Inibaru.id – Meski belum bisa dipastikan terkait dengan kasus gagal ginjal misterius yang membuat ratusan anak meninggal, keberadaan obat sirop belakangan menjadi kontroversi bagi masyarakat. Apalagi semenjak pemerintah mengumumkan sejumlah jenama obat sirop tercemar Etilen Glikol (EG) yang berbahaya.
Temuan ini pun menjadi ironi mengingat selama puluhan tahun, obat sirop dijadikan solusi bagi banyak orang untuk menyembuhkan penyakit, khususnya bagi anak-anak. Dengan adanya obat sirop yang manis, anak nggak akan kesulitan untuk mengonsumsi obat saat sakit.
Kasus yang muncul belakangan ini membuat banyak orang tua mengalami dilema. Mereka kesulitan memilih obat terbaik untuk anak, sekaligus khawatir jika obat-obatan tersebut menyebabkan efek samping bagi buah hatinya.
Jika selama ini obat sirop aman untuk dikonsumsi, mengapa hanya dalam waktu yang singat berubah menjadi obat yang kontroversial? Ahli farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Profesor Dr Zullies Ikawati punya pendapat terkait hal ini.
“Jika dulu aman-aman saja, mengapa sekarang ada masalah? Mungkin salah satunya adalah sumber bahan baku (untuk dijadikan obat) yang berubah,” ucapnya sebagaimana dilansir dari Detik, Sabtu (22/10/2022).
Dia pun menjelaskan jika sumber bahan baku obat belum tentu berasal dari dalam negeri. Terkadang, bahan-bahan ini juga didapatkan dari luar negeri dan belum tentu selalu berasal dari satu negara.
‘Misalnya yang dulu dari China, sekarang dari India. Misalnya ya. Tapi sekali lagi ini dugaan, harus dikonfirmasi dulu ke industri farmasi,” lanjutnya.
Permasalahan dalam Proses Produksi
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebut adanya kemungkinan lain, yaitu terdapat permasalahan proses produksi pada satu batch obat. FYI, batch atau kita sering menyebutnya sebagai "bets" ini adalah satu siklus pembuatan obat-obatan tertentu.
“Dalam hal proses produksi kan setiap produk itu diproduksi setiap batch, makanya ada nomor batch. Bisa saja dalam satu batch ada masalah dalam proses produksi tapi pada batch sebelumnya tidak ada karena sudah sesuai standar,” jelas Nadia sebagaimana dilansir dari Kompas, (23/10/2022).
Meski begitu, mengingat Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sudah menyebut lima obat sirup dipastikan tercemar Etilen Glikol dalam jumlah yang melebihi batas aman, bisa dipastikan nggak terjadi kesalahan hanya dalam satu batch produksi.
Hal inilah yang kemudian menjadi sorotan epidemiolog yang berasal dari Griffith University Australia tersebut. Dia mempertanyakan pengawasan mutu produksi obat-obatan di Indonesia.
“Kita harus telusuri mengapa bisa menurun pengawasan mutu di era pandemi? Apakah karena kebutuhan obat begitu banyak sehingga lolos, atau terjadi penurunan mutu yang potensi misalnya dugaan memanfaatkan situasi. Ini adalah dugaan yang harus diklarifikasi,” ucapnya, dilansir dari Detik, Kamis (20/10/2022).
Satu hal yang pasti, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan bahwa dugaan terbesar dari kasus gagal ginjal misterius pada anak-anak adalah senyawa kimia seperti Etilen Glikol, Dietilen Glikol, dan Etilen Glikol Butyl Ether yang mencemari obat-obat sirop.
“Terbukti di anak ada. Jadi darah anak-anak terbukti mengandung senyawa ini. Kita sudah ambil biopsi rusaknya ginjal konsisten akibat senyawa ini,” ucapnya
Hm, penelitian masih dilakukan untuk mencari tahu penyebab pasti dari kasus gagal ginjal misterius di Indonesia. Untuk sementara, obat sirop memang sebaiknya kita hindari dulu deh, Millens. (Arie Widodo/E10)