Inibaru.id – Patut diakui bahwa penegakan hukum di Indonesia belum maksimal. Masih kerap kita dengar adanya peristiwa salah tangkap atau koruptor yang lolos dari jerat hukum. Nah, fenomena ini sukses bikin mayoritas Gen Z (berusia antara 16 dan 25 tahun) kecewa. Yap, sebanyak 90,8 persen responden merasa penegakan hukum di Indonesia masih belum memuaskan.
Angka tersebut diperoleh berdasarkan survei yang digelar agensi public relations Praxis, belum lama ini. Survei yang diadakan pada 13-18 Maret 2023 itu mengungkap tiga isu teratas pemerintah pusat dan daerah yang dinilai belum memuaskan.
Bukan cuma soal penegakan hukum, Gen Z juga nggak puas dengan pembangunan ekonomi dan infrastruktur pelayanan publik. Director of Public Affairs Praxis Sofyan Herbowo mengungkapkan kecenderungan Gen Z nggak puas dengan penegakan hukum ternyata lantaran kelompok ini memiliki idealisme tersendiri.
Ternyata, idealisme ini berbanding terbalik dengan Gen Y dan Gen X, lo. Kedua generasi ini cenderung memiliki standar moral yang lebih rendah terkait hukum. Besar kemungkinan keduanya sudah melebur dalam sistem dan institusi.
"Semakin berumur, concernnya lebih ke pembangunan ekonomi atau masalah kesejahteraan. Jadi, standar moralnya agak menurun," kata Sofyan, yang juga Wakil Ketua Umum Public Affairs Forum Indonesia (PAFI), dikutip Selasa (11/4).
Gen Z Banyak Bersuara
Sofyan juga mengungkapkan bahwa Generasi Z diharapkan untuk menjadi pengambil suara terdepan dalam isu penegakan hukum. Terlebih lagi, sebagai bonus demografi Indonesia, generasi ini memiliki potensi besar untuk memberikan dampak positif bagi masyarakat dan negara.
"Saya kira Gen Z ini yang paling banyak bersuara dan kita menaruh harapan betul sama bonus populasi kita yang sekarang ada di sini. Saya kira ke depan Indonesia masih punya harapan," ungkap Sofyan.
Dia menambahkan Gen Z juga lebih sadar terhadap informasi-informasi termasuk persoalan hukum, terutama karena didukung kemudahan akses berbagai platform media sosial seperti YouTube, Instagram, dan Twitter.
"(Mereka) concern dengan banyaknya kasus-kasus yang terjadi dalam beberapa bulan atau setengah tahun terakhir, bagaimana persoalan integritas yang dicontohkan oleh, misalnya, bahkan aparat penegak hukum itu jelas-jelas bikin mereka kecewa. Dan cara mereka untuk mengolah informasi kan dari banyak channel tadi," papar Sofyan.
Meski begitu, bukan berarti generasi ini hobi menelan informasi mentah-mentah. Sofyan menilai Gen Z cenderung memiliki literasi yang cukup kuat untuk memilih, memilah, dan menerapkan standar moral yang tinggi perihal fenomena yang terjadi.
"Jadi apa informasinya sama dia dipilih, dipilah. Terus dia terapkan standar moral, 'Saya tuh ada di sini, saya nggak akan ikut yang buruk-buruk'. Kira-kira begitu. Dan di Gen Z, kita punya banyak harapan," tegas Sofyan.
Kalau menurut pengamatanmu, benar nggak sih Generasi Z nggak gampang termakan hoak atau misinformasi, Millens? (Siti Zumrokhatun/E10)
Artikel ini telah terbit di Media Indonesia dengan judul Gen Z tidak Puas dengan Penegakan Hukum di Indonesia.