Inibaru.id - Untuk menumbuhkan semangat kemandirian ekonomi di kalangan remaja perempuan, Pemerintah Kabupaten Rembang menggelar seminar kewirausahaan yang menyasar ratusan siswa SMA sederajat.
Berlangsung di Pendapa Museum RA Kartini, Kutoharjo, Kecamatan Rembang, Selasa (22/4/2025), seminar ini digelar sebagai bentuk nyata dorongan agar para perempuan muda mampu berdiri di atas kaki sendiri.
Kabid UMKM Dindagkop UMKM Kabupaten Rembang Prio Waskito menyebutkan bahwa para pelajar putri merupakan sasaran strategis, sebab mereka adalah generasi penerus yang memiliki potensi besar untuk menjadi penggerak ekonomi lokal, bahkan nasional.
“Adik-adik ini, selain fokus belajar, juga bisa berkreasi dan menghasilkan pendapatan sendiri. Ini adalah bentuk nyata emansipasi ekonomi. Kita beri ruang gerak agar mereka bisa berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal,” ujarnya.
Menurutnya, perempuan muda hari ini nggak hanya berprestasi di sekolah, tapi juga mampu menghasilkan pendapatan sendiri. Ini wujud nyata emansipasi ekonomi berupa satu langkah maju untuk membuktikan bahwa perempuan bisa berdaya dan mandiri.
Tahu Membaca Pasar
Prio menambahkan, era digital justru membuka peluang lebih luas bagi generasi Z yang sudah lekat dengan teknologi. Tanpa harus memproduksi sendiri, mereka bisa menjadi pelaku usaha melalui pemasaran digital, asal tahu bagaimana membaca pasar.
“Menjadi produsen itu tidak selalu berarti harus membuat barang sendiri. Mereka bisa menjadi fasilitator pemasaran. Yang penting, mereka menguasai pangsa pasar,” jelasnya.
Sedikit informasi, data Dindagkop UMKM saat ini menunjukkan adanya lonjakan jumlah pelaku UMKM di Rembang, dari 52 ribu sebelum pandemi menjadi lebih dari 90 ribu.
Menurut Prio, ini menjadi bukti bahwa ruang perempuan untuk berkembang semakin terbuka lebar, terlebih jika sejak dini telah dibekali semangat dan pengetahuan wirausaha.
Semangat itu dirasakan oleh Niswah, salah seorang peserta seminar. Siswa yang bercita-cita membuka usaha kuliner dan kerajinan kain perca ini merasa lebih percaya diri setelah mengikuti seminar.
“Sejak SD, saya sudah punya keinginan jualan, tapi bingung modalnya. Setelah ikut seminar ini, saya jadi lebih semangat, karena ternyata peluangnya besar. Meski kecil-kecilan, kalau tekun bisa berkembang,” tuturnya.
Melalui kegiatan ini, semangat RA Kartini nggak hanya dikenang sebagai simbol perjuangan, tetapi benar-benar diwujudkan dalam bentuk aksi nyata, yakni "emansipasi ekonomi": mencetak perempuan-perempuan muda yang tangguh, kreatif, dan siap membangun masa depan dari tangan sendiri. (Siti Zumrokhatun/E10)
