Inibaru.id – Di tengah kondisi dunia yang belum benar-benar pulih dari pandemi Covid-19 dan banyaknya efek berantai dari perang di Ukraina, Presiden Jokowi mengedepankan optimisme pada pidatonya di Sidang Tahunan MPR yang digelar pada Selasa (16/8/2022).
Berikut adalah sejumlah poin penting dari pidato tersebut.
1. Jangan ada lagi politisasi agama
Pemilu dan Pilpres 2024 memang masih lama. Tapi, Jokowi sudah mewanti-wanti siapa saja untuk nggak lagi memakai politisasi agama. Dia pengin demokrasi di Indonesia semakin dewasa sehingga masyarakat nggak lagi mudah terpecah belah hanya karena pemilu.
2. Penggunaan APBN hanya 20 persen dari total dana pembangunan IKN
Dalam pidato ini juga, Presiden Jokowi mengungkap informasi pendanaan pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) yang baru di Kalimantan Timur. Dia memastikan kalau APBN hanya menanggung 20 persen dari total dana pembangunan. Sisa 80 persen dana akan diambil dari swasta.
“Kawasan inti pusat pemerintah memang dibangun oleh APBN, tapi selebihnya 80 persen investasi swasta diundang untuk berpartisipasi,” ucap Jokowi.
3. Target ekonomi tumbuh 5,3 persen dan penurunan angka kemiskinan jadi 8,5 Persen
Hal lain yang diungkap Jokowi dengan penuh optimisme adalah target pertumbuhan ekonomi sampai 5,3 persen pada 2023 nanti. Angka ini sama persis dengan target pertumbuhan ekonomi tahun ini.
Jokowi juga menargetkan tumbuhnya lapangan pekerjaan baru sehingga semakin banyak tenaga kerja yang terserap dan akhirnya berimbas pada menurunnya angka kemiskinan di Indonesia.
Pemerintah menargetkan penurunan angka kemiskinan pada 2023 di angka 7,5 persen sampai 8,5 persen. Hal ini lebih rendah dari data kemiskinan per Maret 2022 yang ada di angka 9,54 persen, Millens.
“Dengan pengelolaan fiskal yang kuat, disertai dengan efektifitas dalam mendorong transformasi ekonomi dan perbaikan kesejahteraan rakyat, angka kemiskinan dapat ditekan dalam rentang 7,5-8,5 persen,” kata Jokowi.
4. Janjikan RUU KKR untuk penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat
Dalam pidato ini, Jokowi juga mengungkap progres pembahasan Rancangan Undang-Undang Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (RUU KKR). RUU inilah yang dianggap bisa jadi solusi untuk menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat.
5. Indonesia mendapatkan kepercayaan dari dunia internasional
Meski efek dari kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia pada Juni 2022 lalu belum benar-benar menghentikan pertikaian kedua negara, Jokowi menganggap tindakannya sebagai tanda bahwa kedua negara menerima Indonesia sebeagai jembatan perdamaian.
“Indonesia diterima oleh Rusia dan Ukraina sebagai jembatan perdamaian, dipercaya PBB sebagai Champions dari Global Crisis Response Group,” klaim Jokowi.
Selain itu, dia juga memamerkan keberhasilan Indonesia sebagai Presiden G20 pada 2022 dan kepercayaan untuk menjadi ketua dari ASEAN. Dia menganggap hal ini sebagai tanda bahwa Indonesia semakin dipercaya dunia internasional.
Nah, mendengar pernyataan positif dan optimisme dari Presiden Jokowi, semoga kita semua juga merasakan hal demikian. Bukan untuk terlena, tapi untuk melompat lebih tinggi mencapai prestasi. Setuju, Millens? (Cnn/IB09/E10)