Inibaru.id – Awal Maret lalu menjadi hari yang nahas bagi Randi, siswa kelas 6 SD di Sukabumi. Bocah itu harus meregang nyawa dengan luka bacok di leher akibat sabetan senjata tajam oleh seorang siswa SMP.
Kejadian serupa terjadi di Bogor. Seorang siswa SMK yang hendak menyeberang jalan tewas dibacok tiga pelajar dengan mengendarai motor.
Meskipun sosialisasi sudah kerap diadakan untuk mencegah kejadian serupa, namun tampaknya belum terlihat hasilnya. Masih banyak kasus-kasus kekerasan yang melibatkan para pelajar.
Hingga kini, kekerasan di sekolah menjadi perkara serius. Sayangnya, meski sudah banyak korban berjatuhan, sekolah dan pihak berwajib tampaknya masih tergagap-gagap dalam menanganinya. Buktinya, masih ada saja saja kasus serupa di berbagai daerah.
Akar Permasalahan Kekerasan Pelajar
Ada banyak faktor yang dapat menjadi akar permasalahan kekerasan di sekolah dan bisa saja saling terkait. Beberapa faktor itu antara lain:
- Kurangnya pengawasan dan tindakan dari pihak sekolah terhadap perilaku kekerasan di antara siswa.
- Kurangnya keterlibatan orangtua dalam pendidikan anak-anak mereka dan dalam mengatasi perilaku kekerasan anak-anak mereka di sekolah. Banyak orangtua yang hanya berlaku sebagai bendahara bagi anak-anaknya.
- Kurangnya keterampilan sosial dan emosional di antara siswa, yang dapat menyebabkan mereka sulit dalam berinteraksi dengan teman sekelas dan mengekspresikan emosi mereka dengan cara yang sehat.
- Faktor lingkungan di luar sekolah, seperti kondisi ekonomi, sosial, dan budaya, yang dapat mempengaruhi perilaku siswa di sekolah.
- Faktor psikologis dan kesehatan mental, seperti stres, depresi, dan gangguan perilaku, yang dapat mempengaruhi perilaku siswa di sekolah.
Untuk mengatasi permasalahan kekerasan di sekolah, perlu adanya upaya dari semua pihak, termasuk pihak sekolah, orangtua, dan masyarakat untuk mengatasi faktor-faktor yang menjadi akar permasalahan tersebut dan memberikan pendidikan dan dukungan yang diperlukan bagi siswa untuk mengatasi permasalahan kekerasan dan membangun keterampilan sosial dan emosional yang sehat.
Jika Anak Menjadi Pelaku Kekerasan di sekolah
Jika anak menjadi pelaku kekerasan di sekolah, maka sebagai orangtua, langkah pertama yang harus diambil adalah mengakui dan memahami bahwa perilaku anak tersebut nggak dapat diterima dan perlu segera diatasi. Selain itu, upaya apa lagi yang dapat orangtua lakukan?
- Menjalin komunikasi yang baik dengan anak untuk memahami penyebab perilaku kekerasan dan memberikan dukungan emosional pada anak.
- Meminta bantuan dari ahli psikologi atau konselor untuk membantu anak mengatasi masalah perilaku kekerasan tersebut.
- Berkoordinasi dengan pihak sekolah dan bekerja sama dalam menangani perilaku anak tersebut di sekolah.
- Memberikan pengawasan yang ketat pada anak di rumah dan menghindari penggunaan tindakan kekerasan sebagai cara mengatasi perilaku anak.
- Membantu anak memahami konsekuensi dari perilaku kekerasan dan mendorong anak untuk bertanggung jawab atas tindakannya.
Upaya terpenting dalam mengatasi perilaku kekerasan anak di sekolah adalah dengan memberikan dukungan yang tepat. Orangtua juga seharusnya membantu anak mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang sehat. Hindari melakukan tindakan kekerasan terhadap anak sebagai cara untuk mengatasi masalah hanya akan memperburuk situasi dan memperkuat siklus kekerasan.
Sebagai orangtua, tentu akan merasa sangat terpukul jika buah hati kita menjadi salah satu pelaku kekerasan. Yuk ah, kenali anak dengan lebih dekat untuk mencegahnya "tersesat" terlalu jauh. Setuju, Millens? (Siti Zumrokhatun/E05)