutkan, kalau kurang ya ditambal. Intinya, nggak boleh ada anak yang tidak sekolah karena biaya,” pungkasnya.


Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Bambang Pramusinto menjelaskan, pihaknya saat ini sudah merancang beberapa konsep untuk siswa kurang mampu yang nggak bisa masuk sekolah negeri, salah satunya dengan skema atau fasilitas beasiswa ke sekolah swasta.

"Kami&nbsp;sudah melakukan pemetaan terkait jumlah anak yang akan mendapatkan bantuan. Nantinya skenario bantuan tidak hanya berbasis dari APBD, tapi juga CSR," tandasnya.

Konsep yang menarik ya, Millens?&nbsp;Semoga dengan adanya program ini, keinginan untuk menjadikan pendidikan di Kota Semarang lebih inklusif bisa segera terealisasikan ya! (Murjangkung/E10)&nbsp;

Inibaru.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang tengah mempersiapkan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025, salah satunya dengan menggandeng sekolah swasta untuk menerima siswa yang kurang mampu dengan beasiswa.

Kebijakan ini diambil berkaitan dengan adanya temuan keterbatasan daya tampung sekolah negeri dibanding dengan jumlah kelulusan.

Keterbatasan kuota sekolah negeri membuat Pemerintah Kota Semarang merencanakan program beasiswa untuk masuk sekolah swasta bagi masyarakat tidak mampu.

Kapasitas Sekolah Negeri Terbatas, Pemkot Semarang Rencanakan Program Beasiswa ke Sekolah Swasta

Inibaru.id &ndash; Sholla alaikallahu yaa allamal huda. Selawat itu sudah bergaung di telinga saya sejak memasuki area Taman Menara Kudus. Semakin saya mendekati Menara Kudus, semakin lantang pula tetabuhan itu terdengar. Di depan Menara, ratusan orang berjejalan demi melihat aksi para penabuh terbang.
Minggu (24/3/2019) malam itu suasana memang riuh tapi syahdu. Banyak orang yang menyaksikan acara Terbang Kolosal dalam rangka Ta&rsquo;sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus yang ke-484 menurut penanggalan Hijriah.
Di kaki Menara Kudus, panggung utama berdiri nggak kalah gagahnya dengan bangunan cagar budaya itu. Sebanyak 105 penabuh dari 19 grup terbang berjejer di panggung utama. Dengan menyenandungkan sekitar tujuh selawat dari kitab Al-barzanji, mereka menghibur masyarakat Kudus malam itu.
<img src="/nuploads/1/1%20%2816%29.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<code>Sebanyak 105 penabuh terbang memeriahkan acara Terbang Kolosal dalam rangka Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Yap, saat itu mereka sedang menampilkan salah satu kesenian Kudus yang sudah ada sejak lama. Konon, kesenian khas Kudus ini disukai para kiai atau tokoh agama di sana. Saking senangnya, beberapa tokoh agama memainkannya hingga larut malam.
&ldquo;Terbangan itu digandrungi para kiai. Bahkan, Pak Kiai Turaichan (Adjuri) dulu itu saking gandrungnya, terbangan sampe malam dianggap mengganggu masyarakat. Hal ini sampai di-bahsul masail-kan (pembahasan dalam rapat dengan merujuk kitab-kitab untuk menentukan hukum suatu hal) gitu, gimana hukumnya,&rdquo; kata Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makan Sunan Kudus (YM3SK) Em Nadjib Hasan.
Kendati sama-sama menggunakan terbang atau rebana, terbangan dan hadrah berbeda, lo. Dilihat dari segi alat yang dipakai, seni terbang ini hanya memakai rebana dan jidur. Sementara, seni hadrah menggunakan alat yang lebih lengkap seperti ada bas, tam, rebana, dan dumbuk.
Perbedaan alat ini juga berpengaruh pada jumlah personel, lo. Seni terbang biasanya dimainkan empat orang penabuh terbang dan seorang penabuh jidur. Karena itulah, seni terbangan juga kerap disebut terbang papat atau terbang yang dimainkan empat orang. Namun, hal ini nggak berlaku pada hadrah yang setidaknya dimainkan delapan orang.
<img src="/nuploads/1/4%20%2815%29.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<code>Terbangan dimainkan empat penabuh terbang dan satu penabuh jidur. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Selain itu, pembagian peran antarpersonel juga berbeda. Sambung Nadjib, pada seni terbang, semua penabuh juga berperan sebagai vokalis yang melagukan selawat.
Nggak mau tergerus zaman, YM3SK yang merupakan pengelola Menara Kudus kemudian memasukkan kesenian ini dalam salah satu agenda Ta&rsquo;sis atau peringatan pendirian Masjid Al-Aqsha Menara Kudus.
&ldquo;Sekarang ini (terbang kuno) mulai tergerus dengan terbangan model-model baru. Ya sudah kita angkat lah wong kita punya kesenian yang bagus, kok,&rdquo; imbuh Nadjib.
Betul banget, Millens. Kesenian kuno perlu dilestarikan supaya anak cucumu nanti pun bisa menikmatinya.
Oh iya, kesenian terbang kuno ini memang sudah jarang dipentaskan kecuali di beberapa kampung di Kudus. Namun, terbang ini masih bisa kamu temukan di beberapa agenda yang diadakan YM3SK, kok. Kamu sudah pernah menyaksikan kesenian terbangan belum? (Ida Fitriyah/E05)

