inibaru indonesia logo
Beranda
Hits
Klitih Kembali Makan Korban, Begini Komentar Sultan
Selasa, 5 Apr 2022 13:56
Penulis:
Inibaru Indonesia
Inibaru Indonesia
Bagikan:
Kasus klitih di Yogyakarta memakan korban jiwa. (Inews/MPI/Erfan Erlin)

Kasus klitih di Yogyakarta memakan korban jiwa. (Inews/MPI/Erfan Erlin)

Entah kapan Yogyakarta bakal bersih dari klitih. Baru-baru ini, seorang siswa SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta harus meregang nyawa akibat aksi klitih. Karena perilaku ini sudah kelewatan, Sultan pun memberi pernyataan tegas.

Inibaru.id - Kejahatan jalanan di Yogyakarta atau yang kerap disebut klitih kembali terjadi. Meski aksi ini banyak dilakukan remaja, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta pelaku kejahatan jalanan diproses hukum tanpa tebang pilih.

Sebagaimana diberitakan, seorang pelajar asal Kebumen bernama Daffa Adzin Albazith (17), menjadi korban klitih di Jalan Gedongkuning, Kotagede, Yogyakarta, Minggu (3/4/2022) dini hari. Siswa yang belajar di SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta itu dinyatakan meninggal dunia usai sempat mendapat perawatan di rumah sakit.

"Ini pelanggaran pidana, saya kira dicari aja diproses. Kalau saya itu sudah berlebih kalau itu. Diproses saja secara hukum," kata Sultan, Senin (4/4).

Sultan berharap kepolisian segera menangkap pelaku. Sekalipun pelakunya ini masuk kategori remaja hingga anak-anak, dia meminta proses hukum tetap berjalan karena sudah membuat korban meninggal dunia.

Sultan mendorong polisi nggak menerapkan diversi atau pengalihan penyelesaian perkara anak dari proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan.

"Iya (diproses hukum) perkara nanti (pelaku) anak ini pidana ya sampai meninggal ya. Penegak hukum bisa cari cara dia diproses di pengadilan," tegas Sultan.

Menurut Sultan, klitih bukan kenakalan anak saja, tapi sudah termasuk tindakan kriminal.

Sultan meminta pelaku klitih ditindak tegas. (Harian Jogja/Lugas Subarkah)
Sultan meminta pelaku klitih ditindak tegas. (Harian Jogja/Lugas Subarkah)

Bagi Sultan, Pemda dan petugas keamanan nggak dapat berjalan sendiri-sendiri menangani persoalan kejahatan jalanan yang telah mengakar ini. Faktor lingkungan, seperti masyarakat atau orang tua juga memiliki andil besar dalam mengawasi aktivitas anak-anak mereka, termasuk selama bulan Ramadan ini.

"Seperti itu bisa tapi di bulan apapun bisa terjadi. Saya nggak bisa mengatakan itu ya atau tidak karena yang namanya kejahatan bisa terjadi kapan pun," pungkasnya.

Berdasarkan keterangan polisi, korban bersama beberapa rekannya sempat terlibat aksi kejar mengejar dengan rombongan terduga pelaku yang membleyer atau memainkan gas motor di depan warung tempat Daffa cs sedang memesan makanan sahur.

Nahas, tatkala sudah bertemu dengan rombongan terduga pelaku, Kepala Daffa terkena ayunan gir bertali. Dia sempat dilarikan ke RSPAU Hardjolukito sebelum dinyatakan meninggal pada Minggu pagi.

Jenazah Daffa telah dibawa pulang ke Kebumen untuk dimakamkan hari itu juga.

Duh, seram ya, Millens? Semoga ada tindak lanjut biar Yogyakarta aman dari klitih. (CNN/IB21/E07)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved