Inibaru.id - Setiap orang selalu mempunyai rasa nggak percaya diri, hanya saja kadarnya berbeda. Seorang artis yang selalu menjadi pusat perhatian sekalipun bukan nggak mungkin dilanda rasa rendah diri. Yang pandai mengelola rasa nggak PD itu pasti akan baik-baik saja. Namun, rasa minder yang kelewatan bisa membuat seseorang tertekan dan akhirnya terpuruk.
Ada salah satu bentuk ketidak-PD-an yang dinamakan imposter syndrome atau sindrom imposter. Ini merupakan fenomena saat kita meragukan atau nggak pantas mendapatkan pencapaian dalam hidup.
Baca Juga:
Tips Self Reward yang Ramah KantongMisalnya, kamu merasa nggak pantas mendapat pujian dari bos atas kinerja yang sudah kamu lakukan dengan susah payah. Orang dengan sindrom imposter akan merasa keberhasilan dalam pekerjaan hanyalah faktor keberuntungan saja.
Contoh lain adalah seorang ibu yang merasa nggak cakap merawat dan membesarkan anaknya. Ibu seperti ini akan kesulitan menentukan pilihan bagi anak-anaknya nanti karena takut menghancurkan hidup anak.
Dalam hubungan asmara pun ada orang dengan sindrom imposter, lo. Mereka merasa nggak pantas menerima kasih sayang dari pasangannya.
Jangan paranoid dulu ya, Millens! Sindrom ini dialami oleh banyak orang, kok. Sebuah studi memperkirakan sebanyak tujuh dari sepuluh orang dewasa mengalaminya. Uniknya, mereka yang mengalami sindrom ini biasanya merupakan pekerja keras dan perfeksionis seperti dokter, pengacara, guru dan selebritas.
Agar rasa rendah diri seperti itu nggak singgah padamu, inilah beberapa hal yang bisa kamu lakukan.
Pisahkan Perasaan dan Fakta
Saat mengalami sindrom imposter sadarilah perasaan itu. Fakta bahwa kita menyadarinya akan memberikan manfaat, yaitu kita jadi bisa mempelajarinya dan tahu apa yang harus kita lakukan.
Ingat Pencapaian Kita
Pencapaian jangan kita lupakan begitu saja. Kita bisa mengingat pencapaian itu untuk membantu tetap percaya diri. Misalnya jika manager mengirimkan email yang berisi pujian atas kinerja kita, simpanlah dalam folder khusus. Dengan begitu, kita nggak akan pernah lupa dengan kualitas diri.
Berbicara Pada Terapis
Saat sindrom imposter mulai mengganggu, berdiskusi dengan orang lain yang memahami dan mendukung bisa sangat membantu. Mereka bisa memberikan masukan dan mengatakan bahwa perasaan imposter yang kita alami masih pada batas normal atau sudah kelewatan.
Salah satu orang yang tepat untuk bisa kita ajak bicara adalah terapis. Terapis atau tenaga ahli ini akan membantu mengenali perasaan yang terkait dengan sindrom imposter dan membantu kita untuk melewatinya. Terapis akan mengajak kita agar nggak terjebak dalam pemikiran buruk. Dia akan mendampingi kita untuk mengambil suatu tindakan yang baik.
Ya, semoga setelah kita melaksanakan beberapa hal tadi, sindrom imposter perlahan menghilang. Katakan pada diri sendiri bahwa kita layak untuk mendapat kasih sayang. Kita juga layak mendapat penghargaan atas pencapaian kita. (Kom/IB20/E05)