Menghibur jiwa, menenteramkan hati, dan merupakan kesukaan para kiai apalagi kalau bukan kesenian terbang Kudus. Berikut ulasan mengenai seni terbangan khas Kudus ini.

Jadi Favorit Para Kiai, Begini Kesenian Terbangan di Kudus

Inibaru.id- Seperti yang jamak terjadi, banyak kesenian yang tinggal menghitung mundur kepunahannya. Ada banyak faktor yang melatari hal tersebut, salah satunya nggak adanya para penerus muda. Namun, hal itu tampaknya nggak akan terjadi pada kesenian terbangan.
Saat acara terbang kolosal pada Minggu (24/3/2019) lalu, terlihat sederet penabuh cilik di barisan paling belakang. Mereka bergumul di antara 105 penabuh terbang yang memeriahkan hajat Ta&rsquo;sis (peringatan pendirian) Masjid Al-Aqsha Menara Kudus ke-484 menurut penanggalan Hijriah.
<img src="/nuploads/1/2%20%2818%29.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<code>Sejumlah 105 penabuh terbang menabuh secara serempak pada acara Terbang Kolosal dalam rangka Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus, Minggu (24/3/2019).(Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Salah seorang penabuh cilik itu adalah Muhammad Khusnul Adib. Remaja 15 tahun ini terlihat luwes menabuh lingkaran berlapis kulit sehingga menghasilkan suara yang enak didengar.
Adib mengaku sudah sejak empat tahun yang lalu dirinya menekuni kesenian terbangan. Dia bercerita, kala itu di desanya sedang ada latihan terbangan, kemudian dirinya dan remaja seusianya diajak bergabung. Semenjak saat itulah Adib rajin berlatih kesenian yang juga disebut terbang papat ini.
&ldquo;Dulu awalnya sih susah tapi kalau sudah tahu tabuhan dan lagunya itu mudah. Nggak ada satu tahun sih (belajarnya) soalnya kalau di desa itu ada latihan setiap malam Ahad (Minggu),&rdquo; ujar remaja yang berasal dari Desa Demangan, Kecamatan Kota, Kudus itu.
Kendati belum mengetahui asal usul kesenian ini secara pasti, Adib meyakini terbangan adalah peninggalan Syekh Jafar Shodiq yang nggak lain adalah Sunan Kudus. Karena itulah, dia tertarik untuk &ldquo;memperpanjang umur&rdquo; kesenian ini.
&ldquo;Tertariknya ya karena mudah. Saya juga pengin melestarikan budaya asli kudus,&rdquo; imbuhnya saat diwawancara Inibaru.id di sela-sela pentas.
Hal ini memang menjadi fokus utama digelarnya pentas Terbang Kolosal dalam serangkaian Ta&rsquo;sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus. Bagi pengelola Menara Kudus, menjaring minat masyarakat terhadap kesenian sekaligus mengangkat kembali budaya Kudus merupakan dua hal yang penting.
<img src="/nuploads/1/3%20%2818%29.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<code>Sejumlah orang masih tertarik dan turut melestarikan kesenian terbang khas Kudus. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Pendapat tersebut dilontarkan Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makan Sunan Kudus (YM3SK) Em Nadjib Hasan.
&ldquo;Kami ingin membuat pencerahan kepada anak-anak muda kalau ini lo Kudus punya kesenian kuno yang bagus, budaya yang bagus,&rdquo; ujar Nadjib.
Masyarakat Kudus bisa sedikit bernapas lega dengan adanya anak-anak muda yang masih bangga dan turut melestarikan kesenian daerah. Namun, akan lebih baik lagi kalau ada Adib Adib lain yang juga berkontribusi aktif dalam pelestarian kebudayaan Kudus. Tentu saja peran orang&nbsp; tua dan para pemangku jabatan dibutuhkan dalam hal ini. Setuju kan, Millens? (Ida Fitriyah/E05)

Meski sudah jarang ditemui, kesenian terbang di Kudus masih digandrungi para anak muda. Kesenian khas Kudus yang sudah ada sejak ratusan tahun lalu itu setidaknya dilirik sejumlah anak muda. Bahkan, para remaja di Kudus banyak yang sudah lihai memainkan seni musik yang terdiri atas empat rebana dan satu jidur ini.



