Inibaru.id – Sekitar 16 tahun lalu, Park Chan-wook menjadi buah bibir pengamat film dunia setelah filmnya, Oldboy (2003), menyabet Palme d'Or, penghargaan tertinggi dalam Cannes Film Festival 2002, disusul film Thirst (2009) untuk kategori yang sama dua tahun kemudian. Yang terbaru, sineas 54 tahun itu kembali muncul dengan The Handmaiden (2016). Setelah memukau pada Cannes Film Festival 2016, lalu pada The British Academy of Film and Television Arts (BAFTA) 2018 ini.
Bertempat di Royal Albert Hall, London, Minggu (18/2/2018) waktu setempat, BAFTA mengganjar film bergenre roman-erotis itu untuk kategori Film Berbahasa Asing Terbaik. The Handmaiden menjadi film Korea Selatan pertama yang mampu menyabet tropi pada Academy Awards-nya Inggris tersebut. Film ini mengalahkan Elle (Prancis), Loveless (Rusia), dan Salesman (Iran), dan satu film Kamboja besutan Angelina Jolie, First They Killed My Father.
Film The Handmaiden diadaptasi dari novel karya Sarah Waters berjudul Fingersmith. Namun, dalam film itu, Park Chan-wook sengaja mengubah latar tempat dan waktu ceritanya yang semula era Victorian abad ke-19 di London menjadi masa kolonialisme Jepang di Korea Selatan sekitar 1930-an.
Baca juga:
Go International, "Pengabdi Setan" Bakal Tayang di 42 Negara
"Black Panther", Menjelajahi Wakanda bersama Sang Superhero
Film yang rilis pada 2016 itu berkisah tentang seorang gadis bangsawan Jepang sekaligus pewaris kekayaan bernama Lady Hideko Noriaki (Kim Min-hee). Untuk merebut harta warisannya, Count Fujiwara (Ha Jung-woo) merekrut Nam Sook-hee (Kim Tae-ri) dalam usahanya memikat hati Lady Hideko dan menikahinya.
Rencananya, Lady Hideko dinikahi, kemudian dimasukkan ke rumah sakit jiwa, dan Fujiwara merebut harta warisannya. Namun, siapa sangka Nam Sook-hee, yang harus berperan sebagai pelayan pribadi Hideko, malah jatuh cinta pada majikannya tersebut. Keduanya malah menjalin asmara.
Intrik dan romansa yang banyak dihiasi unsur seksualitas serta sadomasokisme elegan khas Park Chan-wook dalam film itu tersaji begitu menarik, dipenuhi plot twist, isu feminisme, dan perjuangan melawan kolonialisme. Nggak mengherankan kalau para juri kemudian menjadikan The Handmaiden sebagai film berbahasa asing terbaik versi BAFTA.
Sayangnya, dalam penganugerahan tersebut, Park Chan-wook, pemain, maupun para kru, berhalangan hadir untuk menerima penghargaan prestisius tersebut.
Acara Tahunan
BAFTA merupakan ajang penghargaan tahunan terhadap dunia hiburan internasional yang meliputi film, televisi, video games, hingga animasi. Semula, ajang yang digelar perdana pada 1958 ini dinamai British Film Academy. Kemudian, pada 1976, British Film Academy bekerja sama dengan Society of Film and Television, sehingga jadilah nama BAFTA.
Baca juga:
"Yowis Ben", Film Bayu Skak yang Bakal Bikin Kamu Kenal Kota Malang
Bambang Pamungkas Akan Menyanyikan Tembang Pucung dalam “Srikandi Nekat”
Nggak jauh berbeda dengan anugerah film internasional lain yang sudah terselenggara selama 2018 ini, sejumlah aktor, aktris, dan film juga berjaya di sini, misalnya Three Billboards Outside Ebbing, Missouri yang muncul sebagai Film Terbaik dan Coco yang kembali menyabet gelar Film Animasi Terbaik. Film yang mengangkat satu tradisi Meksiko juga dinobatkan sebagai Film Adaptasi Terbaik.
Hm, senangnya! Semoga film Tanah Air juga bisa segera berjaya di BAFTA atau anugerah perfilman internasional lainnya ya, Millens! (LIF/GIL)