Inibaru.id – Nama anak-anak di Indonesia mengalami perubahan signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Yang dulu begitu lokal, kini mulai banyak nama yang terpengaruh bahasa asing, misalnya Inggris, Latin, Jepang, dan tentu saja Arab.
Bahasa terakhir biasanya dipakai oleh orang tua muslim untuk menamai anaknya, dengan harapan mereka tumbuh menjadi muslim yang baik. Alasannya, karena bahasa Arab dianggap memiliki kedekatan dengan Islam.
Dalam ajaran Islam, memberikan nama yang "baik" untuk buah hati memang sangat dianjurkan karena hal tersebut bakal berhubungan erat dengan bagaimana kita bakal dipanggil pada hari kiamat nanti. Hal tersebut sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari Abu Darda, yang mengatakan bahwa Nabi SAW bersabda:
“Sesungguhnya kalian akan dipanggil di hari kiamat dengan nama-nama kalian dan nama bapak-bapak kalian, maka baguskanlah nama-nama kalian.” (HR Dawud dalam kitab Sunannya)
Nama yang Kurang Dianjurkan
Berdasarkan hadis tersebut, tertulis dengan jelas bahwa Rasulullah SAW telah mewanti-wanti umatnya agar menyematkan nama-nama yang bermakna bagus untuk anak-anak mereka. Sebaliknya, junjungan umat Islam itu kurang menganjurkan sejumlah nama karena dianggap kurang sesuai.
Menilik kitab Fiqih Sunnah yang ditulis Sayyid Sabiq, berikut adalah beberapa nama yang sebaiknya nggak dipakai oleh umat muslim:
- Yasar, yang berarti kemudahan;
- Rabah, yang berarti keuntungan;
- Najih, yang berarti orang yang berhasil;
- Aflah, yang berarti orang yang paling menang.
“Janganlah kamu menamai anakmu dengan Yasar, Rabah, Najih, atau Aflah,” (HR Muslim dalam Shahih Muslim [1685], Kitab Al-Adab, Bab Karahati at-Tasmiyah bi-al asma’ al Qabihah).
Sekilas, nama-nama yang berasal dari bahasa Arab itu tampak begitu islami, bukan? Secara harfiah, maknanya pun tampak bagus. Sayangnya, kata-kata tersebut ternyata acap jadi istilah dalam dunia ramal-meramal.
Misalnya, Yasar yang bermakna kemudahan bisa disalahartikan dalam sebuah ramalan sehingga anak dengan nama tersebut menjadi semacam jimat; yang jika dia nggak datang, kemudahan juga bakal sirna dari mereka. Hm, berbahaya sekali, bukan?
Nama Lain yang Dilarang
Selain nama-nama yang berpotensi menjadi jimat, kita juga dilarang memberikan nama yang dimungkinkan bakal menjadi bahan ejekan untuk orang lain. Beberapa nama yang kadang dipakai adalah Fujl (lobak), Bighal (kuda kecil), Filfil (cabai keriting), atau Khaisyah (tali rami).
Terus, nama yang juga sebaiknya dihindari oleh orang muslim untuk anak mereka adalah nama-nama yang dipakai orang musyrik dan kafir. Hal ini sebagaimana dikatakan Syekh Bakar bin Abdullah Abu Zaid Hafidzullah. Alasannya, nama itu seolah menjadi simbol bahwa kita loyal terhadap kaum tersebut.
Yap, layaknya pameo lama yang sering kita dengar, yakni bahwa nama adalah doa, ada baiknya umat muslim betul-betul merenungkan makna dari nama yang bakal disematkan untuk buah hatinya. Sekali lagi, perlu diingat bahwa nama berbahasa Arab nggak selalu islami.
So, kalau nggak yakin dengan nama yang pengin kamu berikan, ada baiknya kamu bertanya pada ulama atau ahli bahasa yang paham bahasa Arab. Kalau perlu, sekalian saja meminta kiai atau ustaz untuk mengusulkan nama buat buah hatimu seperti yang dilakukan orang-orang zaman dulu. (Arie Widodo/E03)