Inibaru.id - Pemandangan alam yang ditawarkan Embung Mini Jrahi memang spektakuler. Hijaunya alam serta udara yang sejuk membuatmu nyaman untuk berlama-lama di sana. Nah, biar kenyamanan ini semakin terasa, kamu bisa kok ngopi di Kafe J'Kopi yang ada di pojok embung tersebut.
Betewe, Embung Mini Jrahi bisa kamu temui di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Udaranya sejuk karena ada di ketinggian 470 meter di atas permukan laut (mdpl). Kombinasi udara yang sejuk dan pemandangan alam yang asri inilah yang membuat saya tertarik untuk mencicipi suasana ngopi yang syahdu di kafe yang sudah eksis sejak 31 Agustus 2020 tersebut.
Karena lokasinya ada di dalam area embung, saya nggak perlu membayar tiket wisata dan langsung berjalan ke arah kafe. Dari kejauhan, sudah terlihat sejumlah bangku kayu di area outdoor yang dipadati pengunjung. Wajar jika kafe tersebut ramai, saya datang saat akhir pekan.
Selain bisa menikmati pemandangan embung mini seluas 3.400 meter persegi, pengunjung juga bisa melihat gagahnya Pegunungan Muria sambil ngopi cantik dari bangku outdoor tersebut. Pantas saja bangku-bangku tersebut seperti nggak pernah sepi.
“J’Kopi memang selalu ramai pengunjung saat weekend dan hari libur,” jelas Beni Arif Munandar, owner J’Kopi saat dihubungi Inibaru.id.
“Kalau jam buka itu dari pukul 10.30- 19.00 WIB saat weekdays, dan pukul 10.00 -21.00 WIB saat weekend,” imbuh Beni, sapaan akrabnya.
Nggak pakai lama, saya pun memesan menu andalan J’Kopi yang telah direkomendasikan Beni. Setelah itu, saya membayarnya dan mencari bangku yang ada di pinggir embung.
“Menu andalan yang wajib dicoba saat ke J’Kopi adalah menu signature kami, yaitu kopi kocok dan kopi lereng (kopi susu gula aren)," jelas lelaki 23 tahun itu.
Beni juga menambahkan bahwa kopi yang digunakan di kafe tersebut berasal dari kebun kopinya sendiri. Pemrosesan kopi juga dilakukan secara mandiri. Hal itulah yang membuat kopi di sana memiliki cita rasa yang khas.
Karena kopi yang digunakan adalah kopi khas Jrahi, Beni pun memutuskan untuk menaruh huruf 'J' pada jenama kafenya. Jadi, kamu sudah tahu kan asal-usul dari nama kafe tersebut, Millens?
Setelah mendapatkan pesanan, saya pun berbincang dengan pengunjung lain bernama Adi dan Aji. Dua orang yang berkawan akrab ini mengaku sering datang ke J’Kopi untuk sekadar refreshing dan ngopi santai sembari ngemil di pinggir embung.
“Rujak cireng di sini enak, Mbak. Menu yang ada sambal matah itu juga favorit saya,” terang Adi menyambut pertanyaan saya.
Walaupun jarak J’Kopi lumayan jauh dari rumahnya, Adi dan Aji memang sering menyempatkan waktu untuk ke J’Kopi ketika libur bekerja. Apalagi, mereka nggak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk menikmati berbagai pilihan menu di J’Kopi.
“Di sini harganya standar, sih. Nggak terlalu mahal untuk ukuran kafe di tempat wisata seperti ini,” terang Aji.
Selain menu-menunya yang beragam, J’Kopi juga menawarkan keindahan alam yang tiada duanya. Panorama hijau Gunung Muria, embusan angin yang sejuk ditambah view embung mini yang menenangkan sangat cocok dijadikan lokasi healing.
Hal ini dibenarkan pengunjung lainnya, Iqkhoh Lusiana. Iqkhoh, begitu dia biasa disapa, mengaku sering bertandang ke J’Kopi dan nggak pernah bosan dengan pemandangan alamnya.
“J’Kopi ini kafenya bersih, pelayanannya ramah, dan uniknya kita bisa ngopi sambil melihat view yang bagus banget. Cocok buat foto-foto, deh,” terang Iqkhoh diiringi gelak tawa.
Kafe ini sepertinya recommended banget Millens untuk didatangi. Jadi, kapan nih kita mampir dan ngopi-ngopi cantik di J'Kopi? (Rizki Arganingsih/E07)