Inibaru.d - Kalau kamu penggemar kuliner Jepang, pasti pernah mendengar istilah omakase. Bukan sekadar pengalaman makan sushi seperti biasa, omakase menawarkan pengalaman bersantap yang personal, unik, bahkan penuh kejutan. Menariknya, kita nggak bisa pilih menu sendiri, lo. Kok bisa?
Apa Itu Omakase?
Secara harfiah, omakase berasal dari bahasa Jepang yang berarti "saya serahkan kepada kamu". Dalam konteks kuliner, ini berarti kamu menyerahkan sepenuhnya pilihan hidangan ke tangan sang chef. Jadi, alih-alih membaca menu dan memilih makanan favorit, kamu akan menikmati sajian yang ditentukan langsung oleh koki berdasarkan bahan segar terbaik yang tersedia saat itu.
Biasanya, omakase berlangsung di meja khusus yang sering disebut sushi bar. Di sana, kamu bisa menyaksikan langsung proses pembuatan makanan oleh chef. Sentuhan personal ini membuat omakase terasa lebih istimewa karena chef akan menyesuaikan sajian dengan preferensi atau reaksi pengunjung. Seru, kan?
Sejarah Singkat Omakase
Meski terkesan tradisional, konsep omakase ternyata baru populer pada era 1990-an di Jepang. Awalnya, ini merupakan solusi untuk para pelanggan baru dari kalangan menengah atas atau turis dari luar negeri yang belum akrab dengan dunia sushi. Daripada malu karena nggak tahu harus pesan apa, mereka memilih menyerahkan sepenuhnya kepada chef. Nah, dari situlah omakase mulai dikenal dan digemari.
Kini, omakase nggak cuma terbatas di Jepang. Banyak restoran di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia, yang mengadopsi konsep ini. Bahkan, omakase sudah merambah ke jenis sajian lain seperti wine, koktail, hingga soal potongan rambut saat datang ke barbershop. Yap, omakase benar-benar jadi simbol pengalaman yang dipersonalisasi.
Harga yang Sejalan dengan Kualitas
Bicara soal harga, omakase memang identik dengan pengalaman makan mewah. Kalau menurut Detik, Jumat (18/10/2024), di Indonesia, tarifnya cukup bervariasi tergantung reputasi restoran dan jumlah sajian.
Untuk delapan hidangan, misalnya, kamu bisa merogoh kocek sekitar Rp1,5 juta. Kalau pengin mencoba 12 hidangan, siapkan dana sekitar Rp2,1 juta hingga Rp2,3 juta. Sementara itu, paket premium dengan 16 atau bahkan 18 hidangan bisa mencapai angka Rp4,5 juta.
Tapi jangan khawatir, sekarang mulai banyak restoran yang menawarkan omakase versi lebih terjangkau. Yang penting, pengalaman kuliner yang kamu rasakan tetap autentik dan berkesan.
Omakase vs Kaiseki
O ya, biasanya kalau ada yang membahas tentang omakase, bakal dikaitkan juga dengan istilah kuliner Jepang lainnya, yaitu kaiseki. Padahal, omakase dan kaiseki adalah dua hal yang berbeda. Kaiseki biasanya mengusung konsep makan berurutan ala jamuan formal, sementara omakase lebih fleksibel dan spontan. Dua-duanya menawarkan kualitas tinggi, tapi omakase lebih memberi ruang bagi kreativitas chef dan interaksi langsung dengan pelanggan.
Yang pasti, kalau kamu kamu pengin menjajal sensasi makan yang lebih dari sekadar mengisi perut, omakase bisa jadi pilihan menarik. Selain menyantap hidangan lezat, kamu juga bisa belajar lebih dalam soal bahan makanan, cara penyajian, hingga filosofi kuliner Jepang. Yang penting, datanglah dengan hati terbuka, dan biarkan chef memberikan kejutan terbaik dari dapurnya, Gez! (Arie Widodo/E07)
