Inibaru.id – Yani masih kecewa lantaran kasus Pertamax "oplosan" yang belakangan mencuat. Sebagai pelanggan setia BBM jenis ini, dirinya terkejut hingga kapok membelinya hingga kini. Namun sekarang, dia kembali harus menelan pil pahit karena Minyakita yang kerap dibelinya juga bermasalah.
Meski berita tentang nggak pasnya isi Minyakita baru viral di berbagai media dalam beberapa hari belakangan, Yani sebenarnya sudah sedikit curiga dengan lebih cepatnya minyak goreng tersebut habis dipakai jika dibandingkan minyak goreng lainnya. Tapi, dia nggak menyangka jika ternyata isi Minyakita nggak sesuai dengan label yang tertera dan itu cukup jauh.
Dia nggak menyangka kalau Minyakita dengan label 1 liter isinya jauh lebih sedikit.
“Saya orangnya teliti jadi sering ngecek berapa isi minyak goreng yang saya beli. Nggak hanya Minyakita, tapi juga jenama lainnya. Saya kira dulu karena terkadang Minyakita yang saya beli 800 ml makanya jadi terasa cepat habis. Nggak disangka ternyata memang ada yang isinya nggak sesuai,” cerita Yani, Selasa (11/3).
Sebagai bahan pokok utama, Yani mengaku kerap mengecek diskon minyak goreng di swalayan atau minimarket lewat internet sebelum membeli. Karena itu, dirinya merasa dirugikan atas hal ini. Apalagi, beberapa bulan lalu, dia sempat memesan Minyakita ukuran 1 liter dalam jumlah banyak untuk acara keluarga.
“Padahal kan dulu Minyakita dibuat gara-gara minyak goreng sempat langka dan harganya naik drastis. Tapi kalau dicermati, sekarang harganya setara dengan minyak jenama lain yang kualitasnya lebih bagus. Ini malah ada kabar isinya lebih rendah dari label kemasan. Ya jelas rasanya sangat dirugikan,” tutur perempuan ini.

Untungnya, khusus untuk Lebaran nanti, dia sudah membeli minyak goreng cukup banyak berkat ketelatenannya mencari informasi diskon di sebuah minimarket. Dengan memesannya dalam jumlah banyak pas ada diskon, dia pun nggak lagi kelimpungan mencari minyak goreng untuk kebutuhan Ramadan dan Lebaran nanti di tengah naiknya harga sejumlah bahan kebutuhan pokok.
Hal berbeda dialami tetangga Yani, Komsatun yang sudah berusia lanjut dan nggak mengenal internet seumur hidupnya. Perempuan yang tinggal di kawasan pelosok di Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang itu mau nggak mau tetap membeli Minyakita yang tersedia di warung kelontong terdekat dengan rumahnya.
Soal isu nggak pasnya isi Minyakita dengan label, padahal harga eceran tertinggi (HET) dari minyak tersebut cukup mahal, yaitu Rp15.700 per liter, dia pun sudah pasrah karena nggak punya pilihan lain.
“Saya bisanya beli ini di warung terdekat dengan rumah. Jujur kepikiran juga mungkin isinya nggak pas. Tapi saya nggak punya pilihan. Kalau habis ya beli minyak apa yang tersedia,” ucap Komsatun, pasrah, meski tahu hal ini bisa berdampak pada pengeluarannya sehari-hari.
Lagi-lagi, korban dari berbagai kasus korupsi adalah rakyat kecil yang nggak punya pilihan lain. Belum ada kejelasan juga apakah Minyakita yang nggak pas takarannya ini sudah ditarik di pasaran atau belum. Semoga saja, semua pihak yang terlibat dalam kasus ini bisa segera mendapatkan hukuman yang adil, ya, Millens. (Arie Widodo/E05)