Melongok Generasi Muda Penabuh Terbang

Inibaru.id &ndash; Gerimis di Minggu (24/3/2019) pagi itu nggak menyurutkan niat panitia membuka acara Ta&rsquo;sis Masjid Al-Aqsa Menara Kudus. Dengan berpayung hitam seragam, 19 orang naik ke panggung utama tepat di depan Menara Kudus untuk melakukan seremonial.
Kesembilan belas orang itu mayoritas memakai baju putih dengan sarung batik plus ikat batik di kepala, khas Kudus. Di antara para tamu undangan, tampak juga Kapolsek Kota Kudus Muh Khoirul Naim dengan seragam polisi lengkap berdiri bersama tamu lainnya di atas panggung.
Ketua Yayasan Masjid Menara dan Makan Sunan Kudus (YM3SK) Em Nadjib Hasan kemudian menabuh bedug sebagai tanda dibukanya serangkaian acara Ta&rsquo;sis ke-484 H.
<img src="/nuploads/1/10%289%29.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<code>Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus dibuka di bawah hujan gerimis.(Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Ini merupakan kali pertama Ta&rsquo;sis Menara Kudus digelar secara besar-besaran.
&ldquo;Kalau merayakan Ta&rsquo;sis sebenarnya sudah beberapa kali tapi sifatnya internal. Baru kali ini kami angkat lebih besar lagi biar masyarakat lebih merasakan,&rdquo; Kata Nadjib.
Berdasarkan penuturan Nadjib, Ta&rsquo;sis nggak ubahnya seperti perayaan ulang tahun Masjid Al-Aqsa Menara sekaligus Negeri Kudus. Kata Ta&rsquo;sis diambil dari bahasa Arab yang berarti pendirian.
Masjid yang letaknya tepat di sebelah utara Menara Kudus itu didirikan Sunan Kudus pada 19 Rajab 956 H silam. Hal ini diketahui dari prasasti peninggalan Sunan Kudus yang ada di atas mihrab masjid.
Nah, tahun ini, pihak pengelola mengambil tema Banyu Penguripan dalam perayaan Ta&rsquo;sis. Tema ini diambil karena banyu atau air itu sangat penting dalam kehidupan manusia.
&ldquo;Hidup itu kan yang utama adalah air atau banyu. Jadi dari banyu bisa menjadi urip (hidup) dan urup (bersinar),&rdquo; lanjut Nadjib.
<img src="/nuploads/1/12%286%29.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<code>Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus diramaikan dengan festival kuliner tradisional. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Dalam Ta&rsquo;sis kali ini ada serangkaian kegiatan yang dilaksanakan. Setelah acara dibuka, Ta&rsquo;sis dimeriahkan dengan festival kuliner tradisional. Paling nggak ada 34 stand yang disediakan panitia. Sesuai namanya, stand-stand itu diisi dengan penjual yang menjajakan kuliner tradisional Kudus seperti Sego Jangkrik, Sego Sambal Ontong Santan, Lentog Tanjung, hingga jajanan seperti Intip Ketan.
Malam harinya, diadakan juga terbang kolosal yang dimeriahkan 19 grup terbang. Sebanyak 105 orang menabuh terbang secara serempak di bawah gagahnya Menara Kudus. Di gedung yang lain, ada pula Jagong Gusjigang dengan tema &ldquo;Banyu Penguripan, Urip dan Urup.&rdquo;
<img src="/nuploads/1/13%286%29.jpg" alt="" width="1200" height="800" />
<code>Terbang Kolosal dalam rangka Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus. (Inibaru.id/ Ida Fitriyah)</code>
Senin (25/3) acara dilanjutkan dengan Kirab Banyu Penguripan, khataman alquran sebayak 19 kali, parade selawat hadrah, dan diakhiri dengan pasamuan Ta&rsquo;sis di Masjid Al-Aqsha Menara Kudus.
Wah, seru nih, Millens. Acara Ta&rsquo;sis ini selalu diadakan pada 19 Rajab. Kalau kamu nggak mau ketinggalan acara ini, luangkan waktumu setiap tanggal itu ya.
&ldquo;Mulai tahun depan kami peringati menuju lima abad. Setiap tahun, kami juga mengeluarkan buku,&rdquo; imbuh Nadjib.
Yuk catat tanggalnya biar nggak ketinggalan! (Ida Fitriyah/E05)

Masjid Al-Aqsha Menara Kudus kembali menggelar Ta'sis. Namun, Ta'sis kali ini berbeda karena diadakan secara besar-besaran.